Paskah Maya

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media group
13/4/2020 05:30
Paskah Maya
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media group(MI/Tiyok)

MENONTON siaran langsung ritual keagamaan seperti misa di internet sudah biasa. Ditonton sama seperti program penyiaran lainnya sekilas pandang. Selama ini tidak pernah fokus melihat, hanya curi-curi pandang di sela-sela rutinitas harian.

Ada yang berbeda saat menonton misa di internet selama masa darurat kesehatan masyarakat akibat pandemi covid-19. Menonton misa kali ini sebagai kebutuhan rohani, setidaknya bagi saya pribadi. Internet memungkinkan berpartisipasi dalam Paskah maya.

Misa ditonton karena pintu gereja ditutup rapat-rapat. Pemerintah mengambil kebijakan beribadah di rumah, selain bekerja dari rumah dan belajar dari rumah.

Beribadah di rumah selama Tri Hari Suci Paskah pengalaman pertama. Sepanjang hidup, dua hari besar keagamaan tidak pernah absen ke gereja, yaitu Natal dan Paskah. Karena itu, disebut agama napas alis Natal dan Paskah. Hari Minggu lainnya memilih di rumah atau sesekali mengantar istri dan anak ke gereja.

Meski mencoba mengikuti misa Paskah dengan fokus, kegelisahan terus saja mampir. Ada pergolakan batin. Apakah mengikuti misa di rumah bisa menggantikan misa di gereja? Apakah perayaan ekaristi online sebuah sakramen?

Kegelisahan itu dibuang ke laut agar tidak menggerus imunitas tubuh. Hati dibawa riang sambil mendendangkan lagu Hatiku Gembira, “Hatiku gembira, alleluya, karena Tuhan mendatangi umat-Nya.”

Agak lega membaca dokumen Gereja dan Internet yang diterbitkan Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, 2019. Gereja mengakui internet. Disebutkan, media komunikasi sosial, sebagaimana ditegaskan Konsili Vatikan II, merupakan ‘penemuan-penemuan teknologi yang mengagumkan’.

Lebih dari temuan yang mengagumkan, Paus Fransiskus pada 2014 menyebut internet seperti hadiah dari Tuhan. Internet sangat membantu manusia dalam menjalin hubungan sosial tanpa terikat ruang dan waktu.

Tambah lagi fungsi internet selama masa covid-19. Internet membantu untuk tetap mendekatkan orang dengan Tuhannya, setidaknya lewat misa online. Yesus yang mengalahkan maut itu yang datang ke rumah.

Sebagai hadiah dari Tuhan, internet eloknya dipakai untuk memuliakan kemanusiaan, bukan merendahkan harkat dan martabat manusia dengan menyebarkan hoaks. Karena itulah, mengawali masa pra-Paskah kali ini, Paus Fransiskus meminta umat Katolik berhenti mencerca orang di media sosial.

Pandangan Paus Fransiskus soal internet sejalan dengan Ensiklik Miranda Prorsus dari Paus Pius XII tahun 1957. Internet dipandang sebagai anugerah Allah, dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana penyelamatan-Nya.

Terus terang, internet telah menyatukan seisi rumah untuk bersama-sama khusyuk mengikuti Paskah online kali ini. Ibadah di rumah ternyata asyik-asyik saja sekalipun dunia maya tidak bisa menggantikan realitas sakramental.

Pengalaman misa melalui internet setidaknya mendorong orang untuk menghayati iman secara lebih penuh dan memperkaya kehidupan religius para penggunanya.

Menghayati iman secara lebih penuh semakin terbantu karena di rumah bebas mengikuti misa sesuai selera yang disiarkan melalui live streaming. Hampir semua mimbar bertalian dengan covid-19.

Covid-19, sebagaimana diutarakan Paus Fransiskus, ialah respons alami terhadap sikap manusia yang tidak memedulikan krisis ekologi saat ini. Segala sesuatu di muka bumi ini diciptakan untuk kepentingan manusia. Namun, apakah manusia sudah memanfaatkan ciptaan itu untuk membangun kesejahteraan umat?

Jujur dikatakan bahwa kerakusan manusia mengakibatkan hutan rusak. Organisasi Jaringan Pemantau Hutan Independen, Forest Watch Indonesia (FWI) menyatakan angka laju deforestasi selama 2013 hingga 2017 mencapai 1,47 juta hektare per tahunnya.

Kerakusan manusia itulah yang ditentang masyarakat Luwuk dan Lolok di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, NTT. Masyarakat menolak kehadiran pabrik semen dan tambang batu kapur di daerah mereka. Para petani gigih mempertahankan hak mereka atas lahan pertanian dari caplokan pertambangan atas restu otoritas lokal.

Covid-19 semakin menyadarkan manusia untuk segera kembali ke alam melalui pemurnian hati. Memurnikan hati dengan cinta kasih dan solidaritas sambil berselancar mencari Mahaada di internet.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima