Sriwijaya dan Merpati

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
24/11/2018 05:00
Sriwijaya dan Merpati
()

DI tengah berita kecelakaan pesawat Lion Air, dunia penerbangan nasional dihentakkan berita diambilalihnya operasi perusahaan penerbangan Sriwijaya Air oleh Garuda Indonesia. Sementara itu, Merpati Nusantara Airlines memenangi gugatan untuk tidak dipailitkan dan berencana beroperasi kembali dalam penerbangan perintis di Indonesia Timur.
      
Dua berita itu menunjukkan betapa industri penerbangan masih merupakan bisnis menarik. Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sangat bergantung pada industri penerbangan untuk mempersatukannya. Namun, bisnis ini perlu dikelola dengan hati-hati karena potensi kerugiannya juga sangat tinggi.
       
Sriwijaya Air yang memiliki 50 pesawat berbadan lebar tidak mampu membangun keuangan sehat karena biaya yang lebih besar daripada pendapatan. Meski load factor-nya tinggi, karena kebanyakan biayanya dalam dolar AS, Sriwijaya Air harus menanggung kerugian. Mereka tidak mampu membayar utang perawatan pesawat kepada Garuda Maintenance Facility sampai triliunan rupiah.
       
Pilihan untuk pailit sulit diambil karena ada 5.000 karyawan bekerja di sana. Belum lagi banyak jalur penerbangan yang bergantung pada pelayanan perusahaan ini. Tidak terbayangkan dampak terhadap industri penerbangan nasional apabila Sriwijaya Air sampai dinyatakan pailit.
        
Garuda Indonesia mengambil alih operasi perusahaan penerbangan ini karena ada piutang mereka di sana. Di sisi lain, manajemen Garuda melihat masih ada perbaikan yang dilakukan, di samping bisa memperkuat pangsa pasar mereka di industri penerbangan nasional.
         
Langkah Garuda menyelamatkan industri penerbangan nasional tentu kita hargai untuk mencegah munculnya dampak buruk terhadap perekonomian nasional. Tentunya kita berharap Garuda bisa mengambil langkah tepat untuk mencegah jangan sampai beban utang Sriwijaya Air menjadi beban baru bagi perusahaan penerbangan nasional itu.
          
Sejauh ini, pasar melihat langkah Garuda sebagai sesuatu yang positif. Harga saham Garuda langsung terangkat ketika langkah pengambilalihan operasi Sriwijaya Air dilakukan. Namun, langkah konsolidasi harus dijalankan secara saksama karena periode kritis belum terlewati.
          
Kita pun ingin mengingatkan, bisnis penerbangan memang bisnis yang unik. Kalau pengelolaan baik dan pemanfaatan pesawat dilakukan dengan optimal, bisa memberikan keuntungan yang menarik. Hanya saja, efisiensi harus diperhatikan sebab ada potensi kerugian karena perbedaan nilai tukar. Penerimaan di industri penerbangan itu dalam rupiah, sementara pengeluarannya lebih banyak dalam dolar AS.
         
Garuda dalam beberapa tahun terakhir harus mengalami kerugian karena faktor itu. Peremajaan pesawat yang mereka lakukan ternyata menjadi beban berat. Apalagi harga tiket relatif sulit dinaikkan karena adanya persaingan di industri ini.
         
Kenyataan ini pantas menjadi pelajaran bagi Merpati yang hendak memulai kembali operasi mereka. Perusahaan penerbangan nasional itu sempat dipailitkan karena harus menanggung kerugian yang besar. Pilihan untuk meninggalkan penerbangan perintis dan masuk ke jalur penerbangan padat membuat mereka kalah bersaing.
         
Pilihan untuk kembali fokus melayani penerbangan perintis di Indonesia Timur tidaklah mudah karena jalur itu sudah diisi banyak perusahaan penerbangan baru. Lion Air dan Wing Air mengambil alih jalur yang selama bertahun-tahun tidak dilayani lagi oleh Merpati itu.
         
Pihak manajemen baru Merpati percaya bahwa mereka memiliki pengalaman melayani perintis. Dengan itu mereka akan lebih mudah masuk kembali ke jalur itu. Namun, mereka harus sadar bahwa Merpati bukan lagi 'raja' karena sudah banyak pemain yang melihat kawasan Indonesia Timur sebagai blue ocean.
         
Kita tentu tinggal melihat bagaimana ketatnya persaingan di industri penerbangan nasional. Siapa yang paling jeli melihat peluang dan mampu menerapkan strategi tepat, dialah yang kelak bisa memenangi persaingan.
           
Jumlah pengguna angkutan udara di Indonesia meningkat sangat pesat. Sekarang diperkirakan sudah lebih dari 120 juta orang bepergian dengan menggunakan pesawat. Bahkan bukan mustahil, dalam 10 tahun ke depan jumlahnya meningkat menjadi 200 juta orang.
          
Satu yang ingin kita ingatkan, bisnis ini jangan hanya dilihat sebagai penghasil keuntungan semata. Industri ini harus dikelola dengan memperhatikan keselamatan. Angkutan udara harus mampu membawa penumpang sampai tujuan dengan selamat. Inilah yang harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan di industri penerbangan.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima