Lembaga Survei: Cermin

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
09/4/2019 05:30
Lembaga Survei: Cermin
Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group(MI/Tiyok)

PEMILU paling panas di era reformasi ini tinggal sepekan lagi (17 April). Ada yang berharap tanggal itu cepat tiba dan kemudian berlalu. Namun, banyak pula yang menikmati ini sebuah proses politik menuju pendewasaan bangsa. Pesta politik elektoral di era ini, terlebih sekelas pemilihan presiden, muskil tanpa rivalitas yang ketat dan amat terbuka.

Seperti galibnya pesta demokrasi, ada banyak nubuat didedahkan. Misalnya, tentang caleg dan partai partai politik yang lolos ke Senayan; juga tentang pasangan calon presiden-wakil presiden yang bakal menang; dan apa yang akan terjadi jika salah satu pasangan yang diberi mandat rakyat memimpin Ibu Pertiwi periode 2019-2024.

Nubuat yang punya pijakan akademis kuat pastilah lembaga survei. Ia bukan fantasi atau halusinasi. Lembaga survei bekerja sesuai dengan kaidah ilmiah. Kini telah terdaftar 33 lembaga survei di KPU untuk Pemilu 2019; Pemilu 2014 tercatat 56 lembaga survei.

Aturan soal lembaga survei tercantum dalam Pasal 449 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. “Pelaksana kegiatan penghitungan cepat hasil pemilu wajib mendaftarkan diri kepada KPU paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.”

Ayat (4) berbunyi, “Pelaksana kegiatan penghitungan cepat wajib memberitahukan sumber dana, metodologi yang digunakan, dan hasil penghitungan cepat yang dilakukannya bukan merupakan hasil resmi Penyelenggara Pemilu.” Pengumuman prakiraan hasil penghitungan cepat hanya boleh dilakukan paling cepat dua jam setelah selesai pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat.

Meski bukan lembaga resmi mengumumkan hasil pemilu, banyak pihak menjadikan hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei sebagai patokan, karena hasilnya memang tepercaya. Meskipun hasil resmi tetap menunggu perhitungan manual KPU. Lembaga survei yang kredibel juga bisa menjadi alat kontrol penyelenggara pemilu jika berbuat lancung. Kehadiran lembaga survei ialah bentuk partisipasi masyarakat. Betapa sepinya hajat politik nasional tanpa lembaga survei.

Pada Pemilu 2014, ada dua kelompok lembaga survei mengumumkan hasil berbeda. Beberapa lembaga survei mengumumkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla menang; ada pula yang mengumumkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa unggul. Umumnya lembaga survei yang mengunggulkan Prabowo, selain baru juga tak tergabung di asosiasi pegiat survei seperti Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dan Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (Aropi).

Sejak itu Prabowo antipati terhadap lembaga survei. "Rakyat sudah capek dengan pencitraan, sudah capek dengan lembaga survei yang akal-akalan yang banyak bohong," kata Prabowo pada kampanye akbar, di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa pekan lalu. Sandi juga mengatakan, pihaknya tak pernah percaya pada survei eksternal.

Survei memang tak steril dari kesalahan, tapi tak boleh bohong. Itu prinsip dasar penelitian. Untuk mendeteksi mana hasil yang kredibel dan dapat dipercaya publik, kita bisa lihat dari rekam jejak lembaga survei itu. Hasil survei dari lembaga yang kredibel secara psikologis terbukti juga bisa menenangkan massa. KPU pun mengakui amat membutuhkan lembaga survei.

Kini, survei prapemilu sedikitnya 19 lembaga survei menunjukkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menang dengan selisih rata-rata 17% jika dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Sandiaga. Bahkan, ada delapan lembaga survei selisihnya di atas 20%. Beberapa survei juga menunjukkan PDIP bakal mengulang kemenangan pada Pemilu 2014, disusul Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PKS, NasDem, dan PPP.

Betulkah hasil survei itu? Dalam tulisan Ke Mana Pemilih Bimbang Berlabuh? (Media Indonesia, 8/4), Berhanuddin Muhtadi menjelaskannya dengan tepat. Salah satu potensi yang bisa mengubah keadaan ialah bias partisipasi. Menurut Burhan, dalam survei, para peneliti yang aktif mendatangi responden. Sementara itu, dalam pemilihan, pemilihlah yang aktif mendatangi TPS.

“Jika pendukung 01 tak menerjemahkan preferensi elektoralnya dengan menggunakan hak pilih di TPS, sedangkan pendukung 02 lebih solid dan militan, hasilnya bisa tak sesuai dengan prediksi survei.” Hal yang kurang lebih sama berlaku juga untuk partai.

Hasil survei lembaga yang kredibel ialah sebuah cermin. Ia alat untuk melihat wajah kita. Justru dengan cermin itu kita tahu bagaimana merawat wajah dan tubuh kita. Namun, jika ‘buruk muka cermin dipecah’, itulah tanda ia tak mau melihat wajah diri sendiri yang sesungguhnya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima