Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PUPUS sudah mimpi Indonesia untuk menjadi tuan rumah laga sepak bola Piala Dunia U-20. Buyar sudah mimpi anak-anak timnas U-20 untuk memperlihatkan kebolehannya bersepakbola di event bergengsi tersebut.
Sampai sedemikian jauh, saya sebagai rakyat (orang) biasa, masih belum paham apa yang menjadi biang kerok Indonesia gagal menjadi tuan rumah setelah Federation Internationale de Football Association (FIFA) mengeluarkan surat yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah hajatan akbar tersebut.
Berbagai pemberitaan yang dilansir media massa– apalagi yang tersebar di media sosial, termasuk grup-grup What’sApp, terus terang tetap membuat saya tidak mudeng, bahkan bingung, berita mana yang benar? Kalau berita itu bersumber dari pejabat atau tokoh sepak bola, siapa yang paling bisa dipercaya?
Atau jangan-jangan di negeri ini sudah tidak ada lagi yang namanya 'kebenaran'. Atau jangan-jangan di negeri ini sudah tidak ada lagi pejabat yang bisa dipercaya?
Pada mulanya, banyak orang yang menyesalkan pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20. Alasannya (waktu itu)- enggak tahu mereka serius atau basa-basi- Indonesia tak sudi kedatangan timnas Israel karena di samping kita tidak punya hubungan diplomatik, juga dalam rangka membela Palestina yang masih dianggap jajahan Israel.
Terus terang saya tidak tahu, 'berdosakah' Koster dan Ganjar sehingga banyak tudingan dialamatkan kepada mereka, terutama Ganjar. Bagi para penggemar sepak bola kedua orang inilah yang membuat FIFA mengeluarkan keputusan yang sangat menyakitkan rakyat Indonesia.
Terus terang saya sendiri menganggap aneh jika gara-gara lambe turah Ganjar, FIFA langsung bergerak cepat 'menghukum' Indonesia, "Sorry ya kalian tidak pantas menjadi tuan rumah yang ramah buat hajatan Piala Dunia U-20 2023."
Mengapa? Ganjar dan Koster 'hanya' seorang gubernur. Bukan Menteri Luar Negeri RI, apalagi Presiden. Dia hanya bakal calon presiden lembaga-lembaga survei. Itu karena kebetulan tingkat elektabilitasnya paling tinggi dibandingkan nama-nama lain yang belakangan sering disebut.
Karena berstatus 'bakal calon presiden', tak ada yang bisa menjamin siapa yang bisa menanggalkan kata 'bakal' di depan kata 'calon presiden'. Gara-gara lambe turahnya soal tolakan tim Israel ke Piala Dunia U-22, Ganjar bisa jadi ke depan cuma bakal menyandang sebagai 'presiden' media sosial Indonesia, lebih spesifik 'presiden Instagram Indonesia'.
Lindungi Jokowi
Oleh sebab itu saya bisa pahami, jika para pendukung Ganjar panik akut. Bahkan membuat opini lebay di media sosial bahwa lambe turah Ganjar dalam kasus penolakan timnas U-20 Israel ke Piala Dunia U-20, memang disengaja untuk melindungi Presiden Jokowi.
Melindungi Jokowi? Sebagai orang biasa, lagi-lagi saya semakin bingung. Sebab menurut pendukung Ganjar, jika kepesertaan U-20 Israel tidak ditolak, bakal ada kerusuhan massal dan membuat negara chaos yang ujung-ujungnya akan membuat pemerintahan Jokowi jatuh.
Belakangan masih dari pendukung Ganjar, ada pula yang menyebut bahwa penolakan timnas Israel ke Indonesia hanyalah drama sepak bola. Sebab faktanya Indonesia belum siap menyelenggarakan event bergengsi tersebut. Dalihnya, FIFA jauh-jauh hari sudah meminta Indonesia agar mengundurkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Konkretnya, Presiden Joko Widodo yang menugaskan Ketua Umum PSSI Erick Thohir agar melobi FIFA yang sudah terlanjur mengeluarkan keputusan mencabut mandat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dianulir, hanya basa-basi.
Belakangan bahkan ada kabar- lagi-lagi membuat masyarakat semakin bingung- bahwa intelijen kita (mengutip intelijen Israel) sudah mencium akan ada aksi bom Bali jika tim Israel jadi datang dan berlaga main sepakbola di Bali dalam Piala Dunia U-20.
Apa iya sih? Jika pun benar, masa sih BIN, BNPT, Kepolisian lewat Densus-88, dan TNI tidak melakukan apa-apa dan langsung mengibarkan bendera putih kepada calon pelaku terorisme? Cemen amat!
Di luar dalih ngeri-ngeri sedap di atas, fakta berikut sepertinya tidak bisa dimungkiri bahwa kita punya 'turunan' konstitusi terkait dengan hubungan kita dengan Israel, yaitu Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 tahun 2019 tentang Hubungan Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Dalam Bab X Hal Khusus poin B nomor 150, terdapat beberapa larangan bagi pemda terkait dengan Israel. Aturan tersebut ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Persisnya Permenlu Nomor 3/2019 itu menegaskan bahwa pertama, tidak punya hubungan secara resmi antara Pemerintah Indonesia dalam setiap tingkatan dengan Israel, termasuk dalam surat-menyurat dengan menggunakan kop resmi.
Kedua, tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan di tempat resmi. Ketiga tidak diizinkan pengibaran/penggunaan bendera, lambang, dan atribut lainnya serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Republik Indonesia.
Keempat, kunjungan warga Israel ke Indonesia hanya dapat dilakukan dengan menggunakan paspor biasa. Kelima, otorisasi pemberian visa kepada warga Israel dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM cq Direktorat Jenderal Imigrasi. Visa diberikan dalam bentuk afidavit melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok.
Sebagai rakyat biasa, sepengetahuan saya, maaf kalau saya keliru karena kebodohan saya, Israel tidak pernah memusuhi Indonesia. Tapi demi Palestina, Indonesialah yang terus 'memusuhi' Israel. Seingat saya, ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden, ia pernah berwacana agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Gus Dur kontan mendapat cemoohan dan umpatan kebencian dari mereka yang merasa dirinya paling peduli dan berjasa buat bangsa Palestina. Agama pun dibawa-bawa. Diakui atau tidak, Permenlu Nomor 3/2019 di atas merupakan wujud pelestarian Indonesia untuk terus bermusuhan dengan Israel. Mungkin sampai kiamat tiba.
Haruskah sebagai bangsa yang cinta damai, kita terus mengabadikan kebencian kita kepada Israel? Sungguh suatu ironi (maaf) jika kebencian itu semakin diperkuat dengan alasan agama. Semoga tidak.
Menurut saya, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sebaiknya dijadikan momentum bagi bangsa ini untuk introspeksi sesungguhnya siapa kita? Masa sih pengalaman buruk dan memalukan dalam kasus batalnya kita menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 akan kita lestarikan sepanjang masa?
Bagaimana jika dalam waktu dekat tim bulutangkis Israel punya prestasi hebat ikut kejuaraan bulutangkis internasional, dan harus bertanding dengan tuan rumah Indonesia, masa sih lambe turah kita berteriak: 'Tolak!'
PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyampaikan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) akan menggelar sidang pada 15 Agustus mendatang terkait Maarten Paes.
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino di Paris.
Tim Kanada disanksi pengurangan enam poin dari Grup A Olimpiade, dan denda sebesar 200.000 Swiss Franc (Rp3,68 miliar).
Presiden AFA Claudio Tapia mengonfirmasi mereka telah mengajukan protes ke FIFA atas apa yang terjadi pada laga pertama Grup B Olimpiade 2024 itu.
Timnas Indonesia naik satu peringkat meski tidak menjalani pertandingan yang masuk dalam kalender FIFA disebabkan pergerakan peringkat selepas Euro 2024 dan Copa America.
Beredar video pemain timnas Argentina, Enzo Fernandez, meneriakkan sorakan rasis yang menghina penyerang Prancis, Kylian Mbappe kala merayakan gelar Copa America.
Kanada menang 1-0 atas Kolombia untuk memastikan diri melaju ke perempat final Olimpiade Paris 2024.
Harapan Marta untuk kembali tampil di laga Olimpiade kini tergantung apakah Brasil bisa melaju ke semifinal saat mereka akan bertemu dengan tuan rumah timnas Prancis di babak perempat final.
Argentina tampil sebagai runner-up Grup B usai menang 2-0 atas Ukraina sementara Maroko menjadi juara grup dengan kemenangan 3-0 atas Irak.
Pertandingan ketiga sepak bola putra Olimpiade Paris 2024 yang digelar Selasa (30/7) malam hingga Rabu (31/7) dini hari WIB menyajikan laga menarik. Berikut jadwal lengkapnya
Kemenangan atas Guinea membuat Prancis mengoleksi enam poin dari dua laga. Les Bleus menduduki peringkat pertama dan sulit digeser dari puncak klasemen Grup A.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved