Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OTORITAS tenis Inggris, Rabu (7/12), mengaku kecewa karena diganjar denda sebesar US$1 juta oleh ATP karena melaran petenis Rusia dan Belarus tampil di negara mereka.
Selepas invasi Rusia ke Ukraina, Asosiasi Tenis Inggris (LTA) ditekan oleh pemerintah Inggris untuk melarang petenis Rusia dan Belarus bertanding di negara itu.
Para petenis Rusia dan Belarus kemudian dilarang tampil di lima turnamen yang digelar oleh LTA termasuk Queen's Cup di London.
Baca juga: Djokovic akan Lakukan Persiapan Australia Terbuka di Adelaide International
All England Club, yang menggelar Wimbledon, juga melarang petenis Rusia dan Belarus tampil di turnamen Grand Slam tertua di dunia itu.
Akibatnya, ATP dan WTA memutuskan tidak memberikan ranking point untuk Wimbledon sebagai protes atas pelarangan itu.
Sebelumnya, WTA telah menjatuhkan denda kepada tenis Inggris dengan total US$1 juta yang dibagi menjadi US$750 ribu unruk LTA dan US$250 ribu untuk All England Club.
Selain itu, ATP mengancam akan mendepak LTA dari Tur ATP jika melanjutkan kebijakan mereka.
LTA, menanggapi denda itu, Rabu (7/12), menuding ATP tidak bersimpati dengan perang di Ukraina.
"ATP, dalam keputusan mereka, sama sekali tidak mengakui kondisi yang diciptakan oleh invasi Rusia ke Ukraina serta tanggapan dari komunitas olahraga internasional dan pemerintah Inggris pada invasi itu," ungkap LTA.
"ATP hanya memandang apa yang kami lakukan sebagai pelanggaran aturan sembari minim empati terhadap apa yang terjadi di Ukraina," lanjut organisasi itu.
Sementara itu, ATP menegaskan mereka tidak berencana mengubah sikap mereka terhadap penyelenggaraan turnamen tenis di Inggris.
"Kami bertahan pada posisi kami bahwa keputusan sepihak yang diambil oleh anggota ATP bisa mengancam kemampuan kami menggelar turnamen," tegas ATP.
Sebelumnya, ATP mendapatkan dukungan dari Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach, yang mengkritik pemerintah Inggris karena mempolitisasi hadirnya petenis Rusia dan Belarus.
"Negara tidak boleh memutuskan secara politis siapa saja yang bisa bertanding," kata Bach.
"Kualifikasi olahraga harus hanya berdasarkan prestasi bukan politis," lanjutnya.
Bach kemudian menuding pemerintah Inggris melanggar Piagam Olimpiade.
"Mengambil keputusan berdasarkan politik untuk kejuaraan olahraga jelas-kelas melanggar Piala Olimpiade dan tidak sejalan dengan misi olahraga internasional," pungkasnya. (AFP/OL-1)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
Seorang komandan dari kelompok tentara bayaran Rusia, yang kini dikenal sebagai Africa Corps, tewas di Mali setelah serangan pemberontak selama badai pasir.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat tentang potensi krisis rudal jika AS melanjutkan rencananya untuk menempatkan rudal jarak jauh di Jerman mulai 2026.
Seorang pria berusia 40 tahun, yang telah tinggal di Prancis selama 14 tahun, ditangkap dalam sebuah penggerebekan di apartemennya di pusat kota Paris.
Aplikasi pesan Telegram telah menonaktifkan monetisasi iklan untuk pemilik channel Rusia.
Otoritas Moskow menawarkan bonus pendaftaran sebesar 1,9 juta rubel (sekitar US$22,000) untuk penduduk kota yang bergabung dengan militer Rusia.
Para atlet itu dapat lolos ke Olimpiade dengan melewati pemeriksaan ganda, yang pertama dilakukan oleh federasi olahraga internasional terkait, kemudian oleh IOC.
Atlet Individu Netral (AINs) dari kedua negara tidak akan ambil bagian dalam parade delegasi dan tim di upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 karena mereka mewakili diri sendiri.
Aryna Sabalenka berusaha mencetak sejarah dengan mempertahankan gelar Australian Open saat bertemu dengan "Queen Wen" Zheng Qinwen dari Tiongkok.
Atlet dari Rusia dan Belarus telah menghadapi sanksi dari banyak cabang olahraga sejak Moskow melancarkan serangan ke Ukraina, Februari 2022.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah memperingatkan Israel dan sekutunya agar tidak melancarkan serangan terhadap Iran.
Pemimpin oposisi Belarus Svetlana Tikhanovskaya mengajak pemimpin dunia tidak mengabaikan negaranya dan tidak menjadikannya sebagai hadiah penghiburan bagi Putin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved