Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MESKI pernah menjalani enam kali operasi lutut dan peringkatnya jatuh hingga keluar dari 1.000 besar dunia, Jason Kubler selalu optimistis bisa menjadi petenis hebat.
Kini, petenis Australia berusia 29 tahun itu sukses melaju ke babak 16 besar Wimbledon setelah meraih kemenangan lewat pertarungan lima set melawan sesama petenis kualifikasi Jack Sock.
Kubler membukukan kemenangan 6-2, 4-6, 5-7, 7-6 (7/4), dan 6-3 dalam tempo 4 jam dan 15 menit, laga terlama di Wimbledon tahun ini.
Baca juga: Kyrgios Menangi Laga Panas Melawan Tsitsipas
Tiga kemenangannya di All England Club, pekan ini, merupakan yang pertama di turnamen Grand Slam lapangan rumput itu.
Pretasi ini tidak pernah dibayangkan Kubler, enam tahun lalu, ketika dia absen selama hampir sethaun penuh karena menjalani operasi lutut.
Operasi itu merupakan rangkaian dari operasi lutut yang dia jalani sejak remaja karena menderita gangguan lutut keturunan.
"Saya menjalani lima operasi di lutut kiri dan sekali di lutut kanan," ujar mantan peringkat satu dunia junior itu.
Untuk melindungi lututnya, Kubler memutuskan hanya bertanding di lapangan tanah liat antara 2012 dan 2015.
Dia kemudian harus absen selama setahun penuh antara 2016 dan 2017 karena harus kembali menjalani operasi lutut.
Di akhir musim 2016, peringkat Kubler merosot hingga 1.063 dunia.
"Itu adalah masa-amsa yang sulit. Namun, saya berjanji pada diri sendiri, ketika saya menjalani operasi lutut terakhir saya, bahwa saya hanya akan menikmati bermain tenis," ungkap Kubler.
"Karier saya memang naik turun namun saya bisa berkata bahwa 'Saya sangat menikmati bermain tenis'," imbuhnya. (AFP/OL-1)
Dengan kemenangannya dalam tempo 2 jam 27 menit, Carlos Alcaraz menjadi orang kedua di Era Open yang memenangi empat final Grand Slam pertamanya.
Petenis Ceko Barbora Krejcikova mmengalahkan petenis Italia Jasmine Paolini untuk meraih gelar Wimbledon,
Carlos Alcaraz menikmati momen bersama penonton Centre Court setelah mengalahkan Daniil Medvedev, mengamankan tempat di final Wimbledon.
Novak Djokovic akan menghadapi Carlos Alcaraz di final Wimbledon, mengulangi pertemuan final tahun lalu. Djokovic mengalahkan Lorenzo Musetti dalam tiga set langsung di semifinal.
Carlos Alcaraz bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan Daniil Medvedev dan mencapai final Wimbledon, di mana ia akan menghadapi Novak Djokovic.
Laga antara Jasmine Paolini dan Donna Vekic berlangsung selama 2 jam dan 51 menit, memecahkan rekor sebagai laga tunggal putri paling lama di babak semifinal Wimbledon.
Petenis Spanyol itu membutuhkan waktu 1 jam dan 23 menit untuk mengalahkan Kubler, yang berjuang keras tetapi tidak memiliki senjata untuk merepotkan juara Grand Slam 22 kali itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved