Hukum yang Bermanfaat

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
20/9/2019 05:10
Hukum yang Bermanfaat
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI)

KETIKA Republik Indonesia didirikan bapak-bapak bangsa bersepakat, pembentukan negara ini ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah tujuan besar yang harus kita lakukan bersama-sama dan kita upayakan dengan sekuat tenaga.

Karena dilakukan secara bersama-sama, tidak boleh ada seorang pun di antara kita yang tidak ikut serta. Semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menjalankan tanggung jawab konstitusional ini.

Kita menyadari bahwa langkah untuk mencapai tujuan besar bangsa ini tidaklah mudah. Bahkan, kita sangat menyadari perjalanan ini tidak akan selalu berjalan mulus. Akan selalu ada pasang naik dan pasang surut.

Tentu sebagai komandan tertinggi, Presiden yang harus menentukan jalan yang kita tempuh. Namun, dalam pelaksanaannya, semua harus mau mengambil inisiatif dan melakukannya yang terbaik.

Jalan demokrasi yang kita pilih membuka peluang dilakukannya kontrol dan koreksi. Namun, kontrol dan koreksi harus mengarah kepada perbaikan. Istilah yang selalu kita pakai, kita harus menciptakan working democracy, bukan hanya sekadar talking democracy.

Sayang, demokrasi yang kita jalankan masih sebatas pada sisi kebebasannya saja. Akibatnya, orang lebih banyak mencela daripada upaya ikut serta memperbaikinya. Bahkan, yang ironis lebih banyak mencari kambing hitam daripada memecahkan masalahnya.

Sudah hampir sebulan ini kita menghabiskan energi soal Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Seakan kita akan mengalami kiamat dengan dilakukannya revisi UU KPK. Seakan korupsi diberi angin, padahal kesepakatan kita melakukan reformasi dulu ialah menciptakan pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kita lupa kalau korupsi itu lebih disebabkan keserakahan. Praktik KKN akan semakin menjadi-jadi kalau kekuasaan dianggap hak istimewa, power is privilege. Kita lupa kalau sekarang kita beruntung memiliki Presiden yang tidak silau karena harta.

Dengan rekam jejaknya selama ini, Presiden Joko Widodo bukan sedang berupaya mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Ia sedang berupaya agar jangan sampai pemberantasan korupsi bertabrakan dengan upaya pembangunan nasional karena adanya abuse of power yang lain sebab tujuan besar kehidupan berbangsa ini bukan pemberantasan korupsi, tetapi menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

KPK sama sekali tidak sedang dikurangi kewenangannya untuk memberantas korupsi. Buktinya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi masih bisa ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Yang dimintakan adalah bagaimana KPK mendorong juga pencegahan praktik KKN agar muncul pemahaman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pejabat sehingga mereka tetap bisa mengambil keputusan eksekutif tanpa melanggar hukum.

Sekarang banyak pejabat tidak berani mengambil keputusan karena takut terjerat korupsi. Ketakutan itu berdampak negatif karena mengakibatkan tidak berjalannya pembangunan. Tanpa ada pembangunan, tujuan besar berbangsa ini tidak pernah akan bisa tercapai.

Kuatnya sikap apriori di antara kita membuat dialog sekarang ini menjadi tidak sehat. Apalagi, kalau kacamatanya diselimuti rasa tidak suka, semua menjadi tidak ada benarnya. Sikap 'pokoknya' membuat kita kehilangan rasa optimistis.

Padahal, hukum adalah alat untuk menata tata aturan kehidupan masyarakat agar berjalan lebih baik. Hukum harus memberi kepastian agar orang kemudian bisa belajar dan memperbaiki diri. Jangan sampai seperti banyak dirasakan masyarakat  termasuk dunia usaha yang sekarang terjadi justru ketidakpastian hukum.

Kita sering kali berpandangan bahwa hukum ialah panasea. Padahal, hukum bisa memperbaiki tata kehidupan bangsa kalau semua komponennya berjalan baik. Bukan hanya undang-undang yang harus baik, melainkan juga pelaksanaannya. Tidak kalah penting juga ialah pemimpin, pejabat, dan masyarakat yang paham aturan dan mau menjalankannya.

Kita bersama-sama harus memperbaiki kelemahan yang masih ada pada bangsa ini. Namun, kita juga harus sadar bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang sistem hukumnya sempurna. Semua itu membutuhkan proses dan tidak boleh menyerah apalagi pesimistis untuk membuat negara ini menuju ke kesempurnaannya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima