Karya Anak Negeri

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
03/11/2018 05:30
Karya Anak Negeri
()

COBA hari-hari ini Anda menyempatkan diri datang ke International Convention and Exhibition di Bumi Serpong Damai. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk ketiga kalinya menyelenggarakan Indonesia Science Expo. Kita akan melihat bagaimana inovasi yang dilakukan anak-anak Indonesia.

Apa yang menarik? Anak-anak sekolah tingkat pertama dari seluruh Indonesia mampu membuat karya-karya yang membanggakan. Mereka menemukan inovasi yang mampu menjawab tantangan zaman.

Misalnya, kincir angin yang terbuat dari bambu. Ia memilih bambu karena mudah didapatkan di daerah dan tidak seperti aluminium yang bisa menghasilkan timbal ketika mengalami oksidasi. Kincir angin ini bisa menghasilkan listrik untuk keperluan rumah tangga, atau alat pengangkut sampah di sungai dengan memanfaatkan kincir air sebagai penggeraknya. Dengan menambah rotor di atasnya, kincir air itu secara bersamaan bisa juga menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.

Ada lagi penelitian dengan menggunakan frekuensi musik untuk mengurangi kerusakan kayu akibat rayap. Ternyata frekuensi dari musik rock akan membuat rayap terganggu sehingga kayu-kayu di rumah tidak habis dimakan rayap.

Indonesia Science Expo menunjukkan, anak-anak Indonesia tidak terganggu hiruk pikuk perpolitikan. Mereka terus mendalami ilmu pengetahuan dan kemudian mengaplikasikannya. Mereka menjadikan sains sebagai alat untuk menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Kalau kita ingin membangun Indonesia yang lebih hebat, janganlah semua energi dihabiskan hanya untuk mengejar kekuasaan. Negara ini tidak pernah akan bergerak maju kalau yang digaungkan selalu hanya kelemahan dan ketidakberdayaan. Padahal, begitu banyak anak hebat yang menghasilkan karya di tengah keterbatasan.

Di kolom ini kita berulang kali mengangkat tantangan yang harus bisa dijawab seluruh komponen bangsa. Kalau kita ingin menjadi negara yang hebat pada 2050 yang akan datang, kita harus mendidik anak-anak yang sekarang berusia 15 tahun. Hasil kajian Organisasi Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan (OECD) menunjukkan 42% anak Indonesia lemah dalam matematika, sains, dan membaca.

Untuk mendorong mereka agar mampu memperbaiki kualitas diri, tidak bisa kita hanya menyebarkan ketakutan. Tugas pemimpin itu ialah membangunkan idealisme, meneguhkan komitmen, dan mendorong anak-anak bangsa agar bisa meraih semua mimpinya.

Apakah kita akan bisa memperbaiki diri dan mempercepat kemajuan? Presiden ke-3 RI BJ Habibie selalu mengatakan, karena kita ini manusia yang memiliki akal, tidak ada yang tidak mungkin dilakukan. Sepanjang ada kemauan dan komitmen bersama, kita pasti akan bisa berubah.

Lihat saja laporan majalah Forbes terbaru. Ada enam perusahaan Indonesia yang bisa masuk kelompok 500 perusahaan terbaik dunia. Bank Mandiri, bahkan bisa menembus posisi ke-11. Kuncinya apa? Sentuhan dan perbaikan pada sisi sumber daya manusia dan bagaimana membuat orang betah serta mau memberikan kontribusi terbaik.

Anak-anak Indonesia ternyata tergolong manusia yang unggul. Mereka tidak kalah dari bangsa-bangsa lain. Mereka mampu menghasilkan karya-karya yang bisa dibanggakan dan diakui masyarakat dunia. Hanya kita saja sering memandang sebelah mata karya anak bangsa sendiri.

Seorang peneliti LIPI misalnya bisa menemukan alat yang bisa menambah oksigen di dalam air. Salah satunya sudah dipakai untuk membersihkan Kali Item di dekat Wisma Atlet di Kemayoran. Dengan cara itu, air sungai yang kotor bisa menjadi bersih dan tidak berbau. Bahkan, dengan alat itu ikan-ikan bisa hidup dan tumbuh.

Pasti akan lebih banyak lagi inovasi yang bisa dilakukan anak-anak Indonesia. Mereka hanya membutuhkan ruang untuk mengembangkan idenya dan mencoba mengaplikasikannya. Tentu yang namanya eksperimen ada potensi gagalnya. Namun, kegagalan itu jangan kemudian dilihat sebagai kebohongan atau ketidakmampuan. Kegagalan itu bisa jadi hanya keberhasilan yang tertunda.

Sekali lagi yang kita harus lakukan ialah terus membesarkan anak-anak Indonesia untuk tidak pernah lelah dan berhenti menggali ilmu pengetahuan. Apalagi di zaman seperti sekarang, tidak ada yang tidak mungkin. The sky is the limit.

Sayang, seperti dikatakan Presiden Joko Widodo saat membuka Indonesia Science Expo, masih ada di antara kita yang suka membuat sulit sesuatu yang mudah. Padahal, kesempatan untuk berbuat baik itu terbentang luas. Marilah kita berlomba membuat kebaikan, bukan mengumbar kejelekan dan kemarahan.


    



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima