Tiongkok dan Vietnam Menawar NKRI

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
01/1/2020 05:30
Tiongkok dan Vietnam Menawar NKRI
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI)

NKRI harga mati. Bahasa Inggrisnya, NKRI fixed price. NKRI itu harga pas, harga mati, tak bisa ditawar-tawar lagi.  Kita berang setengah mati bila ada yang coba-coba menawar harga mati NKRI. Kata orang Betawi, ente jual, ane beli.

Kita semestinya memakai semboyan ‘NKRI harga mati’ itu tak hanya ketika menghadapi kekuatan domestik pengusung khilafah yang ingin mengganti ideologi Pancasila, misalnya. Kita semestinya juga berpedoman pada semboyan itu ketika menghadapi kekuatan asing, asalkan bukan makhluk asing alias alien, yang mencoba merongrong kedaulatan wilayah NKRI.

Bukan apa-apa, kita khawatir para pengusung khilafah iri, mengapa negara cuma berani kepada mereka, tetapi ciut nyali kepada negara lain. Belakangan media ramai memberitakan menyusupnya kekuatan asing ke perairan Natuna.

Sebelumnya viral video-video pendek memperlihatkan kapal-kapal asing berkeliaran di perairan Natuna. Kapal-kapal asing berbendera Vietnam itu diduga menangkap ikan secara ilegal. Kapal penjaga pantai Republik Rakyat Tiongkok dilaporkan juga memasuki wilayah perairan Natuna.

Terkait kapal Tiongkok yang menyusup ke perairan Indonesia, ia bisa menjadi perkara besar bila tak segera ditangani. Maklum, segala sesuatu yang berbau Tiongkok sedikit-sedikit dimanipulasi dan dieksploitasi oleh kelompok tertentu, semisal isu tenaga kerja asing asal Tiongkok atau isu diskriminasi yang dialami muslim Uighur di Xinjiang. 

Akan tetapi, kelompok tertentu tersebut tak pernah mempersoalkan telepon pintar buatan Tiongkok, mungkin karena di antara mereka banyak yang memakainya. Vietnam dan Tiongkok serupa menawar-nawar harga mati NKRI. Bukan kali ini saja mereka melakukan itu.

Aparat kita berulang kali menangkap kapal berbendera Vietnam yang menangkap ikan secara illegal  di perairan kita dan menenggelamkannya. Beberapa waktu lalu aparat kita juga mengejar dan menghalau kapal-kapal ikan asal Tiongkok yang dikawal kapal penjaga pantai mereka.

Kita mesti melakukan langkah agar mereka kapok, tidak lagi berani mencoba-coba menawar harga mati NKRI. Lalu, romantisme kita terhadap Susi Pudjiastuti sontak bangkit. Di zaman Susi menjadi menteri kelautan dan perikanan, kapal-kapal tersebut bakal ditenggelamkan supaya jera.

“Sudah tiga tahun ini, kapal asing pencuri ikan semuanya sudah nggak berani mendekat. Karena apa? Semuanya ditenggelamkan sama Bu Susi. Sudah 317 kapal yang ditenggelamkan Bu Susi. Bu Susi itu perempuan, tapi serem.

Takut semua kepada Bu Susi,’ kata Presiden Jokowi dalam satu pidatonya di Nusa Tenggara, Timur, awal 2018. Presiden Jokowi jelas memuji Susi. Namun, mengapa Presiden Jokowi tak memilihnya Susi menjadi menteri kelautan dan perikanan lagi? Tiba-tiba publik kangen Susi.

Namun, Susi yang dikangeni, Edhy Prabowo yang menjadi menteri. Pantas saja kapal-kapal asing pencuri ikan itu mulai berani lagi memperlihatkan batang hidungnya. Publik tak bisa berharap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menengelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan.

Edhy Prabowo telah mematok kebijakan kapal-kapal ikan asing yang tertangkap diserahkan kepada nelayan. Bosnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, sangat setuju dengan Edhy Prabowo. Luhut memang tidak setuju bila Susi terus menenggelamkan kapal-kapal asing yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia meski undang-undang mengamanatkannya.

Edhy Prabowo dan Luhut Panjaitan boleh laki-laki dan mantan tentara. Akan tetapi, dalam perkara menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan, mereka tidak segarang Susi yang perempuan dan warga sipil biasa. Kapal-kapal ikan asing yang dulunya takut kepada Susi kini tak takut Edhy.

Badan Keamanan Laut telah mengusir kapal-kapal asing tersebut keluar perairan Natuna. Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana meningkatkan patroli laut dan udara pada 2020. Kementerian Luar Negeri telah memanggil Dubes RRT di Tiongkok di Jakarta dan menyampaikan protes keras atas pelanggaran wilayah yang dilakukan kapal-kapal Tiongkok.

Terserah pemerintah telah dan mau melakukan apa pun untuk menangani masalah ini. Yang penting bagi rakyat ialah kedaulatan negara terjaga karena NKRI harga mati, tak boleh ada negara lain mencoba-coba menawarnya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima