Pakaian Mas Menteri

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
09/12/2019 05:30
Pakaian Mas Menteri
MENDIKBUD Nadiem Makarin mendapat sorotan tajam.(MI)

MENDIKBUD Nadiem Makarim mendapat sorotan tajam. Disorot karena gaya berpakaiannya ala anak milenial. Ia sendiri memang milenial. Menteri termuda, baru berusia 35 tahun.

Ada saat ia dipuji setinggi langit. Lain waktu malah ia dicerca habis-habisan. Dipuji dan dicerca karena pakaian yang ia kenakan. Warganet  pun terbelah. Generasi milenial berpihak kepada Nadiem, kaum kolonial nyinyir abis.

Ternyata banyak di antara kita yang doyan menilai orang lain melulu dari penampilan luar. Padahal, penampilan luar itu bisa ibarat kuburan yang dipoles indah di luar, tapi di dalamnya hanya tersisa tulang belulang busuk.

Sejujurnya saya mengagumi Nadiem  yang membawa budaya baru. Saat menjalani kunjungan kerja ke Jawa Timur, Nadiem tampak memakai pakaian yang lebih santai.

Diunggah akun Instagram, m.bahrunnajach, saat tiba di Bandara Juanda, Surabaya, Nadiem mengenakan setelan kemeja, jins, dan tas ransel. "Simpel, enggak kayak pejabat," kata pengunggah video itu.

Video itu segera mendapat respons positif dari warganet. Beberapa di antaranya memuji gaya dan sikap Nadiem. "Ia tetap santun dalam bersikap," kata seorang warganet.

Nadiem sepertinya sedang mendobrak tradisi buruk pejabat. Biasanya, para pejabat jalan lenggang kangkung, badan dibalut jas, ajudan membawa tas. Telepon genggam saja dipegang ajudan.

Pejabat atau mantan pejabat pemuja protokoler bisa saja risih melihat penampilan Nadiem. Salah satunya ialah mantan Ketua DPR Marzuki Alie. Lewat cuitannya di Twitter, ia menyoroti busana Nadiem yang menurutnya terlalu santai untuk sebuah acara resmi seperti pelantikan Rektor UI.

"Mas Menteri @NadiemMakarim sebagai pejabat VVIP pada acara resmi protokoler, pelantikan rektor UI, pakai baju santai, sepatu tanpa kaus, di saat yang lain pakaian lengkap. Perlu mencontoh pres @jokowi yang bisa menyesuaikan dress code-nya. Anda sekarang pejabat publik," tulis Marzuki.

Komentar pro dan kontra muncul. Generasi kolonial pada umumnya sependapat dengan Marzuki. Kalangan milenial membela Nadiem. “Karena selama ini kita terlalu dikekang dan menjalankan tradisi yang protokoler. Itulah yang membedakan Mas @Nadiem_Makarim dengan para perintis sebelumnya,” tulis akun @BerutuRm.

Marzuki menyahut, “Coba baca undangannya, tertera dress code. Lalu mentang2 anak buah, pelantikannya boleh seenaknya saja. Presiden saja menghargai pelantikan dia sbg menteri.”

Dress code yang tertera di undangan ialah menggunakan batik. Karena itulah pihak UI tidak mempersoalkan gaya pakaian Mas Menteri, begitu Nadiem disapa kaum milenial. Nadiem ketika itu memang mengenakan kemeja batik yang lengannya digulung, dipadu celana jins dan sepatu loafers berbahan suede.

Nadiem mewakili milenial, generasi yang penuh percaya diri dan selalu menginginkan otentisitas dan ekspresi diri. Tipikal baju kerja generasi ini ialah kemeja santai.

Sebuah situs lifestyle, dream.co.id, memuat hasil penelitian terkait gaya busana milenial. Hasil penelitian itu mengungkapkan 79% dari generasi milenial mereka yang lahir antara 1982-2000 berharap sekali-kali diberikan kebebasan mengenakan jins saat bekerja. Sementara hanya 60% dari generasi baby boomer mereka yang lahir setelah Perang Dunia II hingga 1964 mau memiliki pakaian tersebut.

Kiranya tak elok mempersoalkan pakaian milenial. Kata orang bijak, jangan melihat buku dari sampulnya, jangan menilai orang dari penampilannya. Sampul bagus belum tentu mencerminkan isi buku berkualitas. Sebaliknya, buku berkualitas sering dibalut sampul seadanya.

Begitu juga dengan penampilan orang, jangan salah menilai. Boleh-boleh saja baju diseterika licin sampai lalat tergelincir. Belum tentu orang yang sehari hari membalut badannya dengan jas dan dasi yang mengikat leher sampai mencekik lebih mulia daripada orang yang sahaja berpenampilan.

Bukankah koruptor yang diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi itu ialah mereka yang sering berpenampilan necis di depan kamera televisi? Karena itulah koruptor disebut juga sebagai tikus berdasi yang merampok uang negara. Mereka perampok perlente.

Mas Menteri Nadiem mendobrak tradisi pejabat yang berjas ria sekalipun berada di bawah panas terik matahari. Meski demikian, Nadiem juga perlu diingatkan bahwa sebagai pejabat negara, ia terikat dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2018 tentang tata cara berpakaian pada acara kenegaraan dan acara resmi. Sejauh ini ia belum perlu diberi kartu kuning.

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima