Percaya dan Rasa Aman

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
11/8/2020 05:00
Percaya dan Rasa Aman
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SALAH satu yang menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II lalu ialah turun tajamnya konsumsi masyarakat. 

Pada kuartal I saja penurunan konsumsi masyarakat hampir mencapai 50% dari biasanya, padahal kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir mencapai 60%.

Tentu pertanyaannya, mengapa penurunan konsumsi masyarakat begitu tajam? Pertama, tentunya karena memang ada pembatasan kegiatan untuk menekan tingkat penularan. 

Ini berdampak nyata pada pendapatan kelompok pekerja informal dan keluarga miskin. Oleh karena itu, jawaban yang diambil pemerintah ialah memberikan bantuan langsung tunai. Faktor kedua, kelompok menengah-atas menahan belanja mereka.

Selain faktor ketidakpastian yang mengharuskan kelompok ini menahan pengeluaran, ada juga faktor kekhawatiran tertular covid-19. Ketidakpercayaan kepada cara penanganan covid-19 menurunkan rasa aman untuk kembali beraktivitas.

Kedua hal terakhir inilah yang perlu ditangani apabila kita tidak ingin mengalami resesi. Masyarakat harus bisa diyakinkan bahwa keadaan sudah terkendali, sehingga mempunyai rasa aman. Kalau kelompok menengah-atas mulai berani melakukan aktivitas dan mendorong kembali konsumsinya, perekonomian ini akan cepat bisa menggeliat.

Pekerjaan inilah yang sekarang dilakukan Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Dokter-dokter dilibatkan langsung dalam organisasi untuk menangani bidang pelayanan kesehatan, perubahan perilaku, dan bahkan komunikasi publik. 

Langkah penanganan kesehatan dilakukan  bersamaan dengan kampanye besar untuk mengajak masyarakat mau menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir sebagai bagian langkah preventif.

Sekarang ini jumlah penularan covid-19 kembali meningkat, terutama di DKI Jakarta, karena masyarakat alpa untuk memproteksi diri. Banyak orang yang cuek berkegiatan di luar rumah tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak. Bahkan banyak kantor pemerintah dan
lembaga yang menjadi klaster baru karena tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Sejak memimpin Gugus Tugas, Ketua Satgas Doni Monardo selalu mengingatkan, protokol kesehatan adalah harga mati. Kita harus memiliki disiplin diri dan disiplin kolektif untuk setiap saat menggunakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan sebelum memegang bagian wajah kita, khususnya mulut, hidung, dan mata.

Semua itu harus menjadi bagian dari kebiasaan hidup kita. Sama seperti orang yang otomatis memakai helm kalau mengendarai motor atau memakai sabuk keselamatan ketika duduk di dalam mobil.

Kalau pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk kembali melakukan kegiatan, bukan berarti faktor kesehatan boleh ditinggalkan. Keseimbangan antara menjaga kesehatan dan ekonomi harus menjadi kesadaran kita bersama. 

Kita harus pandai menjaga diri jangan sampai kita tertular covid-19, tetapi secara bersamaan jangan sampai terkapar oleh tekanan ekonomi. Kita tidak pernah akan bisa memulihkan ekonomi ini kalau tidak muncul kesadaran bersama untuk menjaga kesehatan masing-masing.

Semua harus mau saling melindungi yang lainnya dan satu-satunya jalan untuk bisa melakukan itu ialah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Memang tidak mudah untuk membangun kesadaran apalagi dalam masyarakat yang besar seperti Indonesia. 

Akan tetapi, belajar dari pengalaman Gerakan Keluarga Berencana di zaman Orde Baru, kita bisa melakukan itu. Kuncinya gerakan itu harus dilakukan secara masif, serentak, dan terus-menerus digaungkan di seluruh Indonesia.

Pelibatan semua komponen masyarakat sebagai tokoh perubahan penting dilakukan. Di setiap daerah pasti ada tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama yang didengar suaranya. Merekalah yang harus kita gunakan untuk mengubah kebiasaan masyarakat. 

Penggunaan bahasa lokal akan membuat masyarakat lebih mudah memahami pesan yang disampaikan. Tidak terkecuali tentunya pelibatan kelompok perempuan. Ibu-ibu penggerak PKK yang ada di daerah sangat berpengaruh untuk mengingatkan masyarakat agar mau menjaga kesehatan. 

Mereka harus bisa diajak untuk membuat ibu-ibu anggotanya mau mengingatkan anggota keluarga untuk selalu menggunakan masker, tidak berkerumun, dan selalu mencuci tangan dengan sabun.

Sekarang ini semua orang sebenarnya terdampak oleh covid-19. Kalau pun tidak tertular, tetapi ekonomi keluarga pasti terganggu. Banyak orang yang bahkan sudah dirumahkan dan otomatis tidak memiliki pendapatan lagi.

Semua orang pasti ingin segera mengakhiri kondisi seperti ini agar kehidupan keluarga tidak semakin terimpit. Untuk itu, semua orang harus mau berkorban. Caranya tidak sulit, yakni sama-sama disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan sabun. 

Kalau kita mampu membangun disiplin itu, kepercayaan akan tumbuh, rasa aman pun akan muncul, dan kita pun akan membangun masa depan lebih baik karena orang akan bisa melakukan kegiatan tanpa takut tertular covid-19.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima