Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ISU negara bubar yang ditiupkan di Jakarta beberapa waktu lalu rupanya masih berembus di kampung kami. Banyak yang tak percaya, tapi ada juga yang menganggap benar adanya.
Selain itu, juga isu basi tentang kebangkitan PKI, negara akan bangkrut karena utang, Indonesia yang akan dikucilkan dunia karena Jokowi tak cakap berbahasa asing. Aneka kabar dusta seperti Indonesia akan jadi milik asing juga masih berembus.
Tukang urut di kampung kami, Kitu, membuka pertanyaan. “Benarkah negara akan bubar jika Joko Widodo-Ma’ruf Amin terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, Pak?”
Pernyataan negara bubar, katanya, kerap dilontarkan seorang calon anggota legislatif kabupaten dari sebuah partai yang kini gencar sosialisasi. Yang ahistoris moyang sang caleg juga tokoh PKI. Ia lupa atau tengah memanipulasi sejarah? Dulu sebagai penceramah ia membidahkan tahlilan, kini sebagai caleg sering minta tahlilan.
Saya malas menjawab pertanyaan itu sebab ini isu tak menarik buat saya. Namun, Kitu butuh jawaban.
“Kan, Pak Jokowi sudah menjadi presiden. Nyatanya negara baik-baik saja. Malah pembangunan makin gencar. Betul, enggak?”
“Betul, Pak,” seraya terus ‘menggarap’ badan saya yang ‘remuk redam’ karena meriang. Perempuan berusia 53 tahun itu terus bercerita tentang aneka iming-iming dari para caleg kabupaten yang tengah gencar sosialisasi. Sebagai tukang urut, ‘kilometer’ Kitu pasti jauh. Artinya, ia punya kemungkinan tahu tentang ‘macam-macam’ hal.
“Sekarang wakilnya Jusuf Kalla, pengusaha sukses. Kalau terpilih Pemilu 2019 nanti, Jokowi wakilnya KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Berarti dia ‘bosnya’ ulama. Dia juga dulu Rais Aam PBNU.”
“Kalau itu saya juga tahu. Hubungannya apa, Pak?” jawab Kitu, ibu beranak dua, yang tahun lalu terpilih sebagai ketua RT.
Saya sesungguhnya lebih menikmati pijatan daripada menjawab pertanyaan Kitu. Saya melanjutkan, Jokowi itu nasionalis dan Ma’ruf Amin ulama. Pengusungnya juga partai nasionalis dan agama. Inilah kelompok yang dulu mendirikan Republik Indonesia.
“Jadi dengan kombinasi itu, Indonesia mestinya tambah kuat. NU pun paling berani pasang badan untuk tegaknya Indonesia. Jadi, caleg yang ngomong Indonesia akan bubar mesti belajar sejarah,” kata saya.
Ibu dua anak itu mafhum. “Oh, begitu ya, Pak?” Ia terus membetot-betot jari kaki saya tanpa ampun. Saya menyeringai.
“Ada langganan urut saya juga bilang, nanti kalau Jokowi menang komunis akan bangkit? Partai-partai pendukungnya juga ikut membangkitkan PKI.”
“Bangkitnya pakai apa? Soalnya di Rusia negara tempat komunis dilahirkan juga sudah bangkrut. Di banyak negara juga enggak laku.”
“Jadi itu hoaks, Pak?”
“Itu dusta menjurus fitnah. Yang menyebarkan isu komunis juga sudah masuk penjara.”
“Soal bahasa Inggris Jokowi? “Kan, Jokowi udah presiden dan udah biasa berbicara di forum internasional, dan bertemu para pemimpin dunia, bahkan banyak yang minta foto bersama atau selfie.”
Kitu meremas-remas kepala saya dengan sekuat tenaga tanda akhir ‘prosesi menggarap’ tubuh saya.
Ia meminta saya sering-sering pulang kampung dan bercerita ‘kabar’ Jakarta. Saya minta ia mencatat dan merekam ‘segala hal’ yang terjadi di desa.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved