Bumi Jeda Minum Kopi

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
08/4/2020 05:30
Bumi Jeda Minum Kopi
(MI/EBET)

SYAHDAN, pada 1854, fisikawan Jerman Hermann von Helmholtz menyadari hukum termodinamika dapat diterapkan pada alam semesta. Hukum kedua dari tiga hukum termodinamika, membahas apa yang disebut entropi. Entropi bermakna ketidakteraturan, ketidakseimbangan.

Sudah menjadi hukum alam bahwa suatu perubahan atau proses yang dapat terjadi dengan sendirinya (spontan) cenderung berlangsung menuju keadaan lebih tidak teratur atau peningkatan derajat ketidakteraturan (entropi). Itu artinya, alam semesta dan seisinya pada waktunya hancur, musnah, binasa.

Akan tetapi, manusia menantang proses entropi, untuk setidaknya menunda kehancuran. Manusia menantang entropi spontan dengan upaya terdesain, entah itu berupa intervensi, rekayasa, atau adaptasi. Kloning, rekayasa genetika, perbaikan gizi dan pola hidup, sampai bertaburannya klinik, obat, atau kosmetik antipenuaan merupakan upaya menantang entropi. Hasilnya, antara lain meningkatnya usia harapan hidup manusia. Bahkan konon ada ilmuwan yang terus meneliti untuk mengusahakan agar kelak kehidupan kekal.

Namun, akibatnya, kata Thomas J Bollyky, konsultan kesehatan masyarakat, “Dunia terlalu sehat.” Celakanya, dunia yang terlalu sehat menyebabkan bumi sakit. Manusia sehat dengan ekonomi sehat mengonsumsi makanan dan energi dengan rakus yang menyebabkan bumi sakit karena polusi.

Bumi yang sedang sakit, dalam bahasa James Ephraim Lovelock, ialah bumi yang sedang tak bisa mencapai kesimbangan untuk menopang dirinya sendiri. Pada 1970-an, Lovelock, ilmuwan, enviromentalis, dan futuris, mengajukan teori yang disebut hipotesis Gaia. Gaia artinya bumi dalam bahasa Yunani. Hipotesis Gaia memformulasikan bumi punya sistem mengatur diri sendiri, swakelola.

Jika karena suatu keadaan bumi tak bisa mencapai keseimbangan untuk menopang kehidupannya, Gaia membuat umpan balik sibernetik yang mendorong mikroorganisma yang sebelumnya tersembunyi untuk menjaga keseimbangan sistem dengan cara tertentu.

Dalam sejarah, mikroorganisma bernama influensa, kolera, cacar, SARS, MERS, ebola, hadir menjaga keseimbangan bumi dengan cara mereka sendiri. Kini, hadir mikroorganisma bernama covid-19 menjenguk bumi yang sedang sakit untuk mendorong bumi menjaga keseimbangannya, memulihkannya, dengan cara tertentu.

Tanda-tanda kesimbangan bumi mulai terlihat. Langit cerah tanpa polusi. Halaman depan harian ini edisi Rabu, 8 April 2020, menampilkan foto langit bersih Jakarta. Begitu bersihnya langit Ibu Kota, Gunung Gede Pangrango yang biasanya tersembunyi di balik polusi terlihat jelas. Sejak kemarin pula, jagat maya diramaikan dengan unggahan foto langit bersih tanpa polusi.

Langit cerah tanpa polusi karena bumi sedang jeda dari pergerakan manusia yang bepergian atau bekerja menggunakan mesin-mesin rakus energi. Kita manusia belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Kita jeda, bumi pun jeda. Jedanya kita membuat covid-19 bisa segera kembali ke alamnya, tak perlu terlalu lama menjenguk kita, karena bumi lekas pulih kembali.

Itu artinya, meski punya kemampuan swakelola, bumi tetap memerlukan partisipasi kita sebagai penghuni bumi. Pemerintah terlibat membuat dan menerapkan berbagai kebijakan dan protokol untuk mencegah penyebaran covid-19 dan mengobati yang positif covid-19. Tenaga medis berpartisipasi merawat dan menyembuhkan mereka yang positif covid-19. Kita warga negara berpartisipasi mencegah penyebaran covid-19 dengan menjaga jarak fisik dan sosial, juga mencuci tangan pakai sabun dan mengenakan masker. Partisipasi kita akan membuat bumi lekas kembali mencapai keseimbangannya.

Saya optimistis sejak dalam pikiran, bahwa bila kita berpartisipasi membantu bumi memulihkan dirinya, kehidupan belum akan kiamat gara-gara covid-19. “Kehidupan akan menemukan jalannya,” kata Ian Malcolm dalam film Jurrasic Park. Sejak dalam pikiran, saya optimistis bahwa bumi serupa sedang jeda minum kopi karena covid-19, untuk menemukan jalan kehidupannya. Tapi, minum kopinya di rumah saja.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima