Tol Trans-Jawa

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
21/12/2018 05:30
Tol Trans-Jawa
()

BAGI para 'penikmat' dan 'pelintas batas' Pulau Jawa, jalan bebas hambatan pastilah sebuah mimpi. Ada asa yang terus digantungkan setiap masa, siapa pemimpinnya. Pulau yang membuat Thomas Stamford Rafless gundah hati ketika dipindahkan, karena pulau ini 'terlalu indah dikenangkan'.

Di antara mereka ada yang berfantasi tentang Jalan Raya Pos karya Herman Williem Daendels atau 'Mas Galak'. Ada pula yang berimajinasi tentang avonturisme Muriel Stuart Walkaer (K'tut Tantri) dari Batavia-Denpasar  yang membelah Pulau Jawa, menyetir oto seorang diri di awal 1930-an.

Namun, Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1808-8011), menurut sejarawan Inggris, Peter Carey, pemimpin kejam yang tak ragu mengeksekusi mati mereka yang mengecewakan. Memang ada banyak pekerja yang mati karena kerja rodi. Itulah ikhwal Daendels dipanggil 'Mas Galak'.

Dua abad kemudian jalan raya bebas hambatan, Tol Trans-Jawa, sepanjang 1.200 km dari Banten-Pasuruan, diresmikan Presiden Joko Widodo. Mobilitas manusia dan barang harus lebih cepat, yang dalam 'teori jalan tol', bisa menghemat 70%-75% dibandingkan jalan nasional. Waktu tempuh bisa 12 jam sementara lewat jalan nasional 20 jam.

Peresmian itu tentu dengan suasana gembira. Karena sesuatu yang ditunggu berpuluh tahun dan hampir muskil, kini jadi kenyataan. Pemerintah memang perlu diingatkan soal transparansi pembiayaan, profesionalisme pengelolaan, tarif yang dinilai terlalu mahal jika dibandingkan dengan di beberapa negara ASEAN.

Namun, jika ada politikus yang memobilisasi massa untuk berdemonstrasi seraya berteriak, "Kami tidak makan infrastruktur", ini konyol. Mereka pasti para 'pemakan' insfrastruktur juga, kecuali tiap hari hanya berdiam di rumah atau bertapa di gua.

Negeri ini sesungguhnya sudah sangat terlambat dalam membangun infrastruktur. Infrastruktur yang tidak memadai menjadikan bangsa ini tak efisien mobilitasnya, tak kompetitif persaingannya. Kita sepakat, pembangunan kualitas manusia memang hal utama dan itu harus terus dilakukan.

Kita mesti sebut China. Negeri yang kini diolok-olok sebagian kita. Negeri ini melakukan reformasi politik dan ekonomi pada 1978 di masa Deng Xiao Ping. Kini selama 40 tahun negeri ini telah membangun tol sepanjang 280.000 km.

Dengan kurun waktu yang sama, Indonesia hanya bisa membangun 780 km. Padahal, kita lebih dulu memiliki tol, yakni Jagorawi. China, Malaysia, dan Vietnam, belajar dari kita. China dulu lekat dengan kemiskinan, kini menjadi kekuatan ekonomi dunia. Barang-barang China membanjir di hampir seluruh negara.

Tol Trans-Jawa, tentu butuh waktu untuk melihat dampak ekonominya. Ajakan Presiden Jokowi untuk memprioritakan menjual produk-produk UMKM di tempat-tempat peristirahatan, harusnya membuat pengusaha kecil menggeliat dan bergairah.

Bagus juga ada pertunjukan seni daerah masing-masing untuk menggerakkan pariwisata. Ini akan menjadikan para 'penikmat' dan 'pelintas batas' Pulau Jawa kian mendapatkan nilai lebih: perjalanan kultural yang asyik.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima