Ayo Kerja!!!

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
07/8/2020 05:00
Ayo Kerja!!!
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DUGAAN kita bahwa kuartal II menjadi turbulensi ekonomi yang hebat akhirnya terbukti. Untuk pertama kali sejak 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang dalam. Pertumbuhan ekonomi anjlok lebih dalam dari yang diperkirakan, yakni minus 5,32%.

Pertumbuhan negatif memang tidak bisa dihindarkan karena kegiatan ekonomi praktis terhenti sepanjang empat bulan sejak kasus covid-19 muncul di awal Maret.  Kita memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan untuk menurunkan angka penularan covid-19 karena penyebab utama penularan ialah pergerakan manusia yang mengidap virus korona.

Persoalan yang sekarang harus bisa dijawab ialah bagaimana membuat pertumbuhan negatif itu tidak berlanjut. Kita sepakat untuk segera membalikkan keadaan agar tidak terjerumus dalam situasi resesi. Kita harus menghindarkan diri dari resesi karena akan berdampak nyata kepada kehidupan masyarakat.

Resesi akan menyebabkan kegiatan ekonomi berjalan mundur. Konsekuensi paling nyata bukan hanya pendapatan masyarakat akan menurun, melainkan banyak orang akan kehilangan pekerjaan. Ketika sistem sosial tidak bisa menopang kehidupan mereka yang kehilangan pekerjaan, itu akan menciptakan kelompok masyarakat yang lapar.  Berulang kali kita ingatkan, orang lapar itu sangat mudah menjadi orang yang marah. Apabila kita tidak ingin mengalami resesi, di kuartal III ini, kita mininal harus bisa tumbuh 5,32%. Pertanyaan apakah mungkin itu dilakukan dan kalau memang mungkin langkah apa yang akan dilakukan?

Kita tentu harus optimistis untuk bisa membalikkan keadaan. Namun, langkah itu harus dimulai dari sekarang dan harus tepat caranya. Kita harus segera bekerja karena kuartal III praktis tinggal satu setengah bulan saja yang tersisa.

Langkah yang pertama harus menjadi perhatian untuk mendorong pertumbuhan ialah memperbaiki belanja rumah tangga. Selama ini belanja rumah tangga menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi. Sekarang menurun lebih dari setengahnya karena daya beli masyarakat yang tergerus.

Untuk mendorong daya beli masyarakat, pemerintah memutuskan memberikan bantuan langsung tunai. Ini merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan sumber pertumbuhan. Apalagi sekarang ditambahkan kepada para pekerja formal yang gaji bulanannya di bawah Rp5 juta dengan bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan.

Faktor pertumbuhan kedua yang perlu dioptimalkan ialah belanja pemerintah. Sekarang ini masih ada anggaran sebesar Rp1.800 triliun yang harus dibelanjakan dalam lima bulan terakhir ini. 

Pemerintah perlu menyisir anggaran yang ada di kementerian dan lembaga serta didorong pembelanjaannya. Kalaupun sulit membuat program, paling tidak kementerian harus bisa membuat program padat karya tunai agar masyarakat mempunyai pekerjaan.

Ketiga yang harus diperhatikan pemerintah ialah kegiatan di sektor dunia usaha. Memang kita tidak mungkin mengharapkan ada investasi baru. Namun, industri-industri yang ada harus dibantu untuk tetap berkegiatan.

Salah satu contoh industri manufaktur yang menjadi salah satu unggulan kita ialah industri kertas dan karton. Selain padat karya karena menyerap ribuan pegawai, kontribusi kepada ekspor juga besar. Produksi tahunan karton pembungkus itu sekitar 6,5 juta ton per tahun. Industri recycling ini 52% bahan bakunya berasal dari dalam negeri dan 48% berasal dari impor.

Sekarang industri ini sedang kesulitan bahan baku. Penyebabnya sebenarnya sederhana, perbedaan antara aturan dan pelaksanaan. Surat Kesepakatan Bersama tiga menteri memperbolehkan kadar plastik dalam impor karton bekas maksimal 2%, tetapi pihak Sucofindo sebagai pelaksana masih berpegang kepada aturan lama Kementerian Perdagangan maksimal 0,5%.

Akibat dari ketidaksinkronan kebijakan tersebut, industri terancam kekurangan bahan baku. Kalau industri sampai tidak punya bahan baku, otomatis harus merumahkan sebagian karyawannya. Pertanyaannya, apakah dalam kondisi seperti sekarang, ketika pemerintah membutuhkan kegiatan industri dan lapangan kerja, tidak ada jalan keluar yang bisa dilakukan pemerintah?

Sekarang ini tidak bisa pemerintah membiarkan keadaan terhenti tanpa ada solusi. Harus ada terobosan yang dilakukan apabila tidak ingin terjebak ke dalam situasi resesi. Kita harus berani berbuat untuk menghindari resesi.

Penurunan industri sangat luar biasa dalamnya di kuartal II lalu. Pemerintah harus mendata semua industri itu dan diketahui benar kondisinya. Bahkan tidak hanya berhenti sampai di sana, harus diberikan jalan keluarnya. Sekarang ini yang lebih dibutuhkan ialah tetap bergeraknya kegiatan ekonomi agar masyarakat tetap memiliki pekerjaan. Karena itu, ayo kerja!!!



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima