Layan tanpa Batas

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
09/4/2020 05:10
Layan tanpa Batas
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media group(MI/Ebet)

SUARA dari seberang telepon terdengar terbata-bata, “Kami juga mau hidup kah, tolong kami.” Belum sempat ditanya apa yang bisa ditolong, ia melanjutkan permintaannya, “Bisa kirim kami masker? Tolong dulu, kami mau hidup agar kami bisa menolong orang sakit. 

Kami butuh masker.”

Peminta tolong itu ialah seorang pekerja di Rumah Sakit St Gabriel Kewapante, sekitar 9 kilometer dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, NTT. Namanya Suster Elisabeth SSpS. Semangatnya untuk melayani masih menyala kendati dirinya memasuki usia senja dan pernah operasi tumor otak.

Elisabeth sangat menghayati moto rumah sakit dengan kapasitas 90 tempat tidur itu, hatiku siap sedia melayani. Kendati tanpa mengenakan alat pelindung diri, ia dan kawan-kawan tetap siap sedia melayani sekitar 95 pasien setiap hari.


Masker memang sangat dibutuhkan saat ini. Apalagi, pemerintah sudah menyerukan agar seluruh warga harus memakai masker ketika berkegiatan di luar.

Seruan pemerintah itu sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan penggunaan masker efektif mencegah penularan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, yang bisa menular melalui cairan pernapasan saat batuk atau bersin.

Elisabeth yang sehari-hari mengabdikan dirinya untuk orang sakit sangat memahami pentingnya masker. Karena itulah ia meminta bantuan untuk mendapatkan masker. Namun, ada atau tiada masker sama sekali tidak menyurutkan kualitas melayani pasien.

Semua orang yang berada di garda terdepan melawan penyakit, termasuk covid-19, sesungguhnya ialah pelayan. Mereka itu ibarat sebatang lilin. 

Untuk menerangi sekitarnya, lilin itu melelehkan dirinya. Para dokter, perawat, dan semua orang yang bekerja di rumah sakit ialah lilin yang melelehkan diri mereka sendiri untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Tidak sedikit dari mereka yang melayani pasien covid-19 justru terpapar virus jenis baru itu sampai kehilangan nyawa. 

Meski demikian, tak satu pun dari mereka yang mengibarkan bendera putih, tidak ada yang angkat tangan. Mereka tetap berjuang sampai titik darah penghabisan.

Jika Anda belum pernah menyaksikan heroik perjuangan para pahlawan bangsa, inilah saatnya untuk menjadi saksi mata perjuangan pahlawan kemanusiaan dalam diri tenaga medis. Mereka mewarisi gen pahlawan yang telah gugur demi nusa dan bangsa.

Menjadi pelayan itu pangilan hidup sehingga seorang dokter misalnya, tidak pernah ragu mengucapkan janji atau sumpah, “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.” Begitu juga seorang perawat mengucapkan janji atau sumpah, ”Dalam melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan, tidak akan membedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa, dan agama.”

Pertanggungjawaban atas penggilan hidup untuk melayani hadir dalam rupa melayani orang lain sebagaimana melayani diri sendiri. 

Dokter atau perawat selalu melihat dirinya dalam wajah pasien yang dilayaninya.

Di tengah gemerlap dunia hedonis, masih ada orang-orang yang menjadikan orang lain sebagai dirinya. Itulah esensi aku dan yang lain dalam bingkai pemikiran filsuf Emmanuel Levinas. Yang lain bukan lagi nomor dua, melainkan ditempatkan pada tempat pertama sebagai yang terhormat, yang menuntut tanggung jawab aku untuk melindunginya.

Setiap orang, apa pun profesinya, mestinya terpanggil untuk melayani sesama. Keterpanggilan warga untuk melayani orang lain menampakkan wajahnya dalam menghadapi paparan covid-19.

Ada orang berinisiatif mengumpulkan dana, ada pula orang berpunya tak segan-segan menyumbangkan harta. Tujuan mereka sama ialah membantu meringankan penderitaan pasien covid-19. 

Dengan kata lain, penderita itu sesungguhnya saluran berbuat baik bagi siapa saja yang mau melayani sesamanya. Elisabeth pun akhirnya mendapatkan bantuan masker dari donatur di Jakarta.

Pada lewel pejabat publik yang dipilih langsung oleh rakyat, sebelum memangku jabatan, mereka juga mengucap lafal sumpah atau janji yang pada intinya ingin mewakafkan hidup mereka untuk rakyat. Akan tetapi, harus jujur diakui bahwa ada sebagian pejabat yang tahu dan mau mengkhianati janji dan sumpahnya sehingga mereka sungguh pantas dan layak untuk hidup di bui.

Masih banyak pejabat publik konsisten dan kukuh memegang sumpah jabatan. Mereka bekerja tanpa lelah, kadang lupa diri dan keluarga untuk melayani rakyat agar terhindar dari serangan virus covid-19 yang mematikan itu. Tengoklah dengan nurani bagaimana kepala daerah saat ini berjuang mati-matian melawan covid-19.

Melayani tanpa batas itulah sari hikmah Kamis Putih yang dirayakan umat Kristen pada hari ini. Aku melayani maka aku ada atau dalam bahasanya Levinas, respondeo ergo sum, aku bertanggung jawab maka aku ada.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima