Setelah Demokrasi Lahir Caesar

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
05/11/2018 05:10
Setelah Demokrasi Lahir Caesar
()

DUA pemimpin DPR menjadi pesakitan KPK. Mereka ialah Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.

Setya Novanto tengah menjalani hukuman penjara. Taufik Kurniawan baru saja pekan lalu dimasukkan ke ruang tahanan sebagai tersangka.

Kiranya dua tokoh itu mewakili dua era besar dalam sejarah kepartaian mutakhir. Setya Novanto mewakili partai warisan orde otoriter, yaitu Partai Golkar, sedangkan Taufik Kurniawan mewakili partai yang lahir di era reformasi, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN).

Mengatakan kedua tokoh itu mewakili partai dari dua era yang berbeda dan serentak dengan itu menyebut keduanya pesakitan KPK jelas bermaksud mengatakan bahwa belum lahir era baru yang bersih. Jangan-jangan sekarang korupsi lebih dahsyat dilakukan elite negara.

Salah satu temuan penting Global Corruption Barometer 2017 ialah penerima suap lebih banyak dilakukan mereka yang duduk di jabatannya sebagai hasil pemilihan. Setidaknya temuan itu berlaku untuk negeri ini. Mereka yang banyak ditangkap KPK ialah kepala daerah dan anggota legislatif yang menjadi pejabat publik karena dipilih rakyat.

Dipilih rakyat menunjukkan hadirnya demokrasi. Demokrasi macam apa? Bukan dari rakyat untuk rakyat, melainkan ujungnya dari rakyat untuk KPK. Itulah sekilas wajah demokrasi setelah kita hidup dalam era demokrasi yang lahir 'caesar' berkat reformasi.

Berbagai hasil survei yang saya baca menunjukkan satu perkara yang penting. Rakyat yang toleran terhadap politik uang kebanyakan (bahkan sampai 60%) tetap memilih berdasarkan hati nurani. Uang diterima, rakyat menunaikan hak konstitusionalnya sesuai hati nuraninya, selebihnya dan selanjutnya diserahkan kepada hati nurani orang yang terpilih untuk amanah atau tidak setelah mengeluarkan money politics.

Demikianlah pertanggungjawaban moral politik diserahkan sepenuhnya kepada elite terpilih. Rakyat percaya benar bahwa elite terpilih berpengetahuan mana yang baik dan mana yang buruk.

Bukan hanya berpengetahuan, mereka juga punya kebebasan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kesimpulan yang memprihatinkan ialah ternyata elite hasil pilihan rakyat gagal menggunakan pengetahuan dan kebebasan mereka untuk memilih mana yang baik dan menyingkirkan mana yang buruk secara konsisten. Kenapa?

Jawabannya pada karakter elite sebagai person. Karakter tidak tumbuh dari ruang dalam dirinya, tetapi dari luar diri, karena itu lembek menghadapi pergumulan materi. Lihatlah betapa mudah KPK menangkap mereka.

Apakah rakyat menyesal atas pilihannya? Hemat saya rakyat tidak menyesali pilihannya. Rakyat malah bersyukur mereka yang terpilih untuk berkuasa ternyata berkarakter lembek tidak amanah. Ditangkap KPK ganjarannya!

Demokrasi (termasuk yang lahir caesar) bertujuan memilih elite yang berkuasa. Bukan sebaliknya, elite yang amanah. Pernyataan itu tidak enak didengar, tapi perlu diperdengarkan bahwa berkuasa dihadirkan lebih dulu daripada amanah. Bahwa yang berkuasa ternyata amanah kiranya keberuntungan tersendiri.

Tentu saja kekuasaan negara tidak boleh diserahkan atas dasar amanah sebagai keberuntungan. Harus ada sistem untuk menumbuhkan kekuasaan yang amanah dan mekanisme checks and balances untuk mengawasinya.

Merupakan keprihatinan bangsa amanah yang diemban elite yang berkuasa tidak bertumbuh sehebat tumbuhnya demokrasi. Demokrasi kita mulanya memang lahir berkat operasi caesar (reformasi), tetapi mestinya tumbuh dewasa setelah 20 tahun, yaitu berkemampuan menghasilkan lebih banyak elite yang berkuasa dan amanah. Bukan malah yang tumbuh hebat ketangkasan KPK menangkap elite yang menyalahgunakan kekuasaan.

Jalan sejarah yang mencong perlu diluruskan. Kiranya pada pemilu mendatang demokrasi hasil caesar mampu menghasilkan elite politik yang berintegritas, yang punya dignity, yang karakternya tumbuh dari ruang dalam dirinya sehingga berkuranglah 'kerjaan' KPK.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima