Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TIM Indonesia memecah dahaga medali emas di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 Konya. Lifter putri Indonesia, Siti Nafisatul Hariroh, berhasil menyapu bersih tiga medali emas untuk Indonesia saat turun di kelas 45 kg putri.
Tampil di Konya International Fair Center, Kamis (11/8), Siti menunjukkan kehebatannya dengan membukukan total angkatan 159 kg (snatch 71 kg dan clean & jerk 88 kg). Dengan hasil tersebut, Siti berhak meraih tiga medali emas di setiap angkatan.
“Perasaan saya sangat senang bisa meraih medali emas pertama untuk Indonesia dan hasil ini tidak saya duga karena saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan medali emas. Ini saya persembahkan untuk Indonesia, orang tua, dan pelatih saya,” kata Siti dalam keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia, Jumat (12/8).
Baca juga: Angkat Besi Kembali Sumbang Medali Indonesia di ISG Konya
Dalam aksinya, Siti langsung tampil unggul ketika memulai percobaan angkatan snach pertamanya yaitu 66 kg. Pada pencobaan kedua, tim pelatih memberi tambahan 3 kg untuk Siti dan kembali berhasil diangkat olehnya.
Siti menyempurnakan angkatan snacth-nya di percobaan ketiga karena sukses mengangkat 71 kg dan memperkuat posisi di antara para persaingnya.
Ia kembali menambah keunggulan lewat angkatan clean & jerk. Pada percobaan pertama, Siti berhasil mengangkat 85 kg.
Sukses serupa juga terjadi di percobaan kedua, yakni 88 kg. Hanya saja pada percobaan ketiga saat tim pelatih menargetkan 91 kg, Siti belum berhasil mengangkat. Dengan demikian, Siti membukukan total angkatan 159 kg dan berhak atas medali emas.
Sementara medali perak diraih oleh wakil tuan rumah Cansu Bektas yang mengoleksi total angkatan 151 kg (snatch 65 kg dan clean & jerk 86 kg). Sedangkan perunggu diamankan lifter Azerbaijan Nabila Ismayilova yang membukukan 121 kg (snatch 54 kg dan clean & jerk 67 kg).
“Ada sedikit nervous saat tampil di awal. Apalagi, angkatan clean & jerk sempat hanya terpaut 2 kg saja dengan Cansu Bektas. Alhamdulillah hasil saya bisa tetap di atas, meskipun ketika percobaan clean & jerk terakhir saya tak berhasil dikarenakan kurang siap karena itu bisa dibilang angkatan tertinggi saya,” kata Siti.
Selain Siti, lifter putra Indonesia Satrio Adi Nugroho berhak atas raihan tiga medali perunggu di kelas 55 kg putra. Hasil itu didapat usai Satrio membukukan total angkatan 244 kg (snatch 110 kg dan clean & jerk 134 kg).
Arli Chontey (Kazakhstan) mendapatkan dua emas dari total angkatan 253 kg dan clean & jerk 139 kg serta satu perak untuk angkatan snatch 114 kg.
Lifter Arab Saudi Mansour Alsaleem mendapat satu emas di angkatan snatch 115 kg dan dua perak untuk angkatan clean & jerk 137 kg dan total angkatan 252 kg.
Tambahan medali lainnya yang didapatkan Indonesia dipersembahkan atlet Emilia Nova. Ia meraih medali perunggu di nomor 100 m halang rintang putri dengan membukukan catatan waktu 13,59 detik.
Atlet Turki Sevval Ayaz mendapat emas dengan catatan waktu 13,21 detik. Ia disusul Naomi Akakpo (Togo) meraih perak dengan catatan waktu 13,40 detik.
Sementara itu Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk ISG Rafiq Hakim Radinal bangga akan raihan prestasi yang telah didapatkan ketiga atlet itu.
Ia berharap medali emas Siti mampu memacu motivasi atlet-atlet Indonesia lainnya untuk meraih prestasi tinggi di ISG Konya.
“Alhamdulillah akhirnya Tim Indonesia hari ini mendapatkan medali emas lewat penampilan Siti. Hasil positif juga didapatkan atlet kita Satrio dan Emilia Nova. Ini tentu tak lepas dari kerja keras yang sudah dilakukan oleh atlet, pelatih, tim CdM serta doa seluruh masyarakat Indonesia. Kita masih punya tambahan potensi medali hari ini dan saya harap dukungan dan doa dari Tanah Air,” ujar Rafiq.
Sebelum raihan Siti, Satrio dan Emilia, Tim Indonesia di ISG Konya sudah mendapatkan satu medali perak dan satu perunggu. Perak dipersembahkan Ayustina Priatna di nomor omnium elite putri. Sedangkan perunggu didapat Eki Febri Ekawati yang turun di nomor tolak peluru putri. (KOI/OL-1)
Tiga lifter andalan Indonesia yang akan berjuang di Olimpiade Paris 2024 yaitu lifter putra Eko Yuli Irawan (61 kg) dan Rizki Juniansyah (73 kg), serta lifter putri Nurul Akmal (+81 kg).
PT Pupuk Indonesia bersama tiga anak perusahaannya komiemen memperkuat dukungan untuk memajukan olahraga angkat besi nasional.
Atlet angkat besi Indonesia terus berlatih menjaga kebugaran tubuh dalam masa pemusatan latihan di Montpeiller, Prancis, menuju laga Olimpiade Paris 2024.
Rizki Juniansyah, atlet angkat besi Tanah Air, akan berlaga di Olimpiade Paris 2024. Rizki yang turun di kelas 73 kg putra berhasil meraih tiket ke Paris usai menjadi juara dunia IWF 2024 di Phuket.
Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023 di Tashkent, Uzbekistan, menjadi saksi bisu pencapaian terbaru Nurul Akmal.
ketika menjalani pelatihan nasional untuk persiapan menuju Olimpiade, waktu tidur Rizki Juniansyah ditingkatkan menjadi 8 jam pada malam hari serta 2 jam pada siang hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved