Preman Dambaan Rakyat

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
08/7/2020 05:00
Preman Dambaan Rakyat
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DUA peristiwa premanisme baru-baru ini menggegerkan Tanah Air. Pertama, pembunuhan yang dilakukan tokoh preman John Kei terhadap anak buah tokoh preman saingannya, Nus Kei. Kedua, aksi anggota DPR yang mengusir direktur satu holding BUMN lalu meminta jatah corporate social responsibility atau CSR untuk daerah pemilihannya yang oleh sejumlah media digambarkan sebagai premanisme politik.

Istilah preman pertama kali lahir di dunia perkebunan di Deli, Sumatra Timur, kini Medan, Sumatra Utara. Preman berasal dari bahasa Belanda vrijeman. Vrije berarti bebas dan man laki-laki. Vrijeman kira-kira artinya laki-laki  bebas. Dalam bahasa Inggris disebut free man. Dari sisi etimologis atau asal muasal bahasa tidak ada preman perempuan.

Ceritanya, perkebunan di Deli tempo dulu mempekerjakan kuli Jawa, Tionghoa, juga Tamil. Namun, ada orang-orang yang menolak bekerja di perkebunan. Mereka inilah yang disebut vrijeman. Vrijeman dalam makna harfiahnya ialah mereka yang bebas atau tidak terikat dengan perkebunan.

Vrijeman ketika itu berhati mulia. Mereka sering kali tampil membela para kuli dari kekejaman tuan kebun. Rakyat menyukai mereka. Rakyat menyediakan mereka makan-minum gratis. Mereka bebas makan-minum. Bebas yang dalam bahasa Belanda disebut vrije, dilafalkan prei oleh lidah Melayu. Preman karena itu bisa pula singkatan dari prei makan-minum.

Para penguasa dan pengusaha perkebunan menganggap preman pembuat onar. Namun, ada pula tuan kebun yang memanfaatkan para preman untuk menangkap dan menghukum para kuli yang berulah. Kekuasaan memanfaatkan preman. Kekuasaan berselingkuh dengan preman.

Dalam perkembangannya, preman lebih banyak menyusahkan rakyat ketimbang melindungi rakyat. Pertarungan dua organisasi pemuda yang sering dikaitkan dengan premanisme di Medan menghadirkan ketakutan pada warga. Perkelahian kelompok John Kei dan Nus Kei di Jakarta pasti membuat rakyat takut.

Para preman sering memeras. Mereka menakut-nakuti seraya berjanji melindungi rakyat dengan imbalan. Satu penelitian mengungkap, pada kerusuhan Mei 1998 di Medan, para preman mengancam menjarah warga Tionghoa, tetapi berjanji melindungi mereka dengan imbalan. Kelompok yang sering disebut preman berjubah mendatangi pemilik majalah Playboy Indonesia di Bali dan berjanji tidak akan mengajukan banding atas kasus majalah yang dituduh porno itu asalkan sang pemilik mentraktir dan mengongkosi mereka naik haji. Ini serupa anggota DPR tadi yang mengancam mengusir direktur satu BUMN seraya meminta imbalan CSR.

Kekuasaan rupanya meniru tuan kebun memanfaatkan dan melindungi para preman. Sebagai imbalan, penguasa memberi mereka kewenangan mengelola lahan parkir atau menjadi penjaga keamanan. “Tercipta perbedaan kabur antara preman dan kekuasaan,” kata Jemma Purdey dalam buku Anti-Chinese Violence in Indonesia 1996-1999.

Banyak contoh perselingkuhan kekuasaan dan preman. Pada 1965, negara menganggap penjarahan, kekerasan, bahkan pembunuhan terhadap kalangan Tionghoa oleh satu kelompok pemuda seusai peristiwa G-30 S sebagai kriminal biasa, bukan tindakan rasial. Satu organisasi yang dikaitkan dengan premanisme berunjuk rasa menandingi unjuk rasa mahasiswa menjelang Sidang MPR 1978. Polisi yang menembaki rumah tokoh preman di Medan setelah anak buah sang preman membunuh seorang polisi ‘ditegur’ pihak militer di penghujung Orde Baru. Kandidat kepala daerah di Sumatra Utara memanfaatkan jasa preman supaya menang di Pilkada Sumut 2008. Bahkan, kekuasaan pula yang melahirkan kelompok yang kelak disebut preman berjubah menjelang reformasi.

Dunia terbalik. Kini preman yang coba ‘memanfaatkan’ kekuasaan. Tim kuasa hukum John Kei diberitakan mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Mereka minta bertemu Jokowi supaya mendapat perlindungan presiden dari intervensi kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan dalam proses hukum terhadap John Kei.

Kita mendambakan preman beraksi serupa awal kelahirannya, yakni membela dan melindungi rakyat. Rakyat menginginkan preman beraksi serupa Robin Hood atau si Pitung. Akan tetapi, dambaan semacam ini kiranya utopis belaka, mustahil terjadi. Tiada jalan lain untuk menghilangkan premanisme, kecuali kekuasaan tak menyelingkuhinya dan tegas menindaknya secara hukum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima