Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
'GLOBAL eco-jihad'. Istilah yang saya temukan di tulisan Ramona Aly, jurnalis dan komentator, di Mingguan The Guardian edisi 6 September 2019.
Jihad ekologi global. Begitu kiranya terjemahannya. Maknanya kurang lebih perang global melawan kerusakan dan perusakan lingkungan.
'Jihad' terminologi agama. Hal berbau agama biasanya lekas menggerakkan umat. Diharapkan umat merasa berkewajiban menyelamatkan lingkungan.
Ramona Aly menulis bahwa kitab suci menyebutkan manusia ditunjuk menjadi caretaker of the Earth, khalifah di muka bumi, penjaga bumi.
Nabi, kata Ramona, mengorganisasi penanaman pohon-pohon dan membangun konservasi bernama 'hima'. Yang tak disinggung Ramona ialah bahwa Nabi melarang pasukannya merusak tanaman ketika menaklukkan satu wilayah.
Jihad diperuntukkan buat semua manusia. Agama-agama mestinya punya ajaran tersendiri tentang kepedulian pada lingkungan. Di Tanah Air, jihad ekologis yang mendesak kita lakukan ialah memerangi pembakaran dan kebakaran lahan.
Di Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan, Ari Wijaya, petugas pemadam kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Kopral Ferly, anggota TNI, bejihad, berjibaku, dan membunuh api yang membakar perkebunan. Mereka, bahkan harus juga berjibaku menghindari beruang. Begitu harian ini memberitakan kemarin.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat dan Daerah, plus anggota Polri dan TNI, juga bekerja memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Polri menetapkan 85 orang dan 4 korporasi tersangka pembakar lahan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyegel 48 lahan perusahaan yang diduga sengaja membakar lahan. Presiden Jokowi memimpin rapat penanggulangan kebakaran lahan dan langsung datang ke Riau, daerah terparah didera kebakaran lahan.
Lihatlah, semua, dari petugas biasa sampai presiden, berjihad menanggulangi pembakaran dan kebakaran lahan dan hutan. Namun, ada saja yang tak tergerak berjihad menjaga lingkungan. Mereka ialah sejumlah kepala daerah. Mungkin mereka menganggap menanggulangi kebakaran lahan bukan jihad, bukan kewajiban mereka.
Kepala BNPB Doni Monardo mengategorikan tiga tipe kepedulian kepala daerah terhadap kebakaran lahan, yakni peduli, agak peduli, dan tidak peduli.
Yang kayaknya masuk kategori tidak peduli ialah Gubernur Riau Syamsuar dan Wali Kota Pekanbaru Firdaus, sedangkan presiden mendekati lokasi bencana, Gubernur dan Wali Kota malah menjauhinya. Syamsuar ke Thailand ikutan acara Pertumbuhan Segitiga Indonesia-Malaysia-Thailand. Firdaus bertugas ke Kanada, sedangkan warga tersedak asap di kampung halaman, Syamsuar dan Firdaus menghirup udara segar di negeri orang.
Celakanya, yang dipersalahkan pemerintah pusat. Pemerintah dianggap lalai mencegah kebakaran lahan dan hutan. Padahal, pemerintah pusat sudah habis-habisan mencegah dan mengatasinya. Kalau saja kepala daerah peduli, kebakaran lahan bisa diantisipasi. Jangan sampai ketidakpedulian ini karena mereka ada main mata dengan korporasi pembakar lahan.
Diapakan bagusnya kepala daerah yang lalai mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan? Dipecat Mendagri tidak bisa karena mereka dipilih langsung oleh rakyat. Disuruh ikutan memadamkan api supaya merasakan tersedak asap dan ketemu beruang, harimau, sekalian monyet, pasti ogah.
Jangan pilih lagi kepala daerah yang tak peduli, enggan berjihad, mencegah, dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan di daerahnya. Pilih kepala daerah yang kira-kira tergerak berjihad memerangi kerusakan lingkungan. Kepedulian kepada lingkungan mesti menjadi salah satu ukuran seseorang layak dipilih bukan saja sebagai kepala daerah, melainkan juga sebagai caretaker of the Earth," khalifah di muka bumi.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved