Tafsir Orang Biasa

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
26/7/2019 05:00
Tafsir Orang Biasa
Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group(MI)

INI dua pertemuan lokusnya sama-sama di Menteng, Jakarta Pusat, meski berbeda jalan. Kawasan elite tentu saja. Latar waktunya sama pula, Rabu (24/7) siang hari. Kedua perjumpaan juga ‘disempurnakan’ persamuan makan siang. Makan bersama dalam adab mana pun menunjukkan keakraban, kedekatan.

 Inilah pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto dan Surya Paloh dengan Anies Baswedan. Pertemuan yang riuh ditafsirkan. Salah satunya nujum itu perkiraan pasangan Pilpres 2024, Prabowo akan berpasangan dengan Puan Maharani atau Prabowo-Budi Gunawan; Anies Baswedan-–jika sukses memimpin Jakarta--mungkin dipasangkan dengan tokoh lain lagi.

Pertemuan Mega-Prabowo ialah ‘kelanjutan’ pertemuan Prabowo-Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus yang juga diakhiri makan siang di kawasan Senayan. Pertemuan Mega-Prabowo tak mengagetkan karena sudah diberitakan. Meski baru saja 'Perang Bubat' pada pilpres, kedua tokoh ialah pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2009. Wajar jika keduanya punya kedekatan.

 Namun, pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agak mengejutkan. Terasa tiba-tiba. Kedua tokoh juga berbeda politik pada Pilkada Jakarta 2017 dan pilpres yang baru usai. Akan tetapi, Anies juga bukan orang jauh. Ia salah seorang deklarator ormas NasDem pada 2010, bahkan Anies yang membacakan deklarasi itu.

Wajar jika Surya mengatakan ‘rumah berangkat’ Anies memang dari NasDem. Surya juga mengatakan ini pertemuan antara ‘abang’ dan ‘adik.  Wajar pula jika si ‘abang’ meminta ‘si adik’ lebih mengoptimalkan kemampuannya dalam memimpin Jakarta. Menurut Surya, Anies baru menggunakan lima dari 10 potensi dirinya dalam memimpin Jakarta.

Pertemuan Surya-Anies memang paling banyak mengundang pertanyaan dan komentar, juga kejengkelan. Banyak yang bertanya, kenapa Surya seorang nasionalis yang konsisten bertemu Anies yang ketika pilkada Jakarta dilumuri politik identitas yang membelah?  

Tak sedikit yang memuji. Bahwa pertemuan itu penting untuk menarik tokoh-tokoh itu ke rumah kebangsaan. Seorang teman menulis, bagaimanapun kerasnya perseteruan, politik memang harus lekas punya jalan bersama.

Akan tetapi, ia menanyakan, 'Bagaimana mereka yang mati pada kerusuhan 21-22 Mei? Siapa yang bertanggung jawab? Keringat mereka juga masih basah, tapi ‘atasan’ mereka sudah cipika-cipiki dan tertawa-tawa di ruang sejuk', tulis teman saya via Whatsapp. "Tetapi, pelajaran yang berharga, berpolitik harus dijauhkan dari kebencian. Maaf, ini tafsir dari orang biasa," imbuhnya.      

Teman lain lagi menulis 'Ini pertemuan zigzag para elite serupa permainan catur yang cerdas, yang meruntuhkan ‘pertahanan’ kedua kelompok pendukung calon presiden yang mengeras'. Setidaknya, kini setelah para elite yang berbeda politik bertemu, perseteruan sudah mulai melemah.

Pertemuan Mega-Prabowo ditafsirkan isyarat masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi. Ini bisa dibaca dengan sambutan Mega yang  istimewa. Pertama, makan siang dengan menu nasi goreng buatan sang tuan rumah. Nasi goreng Mega memang untuk tamu-tamu istimewa. Gus Dur dan Jokowi antara lain yang pernah menikmati hidangan ini.

Kedua, Mega juga dididampingi kedua anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo Prananda tak sering muncul di depan publik; selain kader PDIP yang juga Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan Kepala BIN Budi Gunawan. (Etiskah Kepala BIN kerap muncul di ruang  publik?

Mega bahkan menyilakan Prabowo bicara sendiri kepada Jokowi jika ada hasrat berkoalisi. Ia pun siap jadi penyambung lidah Prabowo kepada sang presiden terpilih itu. Mega seperti tak merasa perlu bicara rencana bergabungnya Gerindra kepada partai-partai koalisi. Jika Gerinda benar-benar berkoalisi, bisa jadi ini baik untuk rekonsialisi bangsa yang nyaris terbelah. Namun, sangat mungkin kegaduhan justru akan terjadi di kubu koalisi Jokowi sendiri. Kinerja kabinet pun akan terganggu.

Misalnya Fadli Zon menjadi salah seorang menteri, saya membayangkan sindirian-sindirannya yang keras kepada Jokowi. Presiden planga-plongo, 'Petruk dadi Ratu', dan 'salesman bukan negarawan'. Sosok yang direndahkan itu jadi atasannya dan ia jadi pembantunya. Bagaimana ia menempatkan diri?

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima