Melihat ke Depan

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group 
29/6/2019 05:10
Melihat ke Depan
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group (MI)

SENATOR John McCain tidak pernah menjadi Presiden Amerika Serikat. Dua kali mencoba untuk masuk Gedung Putih, McCain selalu gagal. Namun, veteran perang AS itu tetap dikenang sebagai tokoh politik yang sportif dan tidak pernah mau menghalalkan segala cara untuk menjadi orang nomor satu dunia.

Penghormatan paling tinggi diberikan saat ia memberikan pidato kekalahan pada Pemilu 2008. McCain mengatakan bangsa Amerika sudah menentukan suaranya dan memilih Senator Barack Obama sebagai Presiden AS. Terpilihnya orang Afrika-Amerika menunjukkan negeri ini memberikan kesempatan yang sama kepada semua yang kini menjadi warga Amerika untuk menjadi pemimpin di negara yang besar ini.

Kita tahu ketika itu AS sedang terpuruk akibat krisis ekonomi yang menghancurkan sektor keuangan negeri itu. John McCain tidak mau membiarkan Obama menghadapi tantangan itu. Ia menawarkan diri untuk membantu Obama membangun kembali Amerika.

Yang paling fenomenal, McCain mengatakan kekalahan itu pasti membuat kecewa para pendukungnya. Namun, ia meminta kepada para pendukungnya bukan hanya memberikan ucapan selamat kepada Presiden Obama, melainkan juga memberikan bantuan yang terbaik kepadanya agar bisa membuat Amerika lebih makmur, aman, dan meninggalkan sesuatu yang lebih baik untuk anak-cucu kita.

Begitulah sistem demokrasi bekerja. Yang menentukan siapa yang memenangi kompetisi dalam pemilihan presiden ialah suara rakyat yang terbanyak. Semua yang ikut dalam kompetisi itu bukan hanya harus siap menang, melainkan juga siap untuk kalah.

Ketika rakyat memberikan suara yang lebih banyak kepada lawan kita, kita bukan hanya harus sportif untuk menerimanya, melainkan juga menawarkan bantuan terbaik kepada yang menang. Seorang Presiden Terpilih bukan hanya akan bekerja untuk diri atau pendukungnya, melainkan juga harus melayani seluruh warga bangsa ini.

Pembangunan yang kemudian dijalankan haruslah bersifat inklusif. Untuk itu, semua warga harus juga mau berperan serta karena keberhasilan pembangunan negara ini akan dinikmati kita semua.

Tidak bosan kita sampaikan, negeri ini mempunyai potensi untuk bisa menyejahterakan seluruh warga bangsanya. Namun, potensi itu tidak bisa dengan sendirinya memberi manfaat kepada kita, tetapi harus kita gali bersama-sama.

Tidak boleh ada di antara kita yang hanya duduk-duduk menjadi penonton dan sekadar memberi komentar. Apalagi, hanya mencari-cari kesalahan tanpa pernah mau memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ini. Indonesia akan gagal memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya apabila ada di antara kita yang bersikap masa bodoh dan tidak mau peduli.

Sekarang ini banyak di antara kita hanya berpikiran negatif. Ketidakmampuan untuk meraih kehidupan lebih baik diekspresikan dengan menyalahkan orang lain. Paling sering dijadikan kambing hitam ialah bangsa Tiongkok.

Kita lupa bahwa 25 tahun yang lalu, mereka jauh tertinggal dari kita. Mengapa mereka lalu bisa melompat begitu tinggi, dan bahkan menguasai dunia? Bill Gates mengatakan bangsa Tiongkok bisa menjadi hebat karena mereka bekerja keras. Mereka membangun manusianya untuk bisa menguasai ilmu dan teknologi.

Pemimpin perusahaan raksasa Jepang, Mitsui, pernah ditanya apa sebenarnya kerja keras itu? Ia mengatakan kerja keras itu kalau kita bekerja tanpa tidur 72 jam dan warna air seni kita itu sampai cokelat.

Pertanyaannya, apakah kita sudah sama seperti bangsa Jepang atau Tiongkok dalam bekerja? Kita jangan hanya bisa menyalahkan bangsa lain kalau tidak mampu melakukan itu. Keberhasilan itu buah dari kecerdasan, kecerdikan, dan kerja keras.

Kita setuju dengan pidato calon Presiden Prabowo Subianto bahwa masih banyak yang harus kita kerjakan sebagai bangsa. Namun, kita tidak cukup hanya berbicara apalagi menyalahkan. Kita harus mampu menunjukkan bagaimana lalu arti bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan itu.

Tidak mungkin kita menjadi bangsa besar kalau tidak mau mengakui kenyataan. Mustahil Indonesia maju kalau kita hanya berkutat mencari pembenaran bagi diri kita sendiri. Kita harus berani melihat ke depan dan mengerjakan semua pekerjaan rumah kita karena dunia ini berlari cepat untuk meraih kemajuan.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima