Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KEPEMIMPINAN pada akhirnya sebuah pilihan. Bukan jabatan. Itulah antara lain kesimpulan Stephen R Covey. Kepemimpinan bukan pula kekuasaan. Kepemimpinan ialah seni untuk memberdayakan.
Semua itu kiranya cukup untuk melukiskan kepemimpinan di banyak organisasi, tetapi tidak cukup untuk melukiskan kepemimpinan organisasi yang bernama negara. Terlebih negara multimajemuk seperti NKRI.
Ada nasihat yang bilang kita hanya bisa memahami tidur saat kita bangun, bukan pada saat kita tidur. Hemat saya, inilah nasihat yang kian perlu dicamkan dalam memilih pemimpin.
Salah satu pertanda tidur ialah mata terpejam, tidak melihat. Dalam memilih pemimpin orang perlu melihat sedemikian rupa sehingga semua kebaikan atau keburukannya tampak nyata. Untuk itu, orang harus bangun.
Hanya dalam keadaan bangun daya kritis hadir. Kenyataannya dalam melek sekalipun banyak yang tidak kritis. Saya kira itulah yang terjadi ketika sebagian dari kita mempercayai hoaks, berita bohong.
Percaya berita bohong petunjuk bahwa kita belum bangun yang semelek-meleknya. Padahal, kita hanya bisa memahami tidur saat kita bangun, semelek-meleknya, bukan saat kita tidur, terlebih tidur selelap-lelapnya.
Debat capres mungkin bikin orang bangun. Setelah nonton debat keempat pilpres, harian ini kemarin menurunkan kepala berita berjudul 'Rasional vs Emosional'. Sebuah judul yang mengajak publik bangun, semelek-meleknya, sesadar-sadarnya, siapa calon presiden terbaik untuk NKRI.
Kita tidak butuh pemimpin yang emosional. Yang gampang marah. Kita butuh pemimpin yang mampu memberdayakan, mampu pula mengendalikan diri.
Negara ini tidak butuh pemimpin ekstrem di sisi sebelah mana pun. Kita pun tidak perlu pemimpin yang berada di pinggir-pinggir. Kita butuh dan perlu pemimpin di tengah.
Kita pun tidak butuh pemimpin yang narasi besarnya tentang bangsa dan negara ini semuanya jelek, semuanya negatif. Inilah pemimpin yang hanya punya penglihatan untuk sebuah sisi, yaitu sisi buruk bangsa dan negara ini.
Tiap negara tentu ada sisi buruknya. Tidak ada negara yang sempurna. Akan tetapi, memburuk-burukkan negara sendiri tidak pantas disuarakan seorang pemimpin.
Negara ini butuh dan perlu pemimpin yang punya kecerdasan ke masa depan, bukan ke masa lalu. Yang berani bertarung berhadapan dengan bangsa-bangsa lain dalam kemajuan teknologi, bukan malah memilih teknologi kuno ketimbang kekayaan RI lari ke luar negeri.
Kekayaan kita tidak boleh lari ke luar negeri, tetapi kita pun tidak boleh mundur ke belakang. Kita tidak butuh pemimpin yang xenofobia lalu mengurung diri ke zaman batu.
Kepemimpinan pada akhirnya sebuah pilihan. Bukan jabatan. Bukan kekuasaan. Bukan untuk memperkaya diri sendiri. Agar tidak salah pilih, izinkan saya mengutip kembali nasihat yang bilang kita hanya bisa memahami tidur saat kita bangun, bukan pada saat kita tidur. Pada 17 April 2019, bangunlah semelek-meleknya.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved