Mencari Dalang

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
28/5/2019 05:10
Mencari Dalang
Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group(MI)

JIKA skenario berjalan seperti yang 'mereka' nubuatkan, kerusuhan Mei 1998 mungkin saja terulang. Meski pembagian tugas 'menciptakan' para martir itu sudah disiapkan, senjata sudah di tangan para pembunuh, preman sudah dikerahkan, korban jiwa sudah berjatuhan, tetapi skenario kerusuhan besar dua dasawarsa lalu tak terulang.

Dalam bahasa Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal, kenapa kerusuhan besar tak terjadi, karena Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu wa ta'ala, masih sayang pada Indonesia. Lebih dari sekali dalam konferensi pers di Kantor Menko Polhukam, Senin (27/5), Iqbal menyebut karena berkah Tuhan Yang Maha Kuasa itulah kerusuhan tak terjadi. Ini tentu untuk menggambarkan betapa serius ancaman dari para perusuh itu.

Kita bersedih karena harus ada delapan korban jiwa. Entah siapa pembunuhnya, karena Polri tak dilengkapi peluru tajam. Sementara para korban meninggal dikabarkan karena senjata tajam dan ditembak dari jarak dekat. Ini bisa dipastikan aksi orang-orang yang berpengalaman.

Itu mungkin martir yang mereka (para perusuh) kehendaki. Agar ada alasan mengulang kerusuhan di penghujung masa Orde Baru. Masa ketika kepercayaan publik terhadap TNI/Polri berada di titik nadir. Kini, meski ada upaya memecah belah kedua institusi itu, TNI dan Polri tetap solid. Publik tetap percaya pada mereka. Berbeda sekali dengan masa 21 tahun lalu.

Menurut Iqbal, dari pengakuan enam tersangka kerusuhan, satu di antaranya perempuan, terkuak siapa yang menjual dan membeli senjata, dan siapa mendapat perintah membunuh. Target yang disasar ialah membunuh beberapa tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei. Para tokoh ini sudah disurvei lokasinya, tinggal pelaksanaan. Mereka orang-orang berpengalaman.

Dari enam tersangka itu, tiga orang ditangkap pada 21 Mei di tempat berbeda di Jakarta, tiga orang ditangkap di Jakarta dan Bogor pada 24 Mei. Salah seorang tersangka berinisial HK, misalnya, bertugas sebagai pemimpin. Ia juga mencari senjata api, sekaligus mencari dan menjadi eksekutor (pembunuh). Pada aksi 21 Mei ia membawa satu pucuk senjata api revolver.

Selain HK, ada tiga tersangka lain yang juga bertugas sebagai eksekutor. Sementara dua orang sebagai penjual senjata api. Untuk tugas yang penuh risiko itu masing-masing menerima uang dengan jumlah bervariasi. Tak ada tugas berat tanpa imbalan yang sesuai.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Menko Polhukam Wiranto pada 22 Mei mengungkapkan para perusuh itu terdiri atas tiga kelompok. Kelompok preman bayaran, penembak jitu, dan kelompok gerakan radikal. Tiga kelompok ini berbeda dengan kelompok aksi damai di Bawaslu. Karena itu, anjuran people power seperti kata Amien Rais, jelas bukan hal yang enteng-enteng saja. Ia telah memakan korban jiwa.

Polri sudah mengantongi 'seseorang' yang memerintahkan pembunuhan. Alasan tak mau menyebut siapa 'seseorang' itu karena belum waktunya. Nanti jika dalam penyidikan sudah mengerucut, polisi akan menyampaikannya kepada publik.

Spekulasi yang berkembang di masyarakat, ia tokoh masa silam yang punya pengalaman dan keberanian bermain dalam api kekerasan. Bisa jadi nama itu berasal dari kerusuhan Mei 1998. Yang juga mengecoh di lapangan, karena mereka menggunakan rompi bertuliskan 'Polisi'.

Beberapa hari sebelum pengumuman penghitungan hasil pemilu, Polri telah menangkap puluhan terduga teroris yang juga akan melakukan aksi amaliah pada 22 Mei. Polri juga menangkap Danjen Kopassus Mayjen TNI (Pur) Sunarko dan beberapa anggota TNI karena kasus penyelundupan senjata api, bisa jadi akan digunakan pada kerusuhan 22 Mei.

Meski kerusuhan serupa Mei 1998 tak terjadi, tapi aksi para perusuh itu sungguh berbahaya. Jika terjadi kita akan terpuruk lagi. Demokrasi jadi lunglai. Pastilah ini suatu yang ditunggu mereka yang mengharamkan demokrasi dan barisan sakit hati pada pemerintahan kini.

Demokrasi harus mampu menghentikan cara-cara durjana justru karena aturan main siapa, kapan, dan berapa lama para pemimpin harus berkuasa, sudah jelas aturannya. Untuk memperkuat demokrasi pula, aparat hukum mesti tanpa ragu mengungkap siapa dalang tertinggi kerusuhan 21-22 Mei itu. Publik berharap dengan segala penantian.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima