Ekspor

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
16/3/2019 05:30
Ekspor
()

KITA pantas bersyukur melihat kinerja perdagangan pada Februari lalu. Untuk pertama kalinya setelah empat bulan berturut-turut, kita mengalami surplus perdagangan. Membaiknya harga-harga komoditas mendorong peningkatan penerimaan ekspor.

Memang surplus yang kita dapatkan baru sekitar US$330 juta. Namun, ini bisa menjadi awal yang baik untuk melanjutkan rebound. Kita membutuhkan peningkatan nilai ekspor yang berkelanjutan agar surplus perdagangan bisa terus dipertahankan.

Kita tahu defisit perdagangan sangat berpengaruh kepada neraca transaksi berjalan. Membesarnya defisit neraca transaksi berjalan yang kita alami tahun lalu ikut menekan pelemahan rupiah. Apalagi ada kebijakan taper tantrum yang dilakukan Bank Sentral AS sehingga Bank Indonesia terpaksa menaikkan BI rate.

Pengalaman buruk 2018 membuat pemerintah memperbaiki kebijakan ekspor. Berbagai hal yang menghambat kinerja ekspor diperbaiki. Hambatan-hambatan yang membuat tersendatnya arus ekspor dicoba untuk dilancarkan.

Masih banyak hal yang bisa didorong sebagai produk ekspor. Salah satu yang dipamerkan di JI Expo Kemayoran, Jakarta, pekan ini ialah furnitur. Produk-produk furnitur Indonesia baik yang berbasis kayu maupun rotan diminati negara lain.

Sayangnya kita tidak menjadikan sumber daya alam yang dimiliki sebagai kekuatan. Rotan, misalnya, 85% berasal dari Indonesia. Namun, kebijakan kita sering kali tidak jelas sehingga kadang rotan boleh diekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi kadang hanya diizinkan dalam produk jadi.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Soenoto sejak lama mengampanyekan agar rotan dilarang diekspor dalam bentuk barang mentah. Kalau semua rotan yang ada harus dijadikan furnitur terlebih dahulu, Indonesia bukan hanya akan menjadi produsen furnitur rotan terbesar di dunia, tetapi industri mebel dunia harus membuka usahanya di Indonesia kalau ingin ikut memanfaatkan rotan.

Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Tumbuhnya industri mebel akan membuka lapangan pekerjaan. Apalagi kalau pemerintah membantu industri dalam hal pemasaran dan membuat desain yang sesuai permintaan pasar dunia.

Pengusaha Prajogo Pangestu sering mengatakan bahwa kita tidak boleh setengah-setengah apabila ingin main di pasar global. Kita harus menguasai pasar dan menyediakan berbagai produk yang berkualitas dunia. Cara pemasarannya pun harus bisa menembus kelompok usaha yang mempunyai jaringan luas.

Pendiri Kelompok Barito Pacific itu memberi contoh bagaimana cara kerja perusahaan Tiongkok yang membuat peralatan kamar tidur seperti seprai, sarung bantal, penutup tempat tidur, hingga handuk. Ahli pemasarannya langsung menemui orang tertinggi perusahaan hotel ternama. Begitu berhasil maka produknya dipakai di semua kamar jaringan hotel yang mereka miliki di seluruh dunia. Bisa dibayangkan berapa banyak kebutuhan peralatan kamar yang harus disediakan setiap tahunnya.

Kalau kita bisa unggul dalam memproduksi furnitur berbasis rotan, target pasarnya jangan perorangan. Seperti pengusaha Tiongkok, kita harus bisa membuat bagaimana semua kursi yang ada di semua kamar hotel di seluruh dunia ialah buatan Indonesia.

Cara berpikir besar seperti itulah yang kita butuhkan apabila kita ingin mendorong ekspor. Tidaklah mungkin kita bisa menembus nilai ekspor di atas US$250 miliar seperti Korea Selatan apabila cara berpikirnya masih eceran. Kalau mau menyasar konsumen akhir, kita harus berani membuka toko seperti Swedia menjual IKEA.

Tentu kualitas produk merupakan prasyarat yang juga harus dipenuhi. Kita harus mampu membuat produk dengan ukuran yang standar. Kita pun mempunyai desainer-desainer hebat seperti desainer Italia yang mampu membuat produk yang unik dan cantik.

Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir. Kita membutuhkan ide dan inovasi untuk memanfaatkan sumber daya melimpah yang kita miliki. Keterbatasan ide membuat kekayaan yang kita miliki akhirnya lebih banyak dimanfaatkan bangsa lain.

Tentu ini bukan hanya pekerjaan pemerintah. Kita semua harus bersama-sama mengeluarkan pikiran terbaik yang kita miliki. Tidak ada yang bisa membesarkan dan membuat kita bangga kepada Indonesia, kecuali kita sendiri yang melakukannya.
 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima