Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BAPER alias bawa perasaan ialah situasi ketika seseorang mendengar atau menyaksikan sesuatu, lalu perasaannya terhanyut oleh sesuatu itu. Begitu kira-kira definisi baper menurut kamus gaul.
Baper berkonotasi negatif. Karena itu, semestinya dihindari. Jangan sedikit-sedikit baper. Baper itu melelahkan jiwa raga. Kalau keseringan baper atawa baperan, orang bisa sakit jiwa dan raga, juga otak.
Susilo Bambang Yudhoyono disebut baper gara-gara Presiden ke-6 RI itu 'tersinggung' atas pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut kasus asuransi Jiwasraya telah terjadi sejak 10 tahun lalu. "Jangan baper gitu lo," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Jangan-jangan Arya juga baper? Mestinya Arya menjawab saja bahwa Presiden Jokowi tidak hendak menyalahkan siapa-siapa. Titik. Jangan dikasih embel-embel 'jangan baper'. Yang minta jangan baper sebetulnya lagi baper juga. Walhasil, terjadi baper di antara presiden. Saya juga lagi baper karena menyebut presiden kita saling baper.
Saya sendiri melihat Presiden Jokowi tidak hendak menyalahkan siapa-siapa. Presiden tidak menunjuk nama siapa pun, apalagi SBY. Presiden Jokowi hendak mengatakan persolan Jiwasraya tidak ringan karena terjadi sejak lama, sejak 10 tahun silam.
Akan tetapi, justru di frasa 'terjadi sejak 10 tahun silam' itulah terletak pangkal bapernya SBY. All the President SBY's men mengatakan frasa itu mengacu pada masa pemerintahan SBY. Itu artinya, menurut orang-orang SBY, Presiden Jokowi menyalahkan Presiden SBY sehingga Jokowi pantas dibaperin.
Mengapa baper melelahkan jiwa, otak, juga raga? Dalam kasus SBY, ada beberapa hal sehingga baper dikatakan melelahkan otak, jiwa, dan raga.
Orang-orang SBY, seperti Hinca Panjaitan, Ferdinand Hutahean, dan Andi Arief menuduh melalui media sosial ataupun omongan bahwa Jokowi menyalahkan SBY. Akan tetapi, belum tentu apa yang mereka tuduhkan benar.
Orang yang menuduh dan tuduhannya ternyata salah, otaknya bisa dibilang mengandung 'piktor', pikiran kotor. Otak dipenuhi prasangka negatif. Otak kotor sakit, tidak sehat. Itu artinya baper tidak menyehatkan otak, melelahkan otak, bikin sakit otak. Hati-hati stroke.
Menuduh dengan media sosial melelahkan jari. Menuduh dengan omongan melelahkan mulut. Baperan melelahkan raga. Apalagi bila tuduhan yang dilontarkan salah, makin lelah raga kita, juga jiwa kita. Jiwa kita diliputi rasa bersalah.
Ferdinand Hutahean mengatakan di masa SBY Jiwasraya sempat untung. Ferdinand rupanya tidak tahu bahwa ketika itu Jiwasraya untung secara buku, secara akuntansi. Kenyataaannya, Jiwasraya rugi karena nilai asetnya lebih kecil daripada liabilitasnya atau kewajiban yang harus dibayarkannya. Tak percaya? Sana tanya Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam pernyataan Ferdinand terkandung nostalgia yang mengglorifikasi, membesar-besarkan, menghebat-hebatkan, bahwa SBY sukses menyelesaikan persoalan Jiwasraya. Ferdinand bahkan menambah-nambahi bahwa SBY sukses menyelesaikan berbagai konflik, melunasi utang dengan IMF, dan kesuksesan lainnya.
Bila keterusan, glorifikasi semacam itu bisa menyebabkan gejala yang dalam psikikologi disebut narsistik. Narsistik termasuk gangguan kepribadian, gangguan kejiwaan. Baper sungguh melelahkan jiwa.
Oleh karena itu, setoplah baperan. Seorang (mantan) kepala negara dan kepala pemerintahan itu mengurus perbaikan, kemajuan, dan pembangunan, bukan berkutat dengan perasaan.
Biasa saja bila kebijakan pendahulu dikoreksi penerus atau sebaliknya. Tidak perlu ditanggapi berlebihan. Tidak perlu baper. Bila perlu, tak usah ditanggapi. Jawab saja, aku rapopo.
SBY sesungguhnya orang yang bisa menahan diri menghadapi koreksi penerusnya. Ketika Presiden Jokowi mengatakan subsidi bahan bakar minyak di masa lalu tidak pas, SBY menanggapinya bijak. "Tentu saya bisa jelaskan, tapi tak perlu dan tak baik di mata rakyat. Justru kita harus bersatu padu. Jangan malah cekcok dan memberi contoh yang tak baik kepada rakyat. Malu kita," cicit SBY di Twitter.
Jangan-jangan yang baperan Hinca Panjaitan, Andi Arief, dan Ferdinand Hutahean?
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved