Elite-Elite Serius (Dianggap Pelawak)

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
04/7/2019 05:30
Elite-Elite Serius (Dianggap Pelawak)
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

MEMBACA Nietzsche membuat badan terkejut. Katanya, Socrates ialah pelawak yang dianggap serius.

Socrates ditertawakan, dia tidak dianggap serius. Dia tidak ditertawakan, dia dianggap pelawak serius.

Dialektika gaya Nietzsche itu menggoda saya untuk 'membaca' elite Indonesia dalam perspektif dianggap pelawak serius. Siapakah mereka?

Apakah Prabowo-Sandiaga serius ketika tidak hadir di KPU di acara penetapan presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2019? Serius karena mereka tidak dianggap pelawak. Mereka tidak ditertawakan.

Bayangkanlah Cak Lontong dan Butet Kartaredjasa duduk di kursi Prabowo-Sandiaga di acara itu. Pasti mereka ditertawakan. Kenapa? Karena mereka dianggap tidak serius mau menggantikan Prabowo-Sandiaga yang serius.

Jadi, bukan karena mereka pelawak serius, mereka ditertawakan. KPU bukan panggung lawak-lawakan. Untuk menertawakan Cak Lontong-Butet Kartarejasa dengan serius, tontonlah mereka dengan serius di TIM.

Apakah Amien Rais ditertawakan ketika bicara people power? Tidak. Dia tidak ditertawakan bukan karena dia tidak dianggap serius, apalagi pelawak serius, melainkan semata karena dia belum pernah tidak serius.

Ada yang menertawakannya ketika dia dipanggil polisi. Dia bicara people power enteng-entengan. Terdengar tidak serius, padahal serius.

Diperiksa polisi orang tentu serius. Amien Rais ialah oposan yang dianggap serius. Dia ditertawakan rasanya bukan hanya karena bilang people power enteng-entengan, tapi karena pernyataan itu juga mengingatkan orang omongannya yang lain, yakni berjalan kaki dari Yogya ke Jakarta. Orang menganggap itu janji serius, padahal tidak serius. Itu jalan kaki enteng-entengan.

Apakah di kubu Jokowi ada yang dianggap pelawak serius? Apakah semuanya serius? Lebih khusus apakah Surya Paloh serius?

Dia tidak ditertawakan karena dianggap pelawak serius. Pidatonya serius. Ada yang menganggapnya pelawak serius karena tidak berkeinginan menjadi cawapres, apalagi menteri. Hal itu bikin serius tertawa yang serius tidak percaya.

Surya Paloh sendiri pun rasanya serius menertawakan dirinya sendiri kenapa hidup begitu serius. Sebuah buku tentang dirinya berjudul Sang Ideolog. Amat serius untuk dianggap pelawak serius. Ideolog tidak butuh jabatan publik.

Sebutlah satu-dua nama lagi, asal bukan elite pelawak serius Indonesia Cak Lontong-Butet Kartaredjasa. Kenapa? Karena publik akan tertawa serius tidak percaya bahwa dua orang ini punya hasrat serius untuk menertawakan diri sendiri.

Nietzche sendiri kiranya orang yang tidak suka ada yang menertawakan dirinya. Katanya, orang yang menertawakan dirinya ialah orang yang tidak mengerti dirinya. "Saya bukan mulut untuk telinga mereka."

Betapa rusak sebuah republik kalau sampai elite tidak suka rakyatnya menertawakan mereka. Sebaliknya, republik rusak berat bila rakyat bilang kepada elite bahwa telinga mereka bukan untuk mulut elite.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima