Tata Kata, Tata Kota, Tata Negara

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
15/9/2020 05:00
Tata Kata, Tata Kota, Tata Negara
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SAYA meminta istilah ‘PSBB total’ yang digunakan versi daring harian ini diubah menjadi ‘PSBB’ saja. 

Dalam pengumumannya tentang pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta mulai 14 September 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sama sekali tak menggunakan terminologi ‘PSBB total’. Nama resminya ‘PSBB’ saja. 

Versi daring harian ini kemudian menggunakan PSBB jilid II. Ini lebih baik karena lebih netral, tanpa dramatisasi. Media-media daring, juga televisi, saya periksa menggunakan istilah ‘PSBB total’. Entah dari mana istilah ini muncul.

Dalam pernyataannya pada 10 September 2020, Anies menggunakan istilah ‘menarik rem darurat’ dan ‘kembali ke PSBB ketat’. Ini kiranya yang kemudian diterjemahkan secara kreatif oleh media sebagai ‘PSBB total’. 

Tidak salah-salah amat sebetulnya media menafsirkan ‘menarik rem darurat dan kembali ke PSBB ketat’ sebagai ‘PSBB total’. Toh, sama-sama ada dramatisasi dalam istilah ‘PSBB ketat’ atau ‘menarik rem darurat’, dan ‘PSBB total’.

Akan tetapi, istilah ‘menarik rem darurat’, ‘PSBB ketat’, ‘PSBB total’, atau ‘mengerem mendadak’ kiranya memantik polemik, perlawanan, juga kehilangan. 

Kita semua membayangkan DKI Jakarta kembali ke PSBB awal ketika mal harus tutup, ojek daring tak boleh mengangkut penumpang, bandara berhenti beroperasi, orang bepergian dari dan ke DKI Jakarta harus punya surat keterangan izin keluar masuk, dan seterusnya. 

Kita semua membayangkan PSBB 14 September 2020 seketat atau setotal PSBB awal. Tidak mengherankan orang berpolemik tentang perlu tidaknya penerapan ‘PSBB total’ itu di saat kita semua telanjur menikmati ruang kebebasan meski tidak sepenuhnya. 

Para pelaku ekonomi dan menteri-menteri ekonomi juga ‘melawan’ pemberlakuan ‘PSBB ketat’ di saat ekonomi mulai menggeliat. Pun ‘rem darurat’ atau ‘rem mendadak’ yang dinyatakan A nies, menurut para pelaku pasar, membuat kita kehilangan hampir Rp300 triliun di pasar saham.

Ternyata eh ternyata, PSBB DKI Jakarta kali ini tidak seketat, tidak setotal, tidak sedarurat, dan tidak semendadak yang kita bayangkan. PSBB jilid II malah lebih longgar jika dibandingkan dengan PSBB awal. 

Mal boleh buka, ojek daring boleh mengangkut penumpang, orang tidak memerlukan SIKM, bandara tetap beroperasi, dan berbagai kelonggaran lainnya. Words don’t mean, people mean. Kata-kata tak bermakna, tetapi oranglah yang memberi makna pada kata-kata itu.

Berhati-hatilah menata kata-kata karena orang bisa sesuka hati menafsirkannya. Kata-kata punya kekuatan. Tata kata bisa memengaruhi tata kota dan tata negara. Tata kata ‘PSBB ketat’, ‘PSBB total’, ‘rem mendadak’, dan ‘rem darurat’ yang ternyata tidak ketat, tidak total, tidak mendadak, dan tidak darurat, membuat penataan PSBB di Ibu Kota kehilangan wibawa. 

Dalam bahasa media sosial, alih-alih rem darurat atau rem mendadak, yang terjadi malah rem blong. Pada gilirannya ini memengaruhi ketatanegaraan kita yang sedang berjuang menekan laju penyebaran covid-19. 

Bijaklah menata kata, berhentilah bermain dengan kata-kata, karena ia bisa memengaruhi tata kota dan tata negara. Tiada jalan lain kecuali penegakan hukum serius yang bisa menjadikan PSBB di DKI Jakarta betul-betul ketat, total, dan darurat. 

Cuma penegakan aturan serius yang bisa memulihkan kewibawaan PSBB di Ibu Kota. Jangan ada lagi hukuman yang sebetulnya cuma gimmick seperti pelanggar PSBB disuruh masuk ke peti mati. 

Tidak boleh lagi ada perkantoran yang puluhan karyawannya positif covid-19 dibiarkan beroperasi. Celakanya, Anies Baswedan diam seribu bahasa ihwal terminologi ‘PSBB total’ itu. Ada beberapa kemungkinan.

Pertama, tidak salah bila disebut ‘PSBB total’ karena memang itulah yang diinginkannya. Namun, karena memicu polemik, perlawanan, dan kehilangan, terjadi kompromi dan akomodasi supaya ekonomi tetap bergerak. 

Kedua, Anies menganggap tidak perlu menjelaskan karena penjelasan tak berguna lantaran polemik, perlawanan, dan kehilangan telanjur terjadi.

Yang menjelaskan Anies tidak mengucapkan istilah ‘PSBB total’ justru Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Doni dengan perkataannya atau tata katanya yang bijak tidak hanya telah menyelamatkan Anies, tetapi juga menyelamatkan tata kelola PSBB di Ibu Kota dan negara. Pantas saja bila tagar Pak Doni menjadi trending topic kemarin.
 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima