Fair Trade

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
23/3/2019 05:30
Fair Trade
()

PEMERINTAH menyatakan siap untuk melakukan perang dagang dengan Uni Eropa. Perlakuan tidak adil yang diterapkan negara-negara Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit asal Indonesia memang harus dihadapi dengan sikap yang tegas.

Bukan hanya kita yang menyuarakan sikap keras terhadap Uni Eropa. Malaysia sebagai produsen utama minyak kelapa sawit juga menyampaikan keberatan yang sama dan akan membalas langkah tidak adil yang dilakukan negara-negara Uni Eropa.

Memang aneh jika Uni Eropa menyatakan produk kelapa sawit memiliki risiko yang tinggi terhadap lingkungan. Sebaliknya, minyak kedelai disebut sebagai produk yang risikonya rendah terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dilihat dari produktivitas per hektare, kedelai jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kelapa sawit. Untuk menghasilkan volume yang sama, dibutuhkan luasan lahan perkebunan kedelai yang minimal empat kali lipat lebih besar daripada perkebunan kelapa sawit.

Uni Eropa tidak berani bersuara keras terhadap produk kedelai karena produsen utamanya ialah Amerika Serikat. Sistem monokultur yang sering dipersoalkan kepada negara-negara berkembang sudah lebih dulu dilakukan negara-negara maju. 

Di sinilah ketidakadilan itu harus diperjuangkan. Negara-negara maju jangan dibiarkan mendominasi kebenaran. Mereka menerapkan standar ganda dalam menilai pemanfaatan lahan untuk perkebunan.

Tidak bisa pula kesalahan pada masa lalu terus dijadikan alat untuk menghukum. Indonesia sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengikuti apa yang diingini negara-negara Uni Eropa. Kita melakukan moratorium untuk penggunaan lahan-lahan gambut.

Kalau kesalahan masa lalu dijadikan pegangan, negara-negara Eropa dan Amerika seharusnya bertanggung jawab terhadap kerusakan hutan. Mereka membabat habis hutan mereka untuk menjadikan kawasan pertanian dan juga kawasan industri.

Museum perjalanan bangsa Selandia Baru di Wellington bisa kita pakai sebagai ukuran bagaimana dahsyatnya perusakan lingkungan yang dilakukan orang-orang Eropa. Hutan-hutan di Selandia Baru berubah menjadi padang-padang rumput hanya demi orang Eropa bisa bertahan hidup.

Belajar dari pengalaman Tiongkok melawan AS, sikap tegas membuat negara maju tidak bisa lagi sewenang-wenang. Pembalasan yang dilakukan Tiongkok membuat pemerintah Washington berpikir dua kali dan akhirnya mengajak untuk berunding.

Masa depan ekonomi dunia ada di kawasan Asia Pasifik. Eropa boleh dikatakan sudah menjadi masa lalu. Dalam beberapa dekade mendatang, perekonomian mereka akan ditinggal negara-negara Asia.

Kalau kita membalas tindakan sepihak negara Uni Eropa, yang akan merugi ialah mereka sendiri. Ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan untuk mengevaluasi pembelian pesawat Airbus guna membalas tindakan tidak adil Uni Eropa, mereka sudah kelimpungan.

Tentu dalam jangka pendek akan ada pengaruh akibat perang dagang yang kita lancarkan. Di sinilah kita perlu bergandengan tangan. Salah satu yang harus kita cepat lakukan ialah pembangunan kilang minyak untuk mengolah minyak kelapa sawit.

Kelebihan produksi minyak kelapa sawit jangan dibiarkan terbuang mubazir. Kita harus menyelamatkan sekitar 16 juta tenaga kerja yang hidupnya tergantung dari komoditas ini. Negara Uni Eropa seperti Italia sudah membuktikan bahwa minyak kelapa sawit bisa menjadi sumber energi terbarukan di masa mendatang.

Tentu yang tidak kalah pentingnya, kita harus memperbaiki terus tata kelola perkebunan kelapa sawit. Tidak boleh lagi terjadi perambahan hutan untuk membuka perkebunan kelapa sawit. Semua harus sesuai dengan kaidah pengelolaan yang benar agar kita menjadi bangsa yang naik kelas.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima