Berpesta, Bergembira

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
16/4/2019 05:30
Berpesta, Bergembira
Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group(MI/Tiyok)

JIKA tak ada aral, 17 April 2019 menjadi hari paling bersejarah bagi Indonesia. Inilah untuk pertama kali pemilihan umum (pemilu) memilih wakil rakyat dan presiden-wakil presiden dilaksanakan serentak. Pemilu kali ini juga dinilai paling rumit di dunia, disebut juga ‘Pemilu Lima Kotak’.

Surat suara warna hijau ialah daftar calon anggota legislatif (caleg) kabupaten/kota, biru untuk caleg provinsi, kuning untuk caleg DPR RI, merah untuk caleg DPD RI, dan abu-abu untuk calon presiden-wakil presiden. Sekitar 195 juta warga akan memilih sekitar 245 ribu caleg dari seluruh tingkatan dan dua pasangan calon presiden wakil presiden.

Yang terpilih hanya 20.528 orang dan sepasang calon presiden-wakil presiden. Tujuh bulan masa kampanye (23 September 2018-13 April 2019) bangsa ini merasakan bagaimana ketatnya persaingan di lapangan.

Sebuah kontestasi politik pastilah tak terhindarkan rivalitas sengit. Gesekan dan benturan. Yang terasa membelah secara biner ialah rivalitas di tingkat pendukung pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin versus Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ini kali kedua Jokowi berhadapan muka-muka dengan Prabowo.

Gelombang informasi dusta (hoaks) hingga fitnah susul-menyusul. Ia mencemaskan. Ia meracuni kebersamaan. Itu pula penting adanya hari tenang (14-16 April) untuk relaksasi. Untuk melemaskan saraf-saraf yang mengencang.

Para calon anggota legislatif, calon presiden-wakil presiden, tim sukses, dan pendukung, penting meneguhkan jiwa kesatria: siap kalah dan siap menang. Sikap legawa seperti ini penting agar tak menggunakan segala cara: menabrak aturan, norma, dan etika. Ada yang menang ada yang tumbang. Itulah postulat pertandingan.

Bagi masyarakat yang telah menentukan pilihan, timbang ulang untuk meneguhkan pilihan terbaik. Bagi yang sudah menentukan pilihan tapi masih galau (swing voters) dan belum menentukan pilihan (undecided voters), hari tenang bisa untuk mencari referensi paling kuat memilih yang terbaik.

Bagi penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, ini waktu terbaik untuk memenuhi segala kekurangan. Surat suara, TPS, seluruh petugas, hingga tingkat terbawah, harus dipastikan siap di hari H. Jangan ada satu pun hak pemilih terhalangi karena urusan-urusan teknis yang tak kelar.

Ini politik praktis yang profan, pastilah pemilu tak hendak memilih ‘malaikat’ yang paripurna. Pilihan figur terbaik, bukan mereka sempurna, melainkan yang paling sedikit kelemahannya, banyak keunggulannya.

Ini pemilu ke-12 sejak 1955 dan ke-5 pasca-Soeharto tumbang. Bagi kita yang telah memilih demokrasi sejak reformasi bergulir, mesti ikut bertanggung jawab merawat agar demokrasi kuat dan sehat agar ia punya maslahat besar bagi rakyat.

Demokrasi memastikan suksesi kepemimpinan lewat pemilihan. Bukan lewat tebasan pedang atau pembunuhan, seperti terjadi di masa silam. Meskipun setiap pemilu mustahil sempurna, adab demokrasi menghormati postulat 'suara rakyat suara Tuhan' (vox populi, vox dei).

Maka berilah selamat bagi yang menang sebagai penghormatan atas penjelmaan suara Tuhan, juga berempatilah pada yang kalah. Saya sudah punya pilihan siapa nanti calon pemimpin yang akan dipilih. Namun, saya akan beri selamat kepada siapa pun yang menang.

Siapa pun presiden-wakil presiden terpilih itulah kepala negara dan kepala pemerintahan sah Republik Indonesia (2019-2024). Itulah pemimpin kita. Mari berpesta, mari bergembira. Bergembira karena ada harapan baru di situ.

Para petahana dievaluasi dan para pendatang baru diuji. Bergembira karena rakyat dengan penuh daulat menentukan para pemimpinnya. Yang lancung mesti tak lagi diusung, yang loba jangan dipercaya.

Saya percaya demokrasi Indonesia yang gaduh itu kelak akan menemu jalannya sendiri yang teduh, penuh berkah. Namun, itu tak tiba begitu saja. Ia mesti diupayakan, dirawat, dan dipupuk dengan asupan penuh gizi. Bukan semata dengan mimpi dan fantasi.Selamat berpesta. Selamat bergembira.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima