Kuncinya Eksekusi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
01/11/2019 05:10
Kuncinya Eksekusi
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

KEKUATAN lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo terletak pada keberhasilan membangun infrastruktur. Presiden Jokowi sejak awal kepemimpinannya memang menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur. Kalau kita ingat, gebrakan pertama yang dilakukan Presiden ialah bagaimana membuat mudik Lebaran 2015 tidak lagi terkendala oleh kemacetan parah di pantai utara Jawa.

Siapa yang mengeksekusi perintah Presiden itu? Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang bahu-membahu mengerjakan apa yang menjadi keinginan Presiden. Bahkan, bukan hanya satu tahun, tetapi sampai lima tahun pemerintahan pembangunan jalan tol menjadi fokus pekerjaan sehingga tol dari Jakarta hingga Surabaya kemudian selesai dibangun.

Kita tahu bukan hanya tol dari Jakarta hingga Surabaya yang selesai dikerjakan, tetapi juga dari Jakarta hingga Palembang. Pada akhir November ini Presiden seharusnya bisa meresmikan tol dari Bakahueni hingga Palembang sejauh 325 kilometer.

Kita pantas mengapresiasi pimpinan BUMN yang tidak mengenal kata tidak mungkin. Meski dengan perjuangan yang berat, sinergi di antara BUMN membuat sesuatu yang sepertinya mustahil itu ternyata bisa kita kerjakan. Memang karya besar itu oleh sebagian orang dipandang sebelah mata. Namun, dalam lima tahun ke depan kita akan merasakan manfaat dari terbangunnya tol yang melewati pusat-pusat industri nasional.

Apalagi kalau kita melihat apa yang dilakukan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Pembangunan fasilitas pelabuhan yang tidak kalah dari bandar udara membuat pelayanan penyeberangan feri antarpulau menjadi lebih berkualitas. Dengan pergerakan orang dan barang yang lebih lancar, pasti ke depan perekonomian akan bisa bergerak lebih cepat.

Pembangunan infrastruktur memang tidak seperti orang memakan cabai rawit yang langsung terasa pedasnya. Kebijakan pembangunan SD inpres dan puskesmas di pertengahan 1970-an saja baru dirasakan hasilnya pertengahan 1990-an. Nobel Ekonomi 2019 diberikan kepada ilmuwan yang mengikuti secara saksama dampak dari pembangunan infrastruktur tersebut.

Apa fokus dari lima tahun pemerintahan Presiden Jokowi kedua ini? Kalau kita lihat dati dua sidang kabinet yang sudah dilakukan, fokusnya pada investasi. Presiden menginginkan agar investasi bisa meningkat sehingga keunggulan komparatif maupun kompetitif yang kita miliki bisa dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ataupun menciptakan pemerataan.

Pertanyaannya, siapa yang ditugaskan Presiden untuk mengeksekusi kebijakan tersebut? Sepertinya tugas itu diserahkan kepada Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Tambahan nomenklatur pada kantor kementerian koordinator itu menunjukkan agar Menteri Luhut mengawasi perkembangan investasi.

Seusai rapat terbatas, Luhut memang menjelaskan pihaknya akan mengikuti perkembangan dari setiap rencana investasi yang nilainya di atas US$1 miliar. Ia akan melakukan berbagai langkah terobosan agar jangan sampai ada proyek yang seperti yoyo, maju-mundur pelaksanaannya.

Kita tentu menunggu tindak lanjut dari upaya merealisasikan rencana investasi itu. Apalagi, dikatakan Luhut, nilai investasi yang terhambat selama ini berkisar US$50 miliar sampai US$70 miliar. Kita hanya ingin mengingatkan, the devil is in details.

Harus ada orang yang benar-benar menjadi eksekutor, dan itu tidak bisa diserahkan tanggung jawabnya kepada tingkat deputi sebab kendala yang kita hadapi selalu terletak pada tidak sikronnya kerja sama antardepartemen teknis. Belum lagi bayang-bayang ketakutan terjerat masalah hukum.

Lihat saja pengalaman divestasi PT Freeport Indonesia. Kalau Menteri BUMN tidak mengerjakan sendiri detail dari proses pembelian saham Freeport McMoran, tidak mungkin bisa selesai dengan cepat. Padahal itu hanya pembelian saham, bukan proses pembangunan industri dari nol.

Sekarang coba saja tanya pengusaha yang ingin mengembangkan investasinya di Indonesia. Berapa lama waktu yang terbuang karena ketidakjelasan sikap pemerintah dalam mengambil keputusan? Dari yang mau berinvestasi di sektor perikanan sampai kelistrikan, lebih tiga tahun tidak jelas apa sebenarnya jawaban pemerintah itu.

Padahal, mereka bukanlah pemain baru, melainkan pengusaha yang jelas rekam jejaknya. Mereka akhirnya terpaksa menjalankan bisnis yang sudah ada dan menunda investasi barunya. Kalau pemain lama saja dibuat frustrasi, bagaimana kita berharap investor baru mau masuk ke Indonesia?

Kalau Presiden mengharapkan kita fokus dalam mengejar investasi, yang dibutuhkan ialah orang-orang yang mau tangannya kotor. Tanpa itu maka Presiden akan marah-marah seperti lima tahun pertama kemarin. Sudah 16 paket kemudahan berinvestasi dikeluarkan, tetapi arus investasi bukan meningkat, tetapi justru menurun.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima