Buku

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
09/3/2019 05:30
Buku
()

RAMAI warga datang ke dua pameran buku yang digelar di Jakarta. Ini tentu merupakan pertanda yang baik. Buku merupakan sumber pengetahuan, buku adalah jendela dunia. 

Keinginan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus didukung kemudahan warga memperoleh buku.

Pertanyaannya, apakah kita mendukung kemudahan warga untuk mengakses buku? Kita harus katakan tidak. Harga buku di Indonesia tergolong mahal. Pemerintah cenderung memperlakukan buku sama seperti komoditas lainnya.

Lihat saja pameran Big Bad Wolf yang sedang digelar di International Convention and Exhibition di Bumi Serpong Damai. Yang ramai dibahas ialah mengapa buku-buku internasional yang dijual di sana harganya bisa lebih murah.

Kementerian Keuangan langsung berniat untuk melakukan pemeriksaan. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan memeriksa prosedur masuk buku.

Direktorat Jenderal Pajak akan memeriksa pembayaran pajaknya. Ketua Penyelenggara Big Bad Wolf, Uli Silalahi, mengatakan, pameran buku internasional ini sudah berlangsung empat tahun. Selama ini pihaknya mengikuti semua prosedur yang harus dilalui. Termasuk membayar pajak dari kegiatan pameran ini.

Itulah yang membuat mengapa harga-harga buku yang dipamerkan menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di tempat pameran yang sama di Malaysia. 

Padahal, tujuan dari pameran buku internasional ini bukan semata-mata bisnis, melainkan mendorong minat baca dan lebih lagi memudahkan warga di sebuah negara mengakses buku internasional yang selama ini mahal harganya.
Sepantasnya pemerintah mengkaji kebijakan dalam urusan perbukuan.

Sejak lama bahkan Serikat Penerbit Surat Kabar meminta pemerintah menghapus pajak pertambahan nilai untuk percetakan surat kabar. Penghapusan ini bukan untuk kepentingan penerbit, melainkan untuk kepentingan pembaca agar bisa membeli koran dengan lebih murah.

Namun, sulit meyakinkan pemerintah agar surat kabar dan buku diperlakukan secara berbeda. Pemerintah selalu menggunakan kacamata kuda bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara. Tidak pernah mau dilihat bahwa ini bagian dari investasi manusia yang berjangka panjang.

Kita seharusnya bisa melihat bagaimana India menerapkan kebijakan investasi kepada manusia. Salah satunya ditopang harga buku yang murah sehingga mudah diakses warga. Penghapusan pajak untuk barang cetakan membuat warga India menjadi melek baca dan lebih penting lagi menjadi pintar.

Kelebihan dari bangsa India ialah pengetahuannya. Mereka menjadi lebih berwawasan karena lebih banyak membaca. Bahkan, mereka berani untuk mengutarakan pendapatnya karena sadar memiliki pengetahuan yang memadai.

Keinginan pemerintah sekarang untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia akan berjalan lambat apabila tidak ditopang kemudahan akses terhadap buku. Kultur masyarakat yang sekarang lebih banyak menonton, lebih berat untuk diubah menjadi kultur membaca, sepanjang harga buku dibiarkan mahal.

Seharusnya pemerintah tidak terlalu kehilangan banyak penerimaan pajak apabila pajak untuk buku dihapuskan. Apalagi jika dibandingkan dengan manfaat yang bisa didapatkan. 

Anak-anak Indonesia akan mendapatkan penguatan ilmu dan pengetahuan dari membaca.

Indonesia akan semakin naik kelas dan bisa terlepas dari ‘middle income trap’ kalau manusianya dibuat cerdas. Kreativitas dan inovasi akan banyak bermunculan ketika orang dibukakan wawasannya dengan membaca buku.

Jangan seperti sekarang, kita terperangkap oleh cara pandang yang sempit. Kita lebih suka membuat hoaks daripada beradu ide dan pikiran yang bernas. Kita tidak sadar bahwa dunia justru semakin terbuka dan maju.

Sebagai orang yang pernah ikut memimpin Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati pasti paham arti pentingnya pendidikan, peningkatan kualitas manusia dalam kaitannya dengan buku. Kita menunggu adanya terobosan kebijakan untuk bisa membuat bangsa ini menjadi lebih cerdas.
 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima