Menteri Ngeyel?

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media group
30/4/2020 05:30
Menteri Ngeyel?
(MI/Ebet)

PENYALURAN bantuan sosial alias bansos tetap memegang teguh prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sebab, bansos dibiayai APBN yang menurut konstitusi harus dilaksanakan terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Keterbukaan dan tanggung jawab bansos terpatri dalam  enam prinsip penyalurannya, yaitu tepat sasaran, tepat kualitas, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, dan tepat administrasi.

Tepat sasaran dan tepat administrasi mutlak berbasiskan data. Penyaluran bansos berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang dikelola Kementerian Sosial di tingkat nasional.

Keberadaan DTKS diperintahkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Ringkasnya begini: Mensos menetapkan kriteria yang dijadikan dasar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan pendataan orang miskin.

Data dari BPS itu kemudian diverifikasi dan divalidasi oleh potensi dan sumber kesejahteraan sosial di kecamatan, kelurahan atau desa. Yang dimaksud dengan ‘potensi sumber kesejahteraan sosial’ antara lain karang taruna, organisasi sosial, pekerja sosial masyarakat, dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan.

Hasil verifikasi dan validasi dilaporkan kepada bupati/wali kota. Kemudian bupati/wali kota menyampaikan hasil verifikasi dan validasi kepada gubernur untuk diteruskan kepada menteri sosial. Dengan demikian, DTKS ialah data terpadu yang sudah terverifikasi dan tervalidasi di tingkat desa dan kelurahan.

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Mensos Nomor 8/HUK/2019, data terpadu itu memuat rincian secara lengkap by name by address. Data itu terbuka untuk umum, jumlahnya sekitar 99 juta jiwa.

Data sudah lengkap tapi mengapa terjadi penyimpangan di lapangan? Bukankah Kemensos sudah menggelar Rapat Koordinasi Nasional Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Tahun 2020?

Rapat diselenggarakan untuk membangun kesamaan persepsi dan pemahaman terhadap pelaksanaan verifikasi dan validasi DTKS. Peserta rapat pada Februari itu ialah kepala dinas sosial 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Jika masih ada penyimpangan penyaluran bansos, eloknya kepala daerah tidak perlu mencari kambing hitam, apalagi mencaci-maki. Ingat filosofi jari. Saat telunjuk menunjuk orang lain, jari tengah, jari manis, dan kelingking menunjuk ke diri sendiri.

Harus tegas dikatakan bahwa kekisruhan data bansos menjadi tanggung jawab kepala daerah, bukan menteri. Jika ada yang cuci tangan apalagi mencari kambing hitam, kepala daerah itu yang tidak bertanggung jawab.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui adanya beberapa kesalahan data penerima bansos di periode pertama pembatasan sosial berskala besar. Kesalahan data itu berakibat pada warga yang ternyata masih mampu mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah. Ia tetap menggunakan data yang ada sambil dikoreksi.

Lain lagi reaksi Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar, yang terekam video dan viral di media sosial. Ia mencak-mencak ke sejumlah menteri.

"BLT-nya kapan? Masih mau buka-buka rekeninglah, inilah, kriteria macam-macam. Negeri sudah mau bangkrut menteri-menteri masih pada ngeyel," kata Sehan. Ia mengaku bingung.

Sehan tidak perlu bingung. Ada bantuan yang disalurkan Kemensos, bantuan yang disalurkan melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta bantuan yang disalurkan pemerintah daerah. Prinsip utama penyaluran bantuan ialah tidak tumpang tindih satu sama lain.

Petunjuk penyaluran bansos dari Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijadikan pegangan. Penyaluran bansos tetap merujuk kepada DTKS. Jika ditemukan ketidaksesuaian, bantuan tetap dapat diberikan dan data penerima bantuan baru tersebut harus dilaporkan kepada dinas sosial atau Kemensos untuk diusulkan masuk ke dalam DTKS sesuai peraturan yang berlaku.

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur memang unik. Ketua DPRD Fuad Landjar adalah putra sulung Bupati Sehan Salim Landjar yang sudah dua periode memimpin daerah itu. Anak keduanya, Amalia Ramadhan Landjar, kini digadang-gadang menjadi calon bupati yang bertarung dalam Pilkada 2020. Jadi, siapa yang ngeyel?



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima