Agar Indonesia Tidak Kolaps

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
24/6/2020 05:00
Agar Indonesia Tidak Kolaps
Ilustrasi(MI/Ebet)

BERTRAND Zobrist ialah ahli genetika yang juga miliarder. Dia percaya harus ada tindakan demi mengurangi populasi Bumi. Ia menciptakan virus bernama inferno untuk memusnahkan setengah populasi Bumi demi menyelamatkan separuh isinya. Inferno bahasa Latin bermakna ‘neraka’. Zobrist meyakini setelah setengah populasi Bumi musnah, renaisans hadir.

Zobrist bunuh diri ketika diburu agen pemerintah. Namun, dia telah meletakkan virus tersebut di suatu tempat. Melalui penelusuran rumit, ahli simbol Universitas Harvard Profesor Robert Langdon bersama World Health Organization menemukan virus itu diletakkan di bawah tanah bangunan Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Langdon dan WHO berhasil mencegah penyebaran virus.

Kisah di atas ada dalam novel Dan Brown berjudul Inferno. Inferno diadaptasi ke dalam film dengan judul sama dan dirilis Oktober 2016. Film Inferno baru-baru ini diputar ulang di jaringan televisi berlangganan internasional dan televisi dalam negeri. Pemutaran ulang Inferno kelihatannya untuk ‘memperingati’ pandemi virus korona yang tengah melanda Bumi.

Sebagian fakta sejarah memperlihatkan setelah kehancuran, muncul kemajuan. Jepang yang hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika mengalami kemajuan luar biasa di segala segi kehidupan. Tak usah jauh-jauh, setelah hancur diterjang tsunami, Aceh mengalami kemajuan. Minimal jalan-jalannya kini beraspal mulus dan warung-warung kopinya ramai pengunjung setiap malam.

Namun, sebagian fakta sejarah membuktikan peradaban betul-betul berakhir dengan kepunahan setelah mengalami krisis; peradaban sekurang-kurangnya tenggelam dalam krisis berkepanjangan, tak bisa segera bangkit. Romawi contoh peradaban yang musnah setelah mengalami krisis lingkungan dan krisis kepemimpinan. Tak perlu jauh-jauh, Timor Leste, mohon maaf, contoh negara yang tenggelam dalam krisis berkepanjangan meski sudah terbebas sejak 20 tahun silam dari krisis ‘teraneksasi’ Indonesia.

Itu artinya krisis tak otomatis mendatangkan kemajuan. Krisis berwajah ganda serupa dua sisi mata uang. Di satu sisi tergambar peluang menantang dan sisi satunya lagi tergambar bahaya menghadang.

Kata sosiolog Arnold Toynbee, kebangkitan setelah krisis hanya milik peradaban yang mampu merespons peluang. Peradaban atau negara yang sanggup merespons peluang bakal tampil sebagai pemenang. Jepang bangkit dan mencapai kemajuan karena sukses merespons krisis akibat dijatuhi bom atom.

Krisis kesehatan yang berdampak pada krisis ekonomi akibat pandemi covid-19 juga membentangkan peluang. Dari sisi kesehatan, terbentang peluang bagi negara-negara untuk menciptakan vaksin. Dari sisi ekonomi, peluang memulihkan ekonomi menantang semua negara.

Tiongkok sebagai negara pertama yang mengalami krisis pandemi covid-19 sepertinya menjadi negara yang sanggup merespons peluang. Boleh jadi negara ini yang pertama menemukan vaksinnya. Negara ini pula yang lebih cepat memulihkan ekonominya karena dia keluar lebih dulu dari pandemi covid-19. Tiongkok diprediksi menjadi negara pemenang mengalahkan Ame rika. Mungkin itulah sebabnya Amerika menuduh Tiongkok serupa Zebrist telah merekayasa virus.

Indonesia mesti mampu merespons peluang dari pandemi covid-19. Di bidang kesehatan, kita mesti melakukan invensi dan investasi. Kita sukses mengembangkan ventilator dan alat rapid test. Bagus sekali bila kita menemukan vaksinnya.

Di bidang pemulihan ekonomi, kita ambil contoh dunia pariwisata sebagai sektor ekonomi yang paling terpuruk gara-gara pandemi covid-19. Tepat bila negara ini kelak, setelah ditemukannya vaksin, merespons peluang di dunia pariwisata dengan quality tourism, bukan lagi mass tourism. Kita tak perlu lagi berkutat mendatangkan 20 juta turis mancanegara ke Indonesia.

Mass tourism memicu apa yang oleh majalah TIME disebut tourism trap. Turisme massal menjebak kita dalam krisis lingkungan. Profesor geografi University of California Jared Diamond bilang krisis lingkungan menjadi penyebab kolapsnya peradaban. Itu artinya turisme massal mendatangkan krisis dan dalam jangka panjang bisa meruntuhkan peradaban.

Indonesia harus sanggup merespons peluang di balik pandemi covid-19. Bila tak bisa jadi pemenang, merespons peluang di balik pandemi virus korona secara jitu, sekurang-kurangnya membuat peradaban kita tak tenggelam dalam krisis berkepanjangan, apalagi kolaps menjadi negara gagal.

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima