Eksplorasi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
09/1/2019 05:30
Eksplorasi
()

PEMERINTAH akan mendorong eksplorasi minyak dan gas pada tahun ini. Sebuah pilihan tepat karena produksi migas 2018 tercatat sekitar 2 juta barel setara minyak per hari. Sementara itu, kebutuhan pada 2030 nanti diperkirakan mencapai hampir 3,5 juta barel setara minyak per hari.

Tanpa upaya untuk melakukan eksplorasi, maka bukan hanya kebutuhan migas dalam negeri yang tidak bisa kita penuhi, melainkan juga yang lebih mengkhawatirkan ialah semakin tingginya ketergantungan kita kepada impor. Sekarang ini saja antara kebutuhan dan produksi perbedaannya sudah begitu menganga.

Kita tahu industri ini bukan industri yang bisa simsalabim. Minimal dibutuhkan waktu 10 tahun dari eksplorasi sampai eksploitasi. Jadi, investasi yang kita lakukan sekarang ini, baru bisa kita mulai rasakan manfaatnya pada 2030 yang akan datang.

Mulai sekarang ini hingga 2030 kita hanya bisa berdebar-debar. Apalagi, kalau pertumbuhan ekonomi kita bisa dipacu di atas 5%, kebutuhan energi akan meningkat tinggi. Padahal, produksinya sekarang ini bukan meningkat, melainkan cenderung terus menurun.

Konsekuensi yang paling berat ialah pada neraca pembayaran. Salah satu yang berperan kepada meningkatnya defisit perdagangan dan kemudian defisit neraca transaksi berjalan ialah tingginya biaya impor untuk migas.

Setelah Blok Cepu memang nyaris tidak ada penemuan blok migas baru yang besar. Ada satu blok migas besar yang ditemukan, yakni Masela. Namun, keputusan pemerintah untuk memindahkan eksploitasi dari lepas pantai ke darat membuat perencanaan harus dimulai lagi dari nol. Paling cepat baru 2024 yang akan datang kita bisa mengeksploitasi cadangan migas tersebut.

Pertanyaan sekarang, bagaimana langkah pemerintah untuk mendorong eksplorasi migas tersebut? Boleh dikatakan, Indonesia bukan negara yang menarik lagi untuk investasi di sektor migas. Pemerintah sudah mencoba mengubah model kerja sama dengan para kontraktor migas dari cost recovery menjadi gross split, tetapi bagi banyak investor tetap tawaran itu kurang menarik.

Sejauh ini yang dicoba ditawarkan ialah insentif fiskal. Pemerintah antara lain tidak lagi mengenakan pajak mulai dari eksplorasi hingga eksploitasi. Barang operasi migas sekarang bebas bea masuk impor, juga pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah tidak dipungut atas perolehan dan pemanfaatan barang serta jasa operasi migas. Pajak penghasilan Pasal 22 untuk impor barang operasi migas sekarang juga tidak lagi dipungut, di samping pengurangan pajak bumi dan bangunan 100%.

Langkah kebijakan ini setidaknya sudah membawa hasil dengan mulai berminatnya lagi para pemain migas untuk melihat Indonesia. Apabila pada 2015 dan 2016 tidak ada satu pun perusahaan mau menawar pengelolaan blok migas di Indonesia, mulai 2017 dan 2018 lalu beberapa sudah menyatakan lagi minatnya.

Memang pemain besar, seperti Exxon, Chevron, dan Total, belum menunjukkan minatnya untuk melakukan eksplorasi baru di Indonesia. Itulah tantangan yang harus bisa dijawab apabila kita memang ingin mendorong eksplorasi yang bisa meningkatkan produksi migas dalam negeri.

Seperti halnya infrastruktur, energi merupakan barang publik yang dapat dipasarkan. Memang baik eksplorasi maupun eksploitasi migas dilakukan kontraktor kontrak kerja sama. Namun, seluruh aset yang didapatkan kemudian merupakan milik negara dan kontraktor hanya menerima bagi hasilnya. Dalam konstitusi ditetapkan, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara.

Tugas utama dari negara ialah menyediakan barang publik yang diperlukan rakyat. Dalam empat tahun terakhir ini, pemerintah menjalankan tugasnya untuk menyediakan barang publik tersebut. Pemerintah membangun jalan, mulai jalan nasional, jalan kabupaten, jalan desa, dan juga jalan tol. Demikian pula banyak dibangun pelabuhan-pelabuhan, bandar udara, bendungan, dan pembangkit listrik.

Semua itu merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk membangun negara ini agar bisa lebih maju lagi. Setelah ini pemerintah akan berkonsentrasi membangun manusia. Investasi manusia akan menjadi perhatian utama mulai tahun ini.

Secara bersamaan, pemerintah harus mempercepat investasi di bidang migas. Eksplorasi baru diperlukan agar ketika manusia Indonesia lebih terampil dan memiliki kapasitas, sudah tersedia energi yang mencukupi bagi kita untuk memacu pembangunan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Migas Dwi Soetjipto menargetkan, tahun ini akan ada investasi baru sebesar US$14,7 miliar atau sekitar Rp205 triliun. Target ini hanya bisa terpenuhi kalau para kontraktor diberikan ketenangan dan kepastian berusaha. Tidak diganggu-ganggu kepentingan politik atau keputusan yang tidak sesuai dengan prinsip bisnis migas yang umum berlaku di seluruh dunia.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima