Jaga Semangat

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
22/11/2019 05:30
Jaga Semangat
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI)

SEBUAH langkah positif sudah diambil. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis menegaskan dirinya tidak akan ragu untuk memecat pejabat kepolisian yang menghambat investasi di daerah. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga akan membenahi peraturan di daerah yang tidak mendukung percepatan arus investasi.
       
Sementara itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%, Kementerian Keuangan akan mendorong belanja pemerintah. Di samping itu, berbagai peraturan yang bisa menyebabkan kontraksi terhadap konsumsi masyarakat akan dikendurkan.
       
Situasi sekarang ini memang benar-benar tidak menguntungkan. Kalau penerimaan pajak di 10 bulan pertama ini baru mencapai 65%, itu disebabkan lesunya perdagangan. Adapun penurunan penjualan mobil sampai 14% merupakan indikator nyata dari lesunya konsumsi masyarakat.
        
Memang, yang namanya pengusaha tidak pernah berhenti mencari jalan. Bahkan yang namanya investasi tetap mereka lakukan, terutama untuk pengembangan usaha. Namun, hambatan yang mereka hadapi di lapangan tidaklah ringan.
         
Mulai dari urusan perizinan, kenyataannya masih membutuhkan proses panjang. Pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan, izin penggunaan sumber daya alam, memakan waktu yang lama. Belum lagi pelaksanaan proyeknya. Mereka selalu dihadapkan pada sengketa surat tanah. Belum lagi lembaga swadaya masyarakat ataupun kelompok preman yang minta uang.
         
Ketika muncul gangguan pada proyek ataupun pabrik, pengusaha tentunya harus meminta bantuan polisi. Permintaan pengamanan bukan sesuatu yang gratis. Dibutuhkan anggaran agar polisi mau melakukan pengamanan.
         
Jadi, tidak seperti disampaikan Kapolri di depan Komisi III DPR, persoalan yang dihadapi pengusaha bukan polisi meminta proyek, melainkan polisi tidak otomatis menjalankan tugas 'melayani dan melindungi'. Untuk tugas itu ada biaya yang harus dikeluarkan dan biaya untuk itu tidak ada standarnya.
         
Padahal, bagi pengusaha, waktu adalah uang. Meski hanya 1% atau 2% lahan yang masih menjadi masalah atau dalam sengketa, itu sama dengan proyek tersebut tidak bisa berjalan. Ibarat manusia, meski kepala, badan, tangan, dan kaki sudah ada, kalau tidak ada lehernya, maka tetap saja belum menjadi manusia.
         
Ketika pengusaha ingin mempercepat proyek yang sedang dikerjakan dan kemudian memilih mengeluarkan uang untuk percepatan, ancaman baru yang harus dihadapi ialah tuduhan melakukan penyuapan. Sudah banyak pengusaha yang dihukum karena memilih jalan itu.
         
Kalau pengusaha mengeluhkan ketidakmudahan berbisnis di Indonesia, itu bukan rekaan. Mereka menghadapi kesulitan seperti itu di lapangan. Belum lagi kebijakan mengamputasi kaki sendiri yang tiba-tiba dikeluarkan oleh kementerian.
         
Sekarang ini Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, misalnya, sedang dibuat pusing tujuh keliling. Tiba-tiba keluar aturan dari tiga kementerian yang kebijakannya tidak masuk akal. Aturan impor bahan baku kertas dan karton bekas harus dilakukan dari satu pelabuhan langsung ke pelabuhan Indonesia. Kebijakan itu tidak masuk akal karena tidak banyak kapal dari Eropa atau AS yang langsung ke pelabuhan Indonesia.
         
Padahal industri mereka bukan padat karya, melainkan produk ekspor. Pemerintah sendiri sedang menggalakkan ekspor untuk menekan defisit perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan. Karton pembungkus banyak diminta oleh Tiongkok karena dalam satu tahun mereka butuh sampai 30 juta ton. Industri di Indonesia mempunyai keunggulan kompetitif untuk bisa masuk pasar Tiongkok sekarang ini.
         
Semua peluang itu otomatis lepas kalau cara pandang pemerintah masih miopik. Bahkan, kita tidak hanya akan kehilangan potensi devisa, salah-salah juga kehilangan lapangan kerja. Industri pasti mati kalau tidak diizinkan untuk berproduksi.
         
Tugas kita sekarang, bagaimana membenahi semua itu. Jangan lupa, kita mempunyai ambisi untuk meningkatkan produk domestik bruto menjadi US$7 triliun pada 2045. Itu artinya, kita harus bisa tumbuh dengan rata-rata 8% selama 25 tahun ke depan.
         
Jadi, sekalipun langkah awal yang hendak ditempuh itu baik, belumlah cukup. Sekarang kita harus memastikan semua rencana baik itu benar-benar bisa dijalankan di lapangan.

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima