Membuka Hubungan dengan Israel

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
15/12/2020 05:00
Membuka Hubungan dengan Israel
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SAHARA Barat, selain raja dan Islam, merupakan isu yang mesti steril dari kritik pers dan masyarakat di Maroko. Kalangan pers menyebut isu Sahara Barat dan dua isu lainnya itu sebagai red zone, zona merah, zona berbahaya. Begitu informasi yang saya dapat dari sejumlah  wartawan dan warga Maroko saat saya mengikuti Fellowships Senior Journalist Seminar yang dihelat East-West Center, Honolulu, di Amerika Serikat, Filipina, dan Maroko, pada 2017.

Kerajaan Maroko mengklaim wilayah Sahara Barat sebagai salah satu wilayah Provinsi Selatannya. Maroko mencaplok wilayah itu pada 1975 yang mengarah ke perang gerilya dengan pasukan adat sampai gencatan senjata berlangsung pada 1991. Proses perdamaian sejauh ini gagal untuk memecahkan kebuntuan politik.

Presiden Donald Trump pekan lalu mengumumkan Amerika Serikat mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat. Pengakuan itu imbalan atas kesediaan Maroko memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel. Normalisasi hubungan diplomatik Maroko-Israel itu menghadirkan kontroversi di dalam dan luar negeri.

Karthum, ibu kota Sudan, pada 1967 menjadi lokasi Liga Arab mendeklarasikan ‘tiga tidak’ (three nos): tidak ada damai dengan Israel, tidak ada pengakuan, tidak ada negosiasi. Karthum menjadi simbol sejarah konflik Israel-Palestina. Karthum melupakan deklarasi ‘tiga tidak’ itu.  Pada 23 Oktober 2020, Sudan menormalisasi hubungan mereka dengan Israel. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat mengeluarkan Sudan dari daftar negara pendukung terorisme.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab dan Bahrain memulihkan hubungan dengan Israel. Sebagai imbalan bagi UEA, Perdana Menteri Israel  Benjamin Netanyahu bersedia menangguhkan rencana kontroversial mencaplok bagian Tepi Barat. Bagi Bahrain, pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel akan menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

Pulihnya hubungan diplomatik sejumlah negara muslim berkat diplomasi Trump. Penerusnya, Joe Biden, kiranya akan meneruskan kebijakan pendahulunya dalam soal Palestina-Israel. Bagi Amerika Serikat, solusi dua negara, yakni pengakuan atas kedaulatan Palestina dan Israel, menjadi cara mengakhiri konflik kedua negara. Kedua negara tidak mengakui kedaulatan satu sama lain. Negaranegara muslim tidak   mengakui kedaulatan Israel.

Oman dan Indonesia diberitakan Jerusalem Post sebagai negara berikutnya yang akan memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel. Jerusalem Post menulis pembukaan hubungan diplomatik kedua negara dan Israel diumumkan sebelum Trump lengser pada 20 Januari  2021.

Presiden Abdurrahman Wahid di awal pemerintahannya mewacanakan pembukaan hubungan dagang, bukan hubungan diplomatik, dengan Israel. Presiden Gus Dur ketika itu melihat potensi keuntungan ekonomi yang diperoleh Indonesia dari hubungan dagang dengan Israel.

Jika saja hubungan dagang Indonesia-Israel terjadi, ini serupa hubungan Indonesia-Taiwan. Indonesia punya hubungan ekonomi, tidak hubungan diplomatik, dengan Taiwan. Indonesia tidak mengakui kedaulatan Taiwan. Itu karena Indonesia menjalankan One China Policy, kebijakan satu Tiongkok. Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian negaranya.

Namun, karena ditentang di dalam negeri, rencana membuka hubungan dagang dengan Israel tak berlanjut. Indonesia hanya punya kebijakan visa calling bagi warga negara Israel yang berencana berkunjung ke Indonesia. Jika ada warga Israel mengajukan visa, Direktorat Jenderal Imigrasi membahas apakah akan menerbitkannya atau tidak.

Isu Indonesia bakal membuka hubungan diplomatik dengan Israel diklop-klopkan dengan pertemuan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Presiden Trump di Amerika Serikat dan pertemuan Presiden Jokowi dan Menlu AS Mike Pompeo di Jakarta tempo hari. Seolah ada negosiasi dalam pertemuan-pertemuan itu supaya Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Kemenlu RI membantah Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Kemenlu menegaskan Indonesia konsisten  menjalankan amanah konstitusi, yakni ‘kemerdekaan ialah hak segala bangsa’. Presiden Jokowi dalam pidatonya di sidang umum  Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September lalu menegaskan kembali dukungan Indonesia bagi kemerdekaan Palestina.

Indonesia sejauh ini berpegang teguh pada solusi dua negara. Solusi dua negara yang tercantum dalam resolusi PBB 1974 kiranya menjadi satu-satunya cara menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Konstitusi juga mengamanatkan Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sampai Israel mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, Indonesia boleh mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, demi terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia serta keadilan sosial.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima