Marah untuk Dimengerti

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
27/12/2018 05:30
Marah untuk Dimengerti
()

SEBUAH ketegasan di mata publik kiranya perlu dicanangkan bahwa tsunami di Selat Sunda bukan disebabkan gempa bumi tektonik. Tsunami itu terjadi gara-gara erupsi Gunung Api Krakatau.

Rasanya perlu ditambahkan pula kenyataan yang menyangkut kewenangan pendeteksian. BMKG tidak punya alat yang dapat menangkap kaitan aktivitas gunung api dengan tsunami. Itu bukan domain mereka. Yang mereka punya alat pendeteksi kaitan gempa bumi dengan tsunami.

Urusan erupsi gunung api merupakan kewenangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sebuah unit di lingkungan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Merekalah yang punya alat yang dapat mendeteksi kaitan erupsi gunung api dengan tsunami. Bukan BMKG.

Fakta lain yang perlu juga dikemukakan erupsi kembali Gunung Krakatau mengakibatkan alat seismometer setempat rusak. Apa yang bisa kita katakan tentang alat untuk mengukur seismik rusak akibat erupsi? Hemat saya, dia mestinya 'tahan banting', dalam semua 'cuaca'.

Malapetaka yang terjadi di Selat Sunda ialah kemarahan alam yang kembali menggugah pentingnya koordinasi kelembagaan. Siapa yang bertanggung jawab untuk mendeteksi kaitan tiga faktor alam, yaitu gunung api, gempa bumi, dan tsunami, bila serentak 'marah' di satu lokasi?

Kepada lembaga manakah negara memberi otoritas dalam satu tangan guna memprediksi kaitan tiga keganasan alam itu? Kenapa BMKG dan PVMBG tidak diintegrasikan saja di bawah satu atap? Sebagai orang awam saya pun bertanya, apakah tidak ada alat yang dapat mendeteksi bersatunya tiga keganasan alam itu?

Negeri ini punya alam yang indah untuk disyukuri dan juga alam yang ganas yang tidak dapat ditaklukkan. Alam yang ganas itu hanya dapat dimengerti dan dipahami dengan kelakuan kita yang tahu diri.

Contoh yang pertama mengenai pelancong. Telah ada pemberitahuan bahwa anak Gunung Krakatau sedang 'bekerja'. Pelancong di Selat Sunda toh datang mendekatinya. Nekat atau bodoh terkadang tiada beda.

Contoh lain tentang penduduk yang bermukim di patahan gempa. Kenapa tidak muncul kesadaran kolektif untuk menjaga agar alat pendeteksi gempa bumi atau tsunami tidak dicuri?

Contoh lain lagi tentang negara. Melalui aparat yang berkeahlian di bidangnya, negara tahu benar di mana potensi kerawanan dua serangkai gempa bumi dan tsunami. Sekarang terjadi dua serangkai yang lain, yaitu erupsi gunung api berakibat tsunami. Terbuka kemungkinan kita dihadapkan dengan tiga serangkai, terjadi tsunami serentak akibat gempa tektonik dan erupsi gunung api. Tidakkah diperlukan reorganisasi kelembagaan dan juga anggaran?

Alam yang marah mengajarkan kita untuk dimengerti. Pengertian yang besar. Belum lagi air mata kita kering karena bencana di NTB, datang bencana di Palu dan Donggala. Belum pula kering, datang bencana di Selat Sunda. Kapankah air mata kita kering?

Kata orang suci, pada hari mujur bergembiralah. Akan tetapi, pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Sang Mahapencipta seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima