Partai Buruh

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
12/10/2020 05:00
Partai Buruh
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PERJUANGAN buruh lewat unjuk rasa tidak selalu menuai hasil. Perlu mengubah strategi perjuangan dari parlemen jalanan dengan membentuk Partai Buruh.

Ribuan orang menamakan diri buruh unjuk rasa di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya, pekan lalu. Mereka menuntut banyak soal yang dipicu pengesahan UU Cipta Kerja. Sebagian dari demo tidak tahu substansi yang diperjuangkan.

Tidak tahu substansi perjuangan karena mereka diajak, tepatnya dibajak. Presiden Joko Widodo menyebut demonstrasi itu pada dasarnya dilatarbelakangi disinformasi mengenai substansi dari undang-undang dan hoaks di media sosial.

Esensi persoalan laten perburuhan di Indonesia ialah masalah kemanusiaan yang amat memilukan. Persoalan pada anak-anak yang harus menjadi pekerja dalam usia yang sangat muda. Pada perempuan muda yang  dipercepat menjadi ibu rumah tangga tanpa merasa ada kesalahan yang patut disesalkan.

Persoalan buruh di Indonesia juga terjadi pada migrasi besar tenaga-tenaga tidak terdidik ke luar negeri. Banyak di antara mereka, terutama asal Nusa Tenggara Timur, kembali tanpa nyawa.

Masalah kemanusiaan yang amat memilukan buruh itu hadir silih berganti bersamaan pergantian rezim sejak reformasi. Penelitian Muhammad Zuhdan (2014) memaparkan persoalan buruh sejak Presiden BJ Habibie sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat rezim Habibie, isu yang berkembang adalah pembebasan tokoh buruh, ratifi kasi konvensi perburuhan, pendirian serikat buruh, dan otonomisasi perburuhan dari kooptasi dan intervensi penguasa.

Kemudian, saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, isu buruh mulai merambah ke wilayah kebijakan pemerintah, yaitu isu penolakan kenaikan BBM, isu menolak kenaikan anggaran militer, isu menolak disahkannya UU PPK dan UU PHI, isu kepemimpinan buruh yang kuat, dan isu konsolidasi penyatuan serikat buruh.

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, buruh dan NGO dirangkul. Memasuki pemerintahan SBY, isu yang berkembang adalah tuntutan kenaikan upah, isu jaminan sosial, BPJS, isu kesetaraan dan keadilan gender, isu kewarganegaraan, isu pendirian partai buruh, dan isu kepemimpinan tunggal buruh.

Penelitian Muhammad Zuhdan sampai pada kesimpulan bahwa gerakan buruh di Indonesia sudah sampai fase gerakan New Labour yang tidak hanya berkutat pada masalah upah atau hubungan industrial semata, tapi sudah jauh melangkah ke isuisu yang bersifat politik praktis maupun politik makro.

Mengapa buruh tidak mengubah metode perjuangan dari parlemen jalanan menuju parlemen sesungguhnya? Bisakah buruh membentuk partai sendiri seperti di luar negeri?

Buruh di negeri ini pada dasarnya ogah berorganisasi. Faktanya, jumlah buruh yang tergabung di serikat buruh memang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah pekerja formal secara keseluruhan.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan pada Maret, jumlah buruh yang tergabung di dalam organisasi serikat buruh cuma 3.378.808 orang. Mereka bergabung ke dalam 195 unit konfederasi dan 1.051 unit federasi. Padahal, data dari BPS menyebutkan jumlah pekerja formal pada 2019 sebanyak 55.272.968 orang.

Dodi Faedlulloh sempat meneliti kegagalan gerakan buruh dan partai buruh pascareformasi. Pada 1999 hadir Partai Pekerja Indonesia (PPI), Partai Buruh Nasional (PBN), Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia (PSPSI), Partai Solidaritas Pekerja (PSP), dan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Tidak ada satu pun partai-partai itu yang memperoleh kursi di parlemen.

Pemilu 2004 hanya menyisakan satu partai buruh yang berhasil lolos verifi kasi dan menjadi kontestan, yaitu Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD). Partai ini merupakan perubahan nama dari PBN yang sebelumnya ikut pada Pemilu 1999. Namun, partai ini kembali gagal memperoleh kursi dalam pemilu nasional, yang hanya mendapatkan 636.397 suara (0,56%).

Begitu juga Pemilu 2009, partai yang memiliki kaitan dengan buruh yang mengikuti pemilu ialah Partai Buruh (PB) yang tak lain merupakan nama baru dari PBSD. Selain PB, ada Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI). PB mendapatkan 265.203 suara (0,25%) dan PPPI memperoleh 745.625 suara (0,72%).

Dua pemilu terakhir, pentolan buruh tidak mau lagi berjuang untuk membentuk partai politik. Elite buruh bersikap pragmatis, cukup mendukung calon presiden.

Dukunglah calon presiden jika elite buruh mau berkantor di Istana. Jika ingin memengaruhi kebijakan legislasi, bentuklah partai politik sendiri atau berafi liasilah dengan partai yang sudah ada. Hanya itu cara buruh membangun posisi tawar. Jangan mau menjadi buruh demo alias orang yang dibayar untuk demo.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima