Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BAGI para kesatria, alih tahun dimaknai dengan segenap harapan. Sebaliknya, bagi penebar kecemasan, tahun baru berarti dusta baru sebab dari kabar lancung yang sudah-sudah memang mudah menghunjam dalam ingatan kita yang pendek. Publik resah, aparat sibuk, dan pengamat semangat membincangkannya. Bisa jadi para 'pemain dusta' tertawa-tawa menghitung 'laba'.
Inilah bangsa yang tak putus dirundung dusta, yang para perundungnya orang-orang yang pandai. "Orang pandai yang tak punya hati nurani. Orang-orang terhormat yang kehilangan martabat," kata seorang aparat Polri yang diwawancarai sebuah stasiun radio terkait dengan berita bohong tujuh kontainer surat suara dari Tiongkok tercoblos untuk pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01.
Ada nada geram suaranya. Politik seperti itu telah mematikan akal sehat sebab surat suara pemilu baru selesai dicetak Maret nanti. Selama dua
tahun belakangan, katanya, bangsa ini dikepung dusta yang bersimaharajalela. Kian terasa ada kenekatan di atas rata-rata para penebarnya. Mereka lihai memainkan isu, mereka juga cakap keluar dari 'kepungan'.
Itulah ujian demokrasi masa awal yang kerap dianalogikan berada di pusaran atau persimpangan jalan. Kita butuh pemimpin yang punya visi untuk keluar dari situasi yang menjengkelkan itu. Masyarakat sipil juga harus keras menolak terseret dalam permainan merusak bangsa sendiri.
Cina, asing, aseng, PKI, anti-Islam, memang telah dikemas dalam paket jualan politik sejak Pilpres 2014. Ia telah menjadi penanda yang diasumsikan bisa membuat sentimen sampai ke ubun-ubun untuk membela capres idolanya seraya menafikan capres yang lain. Meski sudah ada yang menyadari itu permainan usang, masih ada yang memercayainya.
Tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos capres nomor 01. Satu kontainer konon 10 juta surat suara, tujuh kontainer sudah 70 juta surat suara. Artinya, di hari pencoblosan nanti, hajatan politik yang paling ditunggu itu sudah kelar. Inilah kebatilan yang harus ditertibkan.
Sudah benar Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengadukan pembuat dan penyebar berita dusta ke penegak hukum. Harapan KPU agar mereka jera. Para penebar dusta tak akan jera. Kalau jera, sejak dua redaktur Obor Rakyat dipenjara, informasi dusta mestinya selesai.
Faktanya, mereka 'pantang surut ke belakang'. Politik telah melupakan dan membutakannya sebab kebatilan yang kali lain dikutuk, kali ini dipeluk.
Sejak kampanye pemilihan presiden dibuka beberapa bulan lalu, publik belum mendapat apa-apa, selain kegaduhan dan kecemasan. Belum ada pertukaran ide, pertukaran gagasan, dan menambah pengetahuan. Politik yang mulia yang penuh noda.
Bayangkan, kita belum lupa hoaks Ratna Sarumpaet dengan kenekatan yang tak terperi. Sosok pekerja seni, aktivis HAM, pembela kaum marginal--begitu predikat yang kerap dilekatkan padanya--lalu berubah jadi penebar hoaks nomor wahid di negeri ini.
Hingga kini saya belum paham kenapa Ratna menjadi penebar hoaks berkelas, dingin, dan membius. Saya juga belum mafhum bagaimana 'deretan tokoh hebat, bahkan ada yang berpredikat ulama' tanpa visum dokter sebab Ratna ogah lapor polisi, tak menggunakan akal sehat mereka.
Respons mereka seragam, menuding penguasa di balik kejahatan yang mem-vermak wajah sutradara Satu Merah Panggung itu. Mereka masih nyaring juga bicara, seolah tanpa noda.
Para penebar hoaks dan pendukungnya tak peduli. "Siapa pun yang ceroboh dengan kebenaran dalam hal-hal kecil tidak dapat dipercaya dalam hal-hal penting," kata Albert Einstain. Dalam era politik yang bengis ini, kebenaran justru tengah diolok-olok oleh para 'pemain dusta'. Mungkin mereka tengah menyusun dusta berikutnya. Res publica (urusan publik) pun seperti tengah dibelokkan ke arah res privata (urusan privat).
Terserah siapa presidennya nanti, tapi menebar berita dusta ialah kebatilan. Ia merapuhkan kita. Harus dikobarkan terus 'jihad' melawan para penebar dusta. Agar asa bangsa ini terus meninggi, supaya tak suram masa depannya seperti digambarkan para pendusta.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved