Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMILU serentak kiranya membawa kerisauan bercabang dua. Cabang pertama ialah kerisauan apakah partai bakal meraih kursi DPR yang ditargetkan.
Tentu ada partai yang diam-diam mengalami kerisauan yang lebih dalam, apakah lolos ambang batas parlemen. Jangan-jangan Pemilu 2019 ini merupakan ajang penyembelihan partai masuk ke lubang kubur.
Cabang kedua ialah kerisauan apakah presiden yang diusung bakal menang pilpres. Partai dalam kelompok kerisauan ini terbagi dalam tiga jenis. Jenis yang pertama partai yang mendapat efek elektoral terbesar berkat partainya mencalonkan kadernya menjadi capres. Partai jenis ini hanya ada dua, yaitu PDI Perjuangan dan Gerindra.
Jenis yang kedua partai yang tidak mendapat efek elektoral pencapresan, tetapi mati-matian memenangkan capres-cawapres yang turut diusungnya. Partai konsisten memikul tanggung jawab. Partai jenis ini yang saya tahu betul ialah Partai NasDem yang sejak dini telah menyatakan mengusung kembali Jokowi untuk menjadi presiden dua periode.
Jenis yang ketiga partai yang tidak mendapat efek elektoral dari pencapresan, lalu mengambil sikap mengerahkan energi untuk mengurus diri sendiri dalam pemilihan legislatif. Inilah jenis kerisauan yang dialami Partai Demokrat, yang terbaca dalam pidato politik yang disampaikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), anak SBY, Jumat (1/3).
AHY tidak sebatas mengungkapkan bahwa hanya partai pengusung utama calon presidenlah yang paling berpotensi mendapatkan efek elektoral terbesar. Lebih dari itu, ia mengekspresikan kerisauan yang amat dramatis ketika AHY bilang, jika kondisi ini berlanjut di masa depan, bukan tidak mungkin era multipartai akan berakhir, dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat.
Partai Demokrat formal mencalonkan Prabowo-Sandiaga, tetapi dalam pidato politik itu nama capres-cawapres itu tidak disebut sama sekali. Pidato itu pun dibahasakan sebagai rekomendasi untuk presiden mendatang, yang mengandung makna juga ditujukan kepada Jokowi, bila Jokowi yang menang.
Kata AHY, “Kami menyadari, Demokrat tidak memiliki kader utama yang menjadi calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024. Karenanya, tidaklah berlebihan jika melalui forum ini, kami menyampaikan rekomendasi kepada presiden mendatang, sebagai wujud kontribusi Partai Demokrat dalam memperjuangkan harapan rakyat Indonesia.”
Sikap itu menunjukkan bahwa dalam pilpres Partai Demokrat kembali berada di tengah, tidak di sini, tidak pula di sana. Inilah sikap asli SBY, yang disebutnya sebagai penyeimbang.
Kembali ke watak asli itu kiranya publik tahu hal itu terutama karena AHY gagal diplot menjadi cawapres. SBY berhasil menjadikan AHY sebagai calon gubernur Jakarta, tetapi gagal menjadikannya cawapres. Kiranya skenario alih generasi untuk AHY terhenti sementara karena pilpres memang berbeda dengan pilgub. Sampai kapan terhenti?
Apa pun alasannya AHY tidak dikontestasikan/dikompetisikan dalam pemilu legislatif. Kancah legislatif itu untuk Edhie Baskoro Yudhoyono, anak SBY yang kedua. AHY kiranya diekspos untuk menjadi penyelenggara negara di ranah eksekutif.
Hemat saya, pintu masuk tercepat bagi AHY melalui jalur political appointee. Untuk itu yang terdekat ialah duduk di kabinet dalam pemerintahan hasil Pemilihan Presiden 2019. Maka dari itu, bacalah pidato politik AHY yang berisi rekomendasi kepada presiden mendatang sebagai pernyataan politik bahwa SBY dan partainya, Partai Demokrat, sekalipun resminya mencalonkan Prabowo, siap berkoalisi dengan kubu Jokowi bila Jokowi yang terpilih menjadi presiden masa jabatan kedua.
Saya yakin syaratnya yang terpokok AHY menjadi menteri. Apakah untuk itu mereka berkeringat? Sebaik-baiknya perkara pertanyaan itu disimpan saja di dalam hati.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved