Jokowi Ketemuan SBY dan Prabowo

Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
14/10/2019 05:30
Jokowi Ketemuan SBY dan Prabowo
Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

Presiden Jokowi membuka pintu Istana untuk dua ketua umum partai, SBY dan Prabowo. Mereka bertemu berturut-turut. Pada Kamis (10/10) Jokowi bertemu SBY. Besoknya, Jumat (11/10), Jokowi bertemu Prabowo.

Ada yang melukiskan perbedaan nuansa dua pertemuan itu. Ketemuan Jokowi-Prabowo 'ditutup' dengan penuh tawa bersama wartawan. Jurnalis meminta Jokowi dan Prabowo selfie bersama mereka. Pertemuan Jokowi dengan SBY 'ditutup' dengan Jokowi mengantar SBY ke mobil golf yang telah menanti untuk mengantar Presiden ke-6 RI itu ke mobilnya.

Jokowi dan Prabowo bersama memberi keterangan kepada media. Berbeda halnya pertemuan Jokowi dengan SBY, hanya Jokowi yang memberi keterangan kepada pers. 

Apa makna kepublikan perbedaan suasana itu? Sepanjang kita tidak tahu persis apa yang mereka bicarakan, bagaimana bahasa tubuh mereka ketika berbincang, hemat saya, sepanjang itu pula yang tertangkap yang 'tampak' saja.

Jokowi tentu punya hubungan yang bersejarah dengan Prabowo. Mereka bersaing keras dalam dua kali pilpres yang dimenangi Jokowi. 

Kenegarawanan antara lain diekspresikan melalui kemampuan menerima kekalahan dengan penuh kehormatan. Kenegarawanan juga diekspresikan melalui kemampuan yang menang menghormati yang kalah. Ketemuan Jokowi dan Prabowo kiranya diharapkan membawa kesejukan tersendiri sampai ke akar rumput.

Jokowi tidak pernah bersaing dengan SBY. Persaingan dalam pilpres terjadi antara SBY dan Megawati yang dimenangi SBY. Kemudian publik dapat menilai sendiri, bagaimana hubungan SBY dan Megawati, yang maaf, tidak mengekspresikan sikap negarawan.

Relasi Jokowi dan SBY ialah relasi Presiden RI selama 10 tahun (2004-2014) dengan Presiden RI sekarang yang juga bakal 10 tahun (2014-2024). Nuansa formal seyogianya mewarnai pertemuan mereka. Keduanya tidak punya nuansa untuk bilang 'ketemuan yuk'. Hal yang telah dilakukan Jokowi-Prabowo ketika mereka ketemuan di MRT.

Tentu saja terlepas dari kedudukan sebagai presiden, orang dapat membandingkan perbedaan personalitas seorang SBY dan seorang Prabowo. Sama-sama tentara berpangkat jenderal, sama-sama ketua umum partai, tetapi masing-masing punya kepribadian berbeda yang dapat berpengaruh berbeda kepada suasana kebatinan Jokowi ketika bertemu empat mata.

Makna kepublikan yang paling mudah terbaca ialah para pemimpin itu berbicara tentang masuknya partai masing-masing ke kabinet Jokowi jilid dua. Ini perkara yang mudah terbaca, saking mudahnya belum tentu benar. 

Bila pun benar, baiklah kita kembali pada prinsip pokok sistem presidensial. Hak prerogatif presiden untuk menyusun dan merombak kabinet. Hak presiden untuk mengangkat atau mengganti menteri. Kita hormat pada kearifan Presiden.

Maka, terbayanglah tinggal dua partai, PKS dan PAN, yang berada di luar kabinet. Mereka kembali menjadi oposisi, tetapi dengan kekuatan berkurang, yakni 94 dari 575 kursi di DPR.

Itu berarti kekuatan oposisi tinggal 16,35%. Apakah itu jelek bagi checks and balances? Tergantung kualitas oposisi dalam menanggapi isu.

Suara oposisi ialah suara kritis berbasiskan fakta dan cakrawala yang luas. Bukan suara yang asal berbeda dengan pemerintah. Itu suara gaduh, yang lebih tajam mulut daripada pikiran.

Kita perlu oposisi, tetapi bukan oposisi yang eksesif di ruang publik. Sebaliknya, perlulah diantisipasi terjadinya kemungkinan partai bermuka dua. Muka yang satu partainya duduk di kabinet, muka yang lain fraksinya berseberangan dengan kabinet.

Partai bermuka dua macam itu hanya bikin publik makin tidak percaya kepada konsistensi dan integritas partai politik.


 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima