Stafsus Milediam

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
18/4/2020 05:30
Stafsus Milediam
Ilustrasi(MI/Tiyok)

SAYA menulis kolom berjudul ‘Paruh Waktu Mengurus Negara’ di forum ini beberapa waktu setelah Presiden Jokowi mengangkat sejumlah milenial sebagai staf khususnya. Saya mengkritik diizinkannya para milenial itu rangkap jabatan. Selain menjabat staf khusus presiden, mereka menjabat chief executive officer di perusahaan startup yang mereka bangun.

Ada dua hal yang saya khawatirkan sehingga saya melayangkan kritik itu. Pertama, para milenial staf khusus presiden itu pejabat negara yang mesti mengurus negara, dan mengurus negara itu berat. Mengurus negara pantang ‘disambi’, menjadikannya sekadar pekerjaan sampingan.

Kedua, rangkap jabatan bisa memunculkan konflik kepentingan. Konflik kepentingan itu terjadi. Staf Khusus Andi Taufan Garuda Putra menyurati seluruh camat di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi untuk mendukung program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Andi menyurati camat supaya melibatkan Amartha Mikro Fintek, perusahaan miliknya, dalam program tersebut. 

Staf khusus milenial Adamas Belva Syah Devara juga rawan dituding punya konfl ik kepentingan ketika startup Ruangguru miliknya terlibat dalam program kartu prakerja. Ini berbeda dengan Nadiem Makarim, yang bersih dari tuduhan ada konfl ik kepentingan ketika Gojek disebut-sebut diizinkan mengangkut penumpang saat pembatasan sosial berskala besar, karena dia meninggalkan perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang didirikannya itu begitu diangkat menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan.

Mungkin karena boleh nyambi, para staf khusus milenial itu kelihatan semringah ketika difoto seusai pengangkatan mereka diumumkan Presiden. Mereka berpose dalam foto tak serupa orang yang mendapat tugas berat. Pose mereka lebih mirip grup K-pop yang akan menggelar konser.

Seorang teman di media sosial mengomentari tulisan saya itu dengan menyebut staf khusus milenial itu sebagai staf khusus milediam. Selama beberapa waktu para staf khusus milenial itu terkesan tak terlihat atau terdengar kiprahnya, diam saja. Sejak Presiden mengangkat mereka, ada yang mengkritik mereka sekadar aksesori, pajangan.

Mungkin karena tak mau terus-menerus disebut aksesori, mereka mulai bekerja dan berbicara, tak lagi diam. Celakanya, sekali bekerja, dua di antaranya, yakni Andi dan Belva, memunculkan dugaan adanya konflik kepentingan. Mungkin orang berpikir lebih baik mereka tetap menjadi staf khusus milediam, staf khusus milenial yang diam, daripada mereka bekerja tapi memunculkan konflik kepentingan.

Apa yang dilakukan Staf Khusus Andi dan Belva masih sebatas perkara etika. Malaadministrasi, kata Ombudsman Indonesia. Akan tetapi, konflik kepentingan sebagai pribadi atau kelompok dengan sebagai pejabat negara merupakan awal praktik korupsi.

Oleh karena itu, sebaiknya para staf khusus milenial mundur dari posisi CEO. Bila untuk menghindari covid-19 kita diminta menjaga jarak sosial dan fisik dengan orang lain, untuk menghindari virus korupsi para staf khusus milenial dianjurkan menjaga jarak dengan perusahaan mereka.

Kekhawatiran terjadinya konflik kepentingan menyebabkan para staf khusus milenial itu tak leluasa bergerak. Bila tak leluasa bergerak, mereka tetap menyandang predikat staf khusus milediam. Bila ingin predikat staf khusus milediam pupus, kalau ingin leluasa bekerja, mereka sebaiknya melepas posisi CEO. Namun, kalau sayang meninggalkan posisi CEO di perusahaan yang mereka bangun dengan cucuran darah, keringat, dan air mata, juga doa kerabat dan tetangga, ajukan saja pengunduran diri kepada Presiden.

Presiden Jokowi mengangkat para staf khusus milenial dengan risiko dikritik kiri-kanan. Janganlah para staf khusus milenial berperilaku yang tidak perlu yang bisa menambah kritik kepada Presiden. Itu bisa merecoki Presiden Jokowi yang sedang fokus memimpin perang melawan covid-19.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima