Ekonomi Kolaborasi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
28/11/2018 05:30
Ekonomi Kolaborasi
()

PERINGATAN ulang tahun ke-18 Metro TV tahun ini diisi curah pendapat tentang bagaimana sebaiknya kita menatap 2019 mendatang. Di tengah ketidakpastian global dan tahun politik yang cenderung ‘membelah’, kita sebagai bangsa harus melakukan yang terbaik untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Kita tahu sekarang ini Indonesia dipenuhi anak-anak milenial. Bahkan, menurut Saiful Mujani Research Center, 55% pemilih pada pemilihan umum tahun depan ialah para milenial. Merekalah yang akan menjadi penentu masa depan Indonesia.

Presiden Joko Widodo melihat kaum milenial Indonesia bukan hanya memiliki rata-rata pendidikan lebih baik, melainkan juga mereka sangat kreatif. Apa yang bisa dilakukan bangsa lain, bisa dilakukan anak milenial Indonesia. Mereka paham tentang artificial intelligence, tahu soal internet of things, cryptocurrency, dan semua yang berkaitan dengan teknologi informasi.

Anak-anak milenial itu harus diberi ruang untuk mengembangkan terus kreativitas mereka. Janganlah cara berpikir mereka dirusak oleh cara pandang sempit. Jangan pikiran mereka dijejali dengan informasi yang menyesatkan, hoaks, fitnah, dan pikiran yang memecah belah bangsa.

Dalam bidang ekonomi pun, kita harus mengedepankan kolaborasi. Sekarang bukan zamannya kompetisi untuk saling mengalahkan, melainkan saling menopang untuk membesarkan. Apalagi, ada teknologi yang memungkinkan untuk dilakukannya kolaborasi.

Kita bisa melihat bagaimana perang dagang yang dilakukan AS terhadap Tiongkok. Pembalasan yang dilakukan Tiongkok membuat akhirnya tidak ada yang menang. Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi AS yang tahun ini mencapai 3%, tahun depan akan turun menjadi 2,5%. Sebaliknya, inflasi akan meningkat karena konsumen harus membayar barang kebutuhan dengan harga lebih mahal.

Seperti kata pepatah, dalam perang itu tidak pernah ada yang meraih kemenangan. Yang kalah jadi abu, yang menang jadi arang. Tiongkok pun dibayangi pertumbuhan tahun depan yang akan melambat akibat dari pilihan perang dagang melawan AS.

Pengalaman perusahaan transportasi Blue Bird menarik untuk menjadi pembelajaran. Kehadiran taksi online yang nyaris tanpa investasi membuat Blue Bird sempat limbung. Namun, dengan adaptasi yang dilakukan serta kolaborasi yang dilakukan dengan perusahaan berbasis teknologi, seperti Go-Jek dan Traveloka, kini Blue Bird mampu tumbuh kembali.

Negara seperti Jepang dan Taiwan sudah sejak lama mengembangkan ekonomi kolaborasi. Kedua negara tersebut menjelma sebagai kekuatan ekonomi dunia bukan karena konglomerasi. Jepang dan Taiwan menjadi besar justru karena banyaknya usaha kecil dan menengah yang ada di negara itu.

UKM di Jepang dan Taiwan memang ditopang sumber daya manusia yang kuat dan mampu beradaptasi terhadap teknologi. Mereka mampu menjadi bagian dari mata rantai produksi. Perusahaan kecil dan menengah itu berperan sebagai pemasok untuk perusahaan-perusahaan besar.

Dengan sistem yang disebar banyak seperti itu, beban tidak menjadi terlalu berat. Pegawai tidak harus menumpuk pada satu perusahaan. Investasi tidak harus dikeluarkan dari satu kantong. Ekonomi kolaborasi membuat semua mempunyai peran dan kemudian menikmati bagian dari peran yang dijalankannya.

Presiden Jokowi melihat kerja sama dan kolaborasi merupakan jawaban terhadap tantangan masa depan. Hanya, itu tidak mudah dijalankan karena ini berkaitan dengan cara pandang, cara berpikir, dan cara bertindak. Harus ada kemauan untuk berubah dan menjadikan kolaborasi sebagai kekuatan.

Perekonomian kita sekarang ini agak tersendat karena ada dikotomi antarkekuatan. Seakan badan usaha milik negara dan perusahaan swasta itu ialah dua kelompok usaha yang harus bersaing dan saling mengalahkan. Perusahaan besar itu dianggap sebagai ancaman bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.

Begitu sulitnya kita hidup berdampingan. Sikap untuk saling mengalahkan begitu kuatnya. Seakan menjadi ‘raja’ itu merupakan kehebatan. Padahal, tanpa ada kekuatan yang mendampingi, posisi ‘raja’ tidak ada artinya. Ketika kita besar sendiri dan tidak ada siapa pun di sampingnya, kita sebenarnya juga menjadi tidak berarti.

Betapa indahnya apabila kebersamaan itu bisa kita bangun. Pembangunan tol yang dilakukan BUMN akan lebih menggerakkan ekonomi lebih cepat ketika kontraktor swasta di daerah dibagi juga pekerjaannya. Produsen besar mengajak perusahaan kecil untuk menjadi distributor produk mereka.

Industri besar meminta perusahaan kecil untuk menjadi pemasok komponen bagi perusahaannya. Ketika semua orang merasa mendapat peran dalam pembangunan ini, kita bukan hanya akan bisa tumbuh lebih cepat, melainkan juga meraih hidup sejahtera bersama-sama. Itulah yang harus kita lakukan bersama di tahun depan.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima