Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MALAM ini berlangsung debat capres yang pertama diselenggarakan KPU. Sebuah tontonan yang mudah-mudahan menarik dan bermutu bagi yang melihat.
Apakah debat itu berpengaruh? Lembaga Survei Indonesia berpandangan, berkat debat, mereka yang semula tidak memilih berubah menjadi memilih. Itulah yang terjadi setelah melihat debat yang berlangsung Senin, 9 Juni 2014, malam. Dalam debat itu Jokowi mengungguli Prabowo, dan itu membuat elektabilitas Jokowi naik.
Setelah debat itu, Lembaga Survei Indonesia melakukan survei exit poll, yaitu mewawancara via telepon terhadap 2.400 responden di tujuh provinsi (Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan) yang melihat debat malam itu.
Hasilnya, 47,5% responden menyatakan Jokowi-JK membawa angin baru dalam kepemimpinan jika kelak terpilih. Sebaliknya, 36,9% responden menganggap Prabowo-Hatta kurang mempunyai program yang jelas.
Pada 2-5 Juli 2014, hampir sebulan setelah debat itu, Lembaga Survei Indonesia kembali melakukan survei, juga dengan 2.400 responden. Kali ini cakupannya nasional, yaitu responden di 33 provinsi. Mereka diwawancarai secara tatap muka. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-JK 47,80%, unggul di atas pasangan Prabowo-Hatta yang meraih 44,20%.
Dengan margin of error 2%, survei itu juga dilengkapi riset kuantitatif melalui focus group discussion (FGD), interviu mendalam, dan analisis media.
Sekilas tampaklah bahwa keunggulan Jokowi-JK hasil debat (10,6%) di tujuh provinsi berdasarkan temuan exit poll melorot ketimbang hasil survei di 33 provinsi saat Jokowi-JK unggul 3,60%. Sekalipun ketika itu elektabilitas Jokowi-JK mengalami rebound, saya tetap tidak melihat signifikansi keunggulan debat bagi terpilihnya Jokowi-JK menjadi presiden-wakil presiden 2014-2019.
Itulah pula keyakinan saya mengenai debat malam ini. Debat itu kiranya menarik untuk kelas menengah-atas, tapi tidak untuk kebanyakan rakyat.
Debat capres pertama kali diselenggarakan pada Pilpres 2004, yaitu ketika rakyat pertama kali memilih langsung presiden. Debat itu merupakan tradisi yang kita impor dari AS, dari masa Abraham Lincoln terpilih menjadi presiden ke-16 AS. Sang lawyer meraih perhatian nasional sebagai pemimpin top berkat debat mengalahkan senator Stephen Douglas pada 1858.
Dalam pilpres AS 2016, atau 158 tahun kemudian, publik menilai Hillary Clinton yang menang debat melawan Donald Trump. Nyatanya Trump yang terpilih menjadi presiden.
Kemudian terbongkarlah fakta bahwa kemenangan Trump itu gara-gara serangan berita bohong melalui media sosial yang masif dilakukan kubu Trump. Fakta lainnya ialah Rusia yang 'bekerja' di belakang berita bohong itu.
Dalam debat pilpres malam ini di negeri ini, seyogianya yang dipertandingkan kecerdasan dan kejujuran dalam debat yang beradab. Bukan adu ketajaman mulut atau kemajalan pikiran. Kiranya menjadi tontonan yang mengasyikkan bagi kelas menengah-atas, bagaimana capres-cawapres menjawab hendak ke mana bangsa dan negara ini dibawa dalam lima tahun ke depan.
Akan tetapi, bisa jadi semua itu harapan yang terlalu luhur atau terlalu naif. Kiranya baiklah tetap diwaspadai kemungkinan buruk bahwa setelah forum debat itu yang marak terjadi ketololan dan kebohongan yang disebarluaskan secara masif melalui media sosial.
Saya pun kembali mesti bilang pentingnya mendeteksi bekerjanya tangan-tangan gelap Rusia seperti terjadi di balik kemenangan Trump.
Terlalu luhur atau terlalu naif bahwa suara rakyat suara dewa samalah jeleknya dengan terlalu bercuriga atau terlalu berprasangka bahwa yang bekerja suara setan.
Buatlah di tengah-tengah bahwa pilpres memang pertarungan antara yang baik dan yang buruk, tergantung posisi kita 'melihat'. Celakanya media sosial justru bisa membuat yang 'melihat' dalam terang malah berubah 'melihat' dalam gelap.
Ralat: Dalam 'Podium' edisi Rabu, 16 Januari tertulis 'Omzet perdagangan dalam dua tahun terakhir tumbuh dengan 30% dan 40%'. Yang benar ialah 'Omzet perdagangan dalam dua tahun terakhir tumbuh tiga kali (200%) di 2017 dan empat kali (300%) di 2018'.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved