Terukur dan Akuntabel

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
15/5/2020 05:30
Terukur dan Akuntabel
(MI/Ebet)

PENJELASAN Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkaitan kondisi ekonomi dan keuangan yang kita hadapi pada masa wabah covid-19 sangatlah jelas dan gamblang. Kita sedang menghadapi situasi di mana persoalan kesehatan telah bertransmisi menjadi persoalan sosial dan juga ekonomi serta keuangan.

Dalam acara webinar bertajuk “Indonesia Moving Forward” yang diselenggarakan iD.M, Menkeu mengatakan, upaya penurunan angka kemiskinan menjadi satu digit yang diperjuangkan dalam waktu delapan tahun, sirna dalam waktu empat bulan. Angka kemiskinan di Indonesia tiba-tiba kembali seperti 2011 akibat wabah covid-19 ini. 

Demikian juga angka pengangguran. Dalam skenario berat diperkirakan angka pengangguran akan bertambah mendekati 3 juta orang. Apabila yang terjadi skenario sangat berat bahkan bisa mendekati angka 6 juta orang.
         
Kondisi seperti ini bukan hanya dialami oleh Indonesia saja. Semua negara di dunia dihadapkan kepada kondisi antara kecepatan mengendalikan wabah covid-19 dan kemampuan untuk mencegah terjadi pemburukan kondisi sosial, ekonomi, dan juga keuangan yang lebih dalam.

Respons yang ditempuh setiap negara memang berbeda. Namun ada satu yang sama yakni, jaring pengaman sosial menjadi langkah yang pertama dan utama. Semua berupaya menghindari terjadinya krisis sosial untuk mencegah komplikasi persoalan.
     
Tidak usah heran apabila sekarang ini lebih banyak warga yang mendapatkan bantuan sosial. Kelompok masyarakat yang nyaris miskin, kini juga harus diberikan bantuan. Bahkan pemerintah mempersiapkan bantuan sampai Desember. Dalam bentuk dana tunai sebesar Rp 600 ribu per bulan pun, sejak Rabu sudah disalurkan melalui kantor pos.
         
Menkeu tidak menutup mata, masih ada bantuan yang tidak tepat sasaran. Untuk itu partisipasi masyarakat dibutuhkan guna ikut mengawasi. Dengan perbaikan yang dilakukan sambil berjalan, maka bantuan jaring pengaman sosial bisa lebih tepat sasaran.
         
Bagaimana dengan dunia usaha yang ikut mengalami kesulitan? Langkah pemerintah untuk memberikan keringanan pajak dan bahkan untuk mereka yang nilai usahanya di bawah Rp 10 miliar mendapatkan keringanan membayar cicilan kredit, sangatlah berarti. Tetapi masalah yang lebih berat dilakukan pengusaha saat ini adalah tidak adanya arus kas bahkan untuk membayar pajak.
         
Menkeu mengatakan, semua persoalan tidak mungkin ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Namun pemerintah terus mengikuti perkembangan dan melakukan berbagai penyesuaian untuk mencegah jangan sampai persoalan kesehatan mengimbas ke persoalan ekonomi apalagi keuangan.
         
Langkah yang ditempuh pemerintah diupayakan untuk tetap terukur dan akuntabel. Apalagi Sri Mulyani belum bisa memperkirakan sampai kapan wabah covid-19 ini akan berlangsung. Karena itu pemerintah tidak ingin bertindak gegabah dan terburu-buru agar jangan sampai ketika wabah covid-19 berakhir muncul pertanyaan mengapa langkah seperti itu diambil.
         
Sri Mulyani sangat tahu bahwa bangsa Indonesia ingatannya pendek. Sekarang semua memang menyadari kegentingan yang dihadapi sehingga banyak langkah terobosan berani yang diusulkan. Namun ketika krisis berlaku, banyak orang lupa akan kegentingan yang dulu dihadapi dan cenderung menyalahkan kebijakan yang diambil pada saat kegentingan karena bertumpu pada kondisi yang sudah normal.
         
Undang-undang kebijakan keuangan negara dan stabilitas keuangan dalam menangani pandemi Covid-19 yang baru disetujui Dewan Perwakilan Rakyat menjadi pegangan pemerintah untuk mengantisipasi gejolak yang akan terjadi di depan. Dengan sisi penerimaan yang tertekan dalam akibat geliat ekonomi yang mandek, sedangkan kebutuhan pengeluaran untuk penanganan covid-19, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi akan sangat besar, maka dibutuhkan keleluasaan untuk penanganan kebijakan fiskal maupun moneter.
         
Memang mustahil untuk menggunakan UU APBN yang membatasi defisit anggaran maksimal 3% dari produk domestik bruto. Banyak negara bahkan sudah mengambil pilihan memberikan stimulus ekonomi di atas 10% dari PDB mereka. Dengan besaran kerusakan yang diakibatkan wabah covid-19, memang dibutuhkan biaya penanganan dan pemulihan yang sangat mahal.
         
Ibarat orang sedang bertinju, semua negara sekarang ini hanya bisa bertahan dari gempuran pukulan covid-19. Yang diupayakan adalah jangan sampai mengalami knock-down karena itu akan menyebabkan punch drunk serta sulit untuk bisa bangkit dan berdiri apalagi melanjutkan pertarungan.
       
Kita akan terus berupaya untuk bisa berdiri dan bangkit meraih kemenangan. Segala daya dan upaya terbaik harus kita kerahkan. Yang kita perlukan sekarang adalah bersatu dan memikul beban ini bersama. Jangan sampai ada yang hanya menjadi penumpang bebas dan kemudian bahkan mencoba mengambil untung bagi dirinya sendiri. Akuntabilitas menjadi penting agar kita bisa saling mengawasi untuk kebaikan.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima