Manajemen Lidah

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
01/2/2019 05:30
Manajemen Lidah
()

KUASA jari jemari untuk menulis suka-suka bisa membuat celaka. Ada banyak contoh kuasa binalnya jemari mengantarkan mereka ke dalam jeruji besi. Itu pula sebabnya perlu manajemen jemari untuk 'menulis secara benar' menurut keadaban publik dan hukum.

Akibat manajemen tangan yang buruk, seorang ustaz juga menjadi tersangka. Ia menghajar berkali-kali dua remaja hingga berdarah-darah. Amarahnya yang meluap-luap disinkronkan dengan gerak tangan dan kakinya yang banal. Ia tak saja menabrak hukum positif, tetapi juga kepantasan sebagai pendakwah yang mestinya 'menundukkan lawan' dengan kelembutan lisannya. Bukan dengan kuasa tangan dan kakinya.

Kuasa mulut juga harus dikendalikan. Ada banyak orang menghadapi meja hijau karena mulutnya yang tajam. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang baru bebas diterungku juga karena kurang 'cakapnya' mengelola mulut. 'Mulutmu harimaumu' bukanlah aforisme tak berguna. Manajemen lisan dan pengelolaan lidah bagi para tokoh mestinya di atas rata-rata, terlebih tokoh agama.

Jujur, sambutan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj yang meminta Muslimat NU mengambil peran lebih besar dengan menafikan organisasi Islam yang lain, amat mengejutkan saya. Tak elok. Ada nada merendahkan organisasi Islam lain.

 "Peran apa? Peran (syuhudan diniyan), peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua," ujar Said Aqil dalam sambutannya di hari jadi ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno, Ahad lalu. Bagus mendorong warga nahdiyin mengambil peran di depan. Namun, kata-katanya bisa ditafsir arogan.

Bisa diduga, di tahun politik yang 'kering'meski di musim hujan ucapan Agil mengundang banyak nada; yang gerah dan amarah. Ada yang kotor lisannya. Jika NU yang paling benar, lalu di mana Muhammadiyah, Al-Wasliyah, Nahdlatul Wathon, dan yang lain lagi? Hari-hari ini ketika seluruh kekuatan Islam wasatiyyah dipopulerkan intelektual Yusuf Qardhawi asal Mesir mestinya berpadu menjadi pemandu bangsa. Bukan justru ikut membelah-belah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia meminta Said Agil mengklarifikasi ucapannya. Tak elok kecakapan menjadi imam, misalnya, dibawa ke garis organisasi. Alih-alih mengkalirifikasi, Said Aqil bahkan memperjelas apa yang ia katakan sehari sebelumnya.  "Kemarin saya katakan, khatib kalau bukan dari NU salah semua. Pada marah, biarin," katanya di Rakornas LDNU di Hotel Bidakara, Jakarta. Ia tak peduli orang marah.

Memang kita prihatin belakangan ada beberapa khatib salat Jumat kurang dibekali pengetahuan. Di sebuah masjid dekat rumah, misalnya, seorang khatib salat Jumat pernah mengatakan bahwa sekarang banyak bencana karena ulah pemimpin bangsa. "Dulu-dulu tidak ada bencana, tidak ada tsunami. Sekarang saja banyak bencana," katanya. Bukankah Indonesia daerah cincin api yang kaya bencana? Kita pun diminta bisa hidup berkarib dengan bencana.

Sang khatib tak tahu Gunung Krakatau meletus pada 1883, menimbulkan tsunami tinggi, menggelapkan separuh bumi selama beberapa hari? Ia tak tahu Gunung Agung di Bali meletus pada 1963? Ia tak tahu tsunami Aceh pada Desember 2004?
Kali lain lagi, ada khatib yang memekikkan nada intoleransi. Namun, benarkah yang menjaga kebangsaan hanya dari NU?

Saya menghargai komitmen kaum nahdiyin tentang ‘trilogi ukhuwah’, yakni ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariayah (persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan satu bangsa, dan persaudaraan sesama manusia). NU punya garis tegas soal ini.

Namun, mengaku diri NU paling benar, ya jemawa. Adalah arif jika para tokoh agama berada di garis depan dalam olah lisan dan perbuatan untuk mendinginkan dan membersihkan langit Indonesia yang panas dan kotor karena ujaran kebencian yang meruah.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima