Rebutan Layangan

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group
20/4/2019 05:30
Rebutan Layangan
Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group(MI/Tiyok)

PELAKSANAAN Pemilihan Umum 2019 berlangsung aman dan lancar. Nyaris tidak ada hal yang mengkhawatirkan yang terjadi sepanjang Rabu (17/4) lalu.

Semua datang ke tempat pemungutan suara dengan tenang dan tidak ada kehebohan karena antrean panjang atau waktu yang lama untuk mencoblos.

Sekali lagi, bangsa Indonesia menunjukkan kedewasaannya. Mereka semakin matang untuk menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara. Bukan hanya di Tanah Air antusiasme itu bisa kita rasakan, melainkan juga oleh saudara-saudara kita yang kebetulan sedang berada di luar negeri.

Tidak usah heran apabila masyarakat dunia memberikan apresiasi yang tinggi kepada kita. Pemilu terbesar di dunia bisa dilakukan secara serentak hanya dalam waktu 6 jam dan tidak ada setetes pun darah yang harus mengalir.

Kalau kemudian nilai tukar rupiah menguat dan pasar modal mengalami bullish tidak mengherankan. Indonesia merupakan tempat investasi yang menjanjikan karena masyarakatnya bisa mengelola perbedaan dengan begitu baik.

Tentunya sekarang tinggal bagaimana para elite politik melengkapi kedewasaan warga dengan kematangan menerima hasil pemungutan suara.

Seharusnya mereka lebih tinggi tingkatannya dari masyarakat. Sebagai kelompok orang-orang terdidik dan paham arti demokrasi, mereka tidak merusak kedamaian yang ada di negeri ini.

Kita tahu bahwa pemilu ialah bagian dari proses pematangan demokrasi. Kita melaksanakan pemilu agar pergantian pemerintahan bisa dilakukan secara reguler setiap lima tahunan. Rakyatlah yang memegang kedaulatan untuk memberikan amanah kepada petahana kalau memang dianggap baik selama lima tahun menjalankan pemerintahan atau menunjuk pemimpin baru kalau penantangnya dianggap lebih bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Kepastian dari daulat rakyat itu akan kita ketahui pada 22 Mei yang akan datang. Namun, dari hasil hitung cepat lembaga-lembaga survei yang terakreditasi Komisi Pemilihan Umum menunjukkan, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang mendapatkan dukungan lebih banyak. Hasil hitung cepat menunjukkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin mendapatkan sekitar 55% suara, sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh sekitar 45% suara.

Dalam masyarakat yang cerdas sebenarnya kita sudah bisa mengetahui siapa yang akan dipercaya untuk menjadi pemimpin nasional periode 2019-2024. Namun, untuk lebih pastinya tidak ada salahnya apabila kita bersabar menunggu hasil rekapitulasi suara yang dilakukan KPU.

Yang ingin kita ingatkan, janganlah masa satu bulan ke depan kita jadikan ajang untuk melakukan deklarasi secara sepihak. Apalagi ketika itu dilakukan tanpa ada basis yang bisa dipercaya oleh masyarakat.

Kecenderungan untuk mau menang sendiri harus kita hindarkan. Apalagi sampai ada pemikiran untuk menerapkan prinsip ‘rebutan layangan’.

Daripada layangan itu tidak bisa kita dapatkan, lebih baik kita rusak sekalian sehingga tidak ada satu pun yang bisa memilikinya.

Kultur seperti ini bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Itulah bagian dari kehidupan nyata yang ada di tengah masyarakat ketika berebut layangan putus. Dengan berjalannya waktu dan semakin berpendidikannya kita, maka prinsip ‘zero sum game’ seperti itu harus kita buang jauh-jauh.

Kita pantas belajar kepada para pemain sepak bola yang berlaga di tingkat dunia. Ketika sedang bertanding di lapangan, mereka begitu bernafsu untuk saling mengalahkan. Akan tetapi, ketika wasit meniupkan peluit panjang, yang kalah tidak harus kemudian mengamuk, tetapi dengan besar hati mengakui kelebihan lawannya.

Memang sepak bola di Indonesia sering agak berbeda. Ketika kalah yang dilakukan ialah mencari kambing hitam. Wasit sering kali menjadi sasaran kekesalan dari tim yang kalah. Padahal, kekalahan itu ialah ‘keberhasilan yang tertunda’ ketika mereka mau belajar dari kesalahan yang dilakukan.

Sekali lagi kita ingin ingatkan, tujuan kemerdekaan yang kita proklamasikan pada 17 Agustus 1945 bukanlah untuk mengejar kekuasaan. Jabatan presiden bukanlah target akhir yang harus dikejar dengan pendekatan hidup atau mati. Jabatan presiden itu amanah untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kalau semangatnya ‘bar ji, bar beh, bubar satu, bubar semua’, tidak pernah akan ada kesejahteraan umum itu. Ketika pendekatannya ‘pokoknya’ dan kemudian merusak yang sudah ada, kita tidak pernah akan bisa ke mana-mana. Kita akan selalu memulai pembangunan ini dari titik nol.

Mulai Senin depan mari kita lupakan soal pemilu dan kita semua kembali bekerja.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima