Ibunya Imajinasi

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
02/12/2019 05:10
Ibunya Imajinasi
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PADA mulanya dongeng yang melahirkan imajinasi dan kreativitas. Imajinasi, kata ilmuwan Albert Einstein, lebih penting daripada pengetahuan. Penting karena imajinasi seluas bumi dan langit, sedangkan ilmu pengetahuan sangatlah terbatas.

Jika filsuf Prancis Simone Weil menganggap imajinasi telah membentuk lebih dari tiga perempat kehidupan nyata manusia, bagaimana dengan dongeng? Dongeng itu sejatinya ialah ibu imajinasi. Elok nian bila dongeng itu diperkenalkan kepada anak-anak agar imajinasi tumbuh subur dalam diri mereka.

Teknik tutur mendongeng disertai intonasi suara dan gerak tubuh justru menjadi bahan peledak untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak. Imajinasi itu tertanam kuat, sangat kuat, dalam alam bawah sadar anak.

Sayangnya, di era teknologi komunikasi ini, anak-anak tidak lagi diperkenalkan dengan dongeng. Sebuah survei di Inggris menyebutkan tinggal 33% orangtua yang masih sempat mendongeng untuk anak. Karena itulah, Mendikbud Nadiem Makarim mengajak para orangtua meluangkan waktu membacakan dongeng.

"Jadi, mohon kepada orangtua untuk membacakan dongeng kepada anak-anak. Mohon dilakukan setiap malam kepada anak. Tak hanya ibunya, bapaknya juga harus ikutan berpartisipasi," ujar Nadiem saat memberikan sambutan pada acara Hari Mendongeng Nasional di Jakarta, Selasa (26/11).

Nadiem sang pendiri Gojek yang menjalani hidup sebagian besar di luar negeri itu justru masih suka membacakan cerita dongeng untuk anak-anak mereka di rumah. Kata Nadiem, dengan mendongeng, anak-anak dapat mencintai cerita dalam buku. "Karena dari cerita-cerita itulah, kita menciptakan imajinasi dalam otak kita dan dari situlah kita berlatih menjadi kreatif."

Si raja dongeng Kusumo Priyono dalam bukunya berjudul Terampil Mendongeng menyebut tujuan mendongeng antara lain merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar.

Mendongeng, menurut Priyono, menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak. Karena dongeng yang diceritakan kepada anak akan membentuk wujud, suara, warna, dan detail di dalam pikiran anak tersebut sehingga imajinasi mereka akan berkembang. Jauh lebih penting lagi, mendongeng mampu mendekatkan emosial anak dengan orangtua mereka.

Pendongeng lainnya, Andi Yudha Asfandiyar yang menulis buku Cara Pintar Mendongeng, menyebut dongeng merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak.

Pemimpin yang berhasil pada umumnya suka dongeng pada saat kecil. Bukankah pemimpin itu orang yang memiliki visi, punya kemampuan melihat jauh ke depan? Pemimpin visioner memiliki kemampuan berimajinasi yang tinggi.

Presiden Jokowi sewaktu kecil juga sering mendengar dongeng. Kecintaannya terhadap dongeng itu bermula dari kebiasaan kakeknya yang kerap membacakan cerita-cerita mitos ataupun fiksi kepadanya. Kecintaannya terhadap dongeng dikisahkan Jokowi kepada ratusan murid SD dan SMP di halaman istana pada 17 Mei 2017.

Dongeng juga menumbuhkan minat baca. Cara yang paling mudah untuk mendongeng ialah membacakan buku cerita kepada anak-anak. Ketika tertarik pada dongeng, mereka menjadi lebih tertarik pada buku-buku cerita bergambar. Dengan sendirinya, minat baca mereka juga meningkat.

Bisa jadi, rendahnya minat baca di negeri ini bertalian dengan dongeng yang tergusur oleh telepon pintar. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Ironisnya, ini yang membuat kita mengurut dada, berdasarkan hasil penelitian bahwa orang Indonesia urutan teratas dalam hal paling lama nangkring di internet, bahkan khusus media sosial disebut paling cerewet. Rata-rata 50% lebih penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial.

Telepon pintar yang beredar di negeri ini sudah melampaui jumlah penduduk. Telepon pintar itu jarang digunakan untuk membaca, apalagi membacakan dongeng yang diambil dari internet. Studi yang dilakukan lembaga riset independen DEKA menyebutkan penggunaan smartphone paling besar untuk menyimpan kenangan. Sebanyak 93% pengguna ponsel mengakses fitur kamera untuk foto, dan 63% menggunakan untuk merekam video.

Terang benderanglah sudah, smartphone tidak bisa menggantikan dongeng untuk membangkitkan imajinasi dan kreativitas anak. Saatnya negara terus-menerus mendorong orangtua membiasakan mendongeng. Dongeng ialah salah satu tradisi pengajaran tertua dan dongeng menjadi sebab munculnya minat membaca.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima