Rasa Ayem

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
10/1/2019 05:00
Rasa Ayem
()

SURVEI terbaru menunjukkan tingginya minat rakyat memilih presiden pada pemilu mendatang. Hanya 1,1% yang menyatakan tidak akan memilih/golput.

Demikian temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia yang dirilis Selasa (8/1). Survei itu dilakukan 16-26 Desember 2018 dengan sampel 1.220 responden dan margin of error 2,9%.

Yang juga menggembirakan ialah rakyat yang tidak tahu/tidak menjawab siapa yang bakal dipilih menjadi presiden hanya 9,2%. Masih ada waktu di masa kampanye ini untuk membuat mereka tahu siapa yang dipilih.

Saya pendukung Jokowi (pengakuan ini demi tegaknya etika). Sudah tentu saya merasa ayem bila pemilu diselenggarakan ketika survei dilakukan, Jokowi terpilih menjadi presiden untuk masa jabatan kedua.

Ayem karena perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin unggul 20,1%. Seandainya semua (9,2%) yang tidak tahu/tidak menjawab memilih Prabowo Sandiaga Uno, hasilnya masih bikin saya ayem, yaitu Jokowi-Amin unggul 10,9%. Bahkan, apabila margin of error negatif (-2,9%) dimasukkan, Jokowi-Amin masih unggul 8%.

Akan tetapi, apa arti rasa ayem itu? Digali lebih dalam ruang publik diwarnai perdebatan yang tidak bermutu. Kata lembaga survei Indikator,  informasi yang beredar bukan mengenai rekam jejak kinerja capres dan cawapres, melainkan isu yang menyerang personal setiap kandidat.

Emosi pemilih dibahasakan sebagai diaduk-aduk dengan bermacam isu personal yang belum tentu kebenarannya. Katanya, bila pun ada percakapan tentang kinerja, itu hanya sebatas untuk menimbulkan kemarahan publik, belum dimaksudkan untuk mencari solusi yang berbasis fakta.

Tentu tidak ada yang baru bahwa ruang publik dirasuki media sosial yang berisi kebohongan/hoaks. Seperti berjayalah post-truth. Orang tidak percaya fakta objektif. Orang lebih percaya keyakinan pribadi. Kendati demikian, survei itu menunjukkan kepercayaan yang tidak tergoyahkan.  

Betapa pun sadisnya isu yang menyerang capres secara personal, toh yang cinta Jokowi tetap saja mencintainya. Mayoritas yang mencintai Jokowi tidak percaya dengan isu-isu yang menerpa Jokowi. Demikian pula yang cinta Prabowo. Indikator menyimpulkan, "Ini membuktikan bahwa sikap partisan terhadap calon presiden menentukan sikap terhadap informasi, bukan sebaliknya."

Sikap partisan itu menghasilkan Jokowi meraih kemenangan. Saya ayem. Namun, itu tidak menghilangkan kegusaran saya bahwa sedikit atau banyak sedang terjadi kematian fakta objektif di ruang publik.

Ruang publik mestinya dipelihara bersama agar jernih dan bermutu. Rasa ayem itu seyogianya milik semua anak bangsa. Siapa pun terpilih menjadi presiden, presiden kita bersama.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima